77. Curiga

618 56 17
                                    

Hari ini suasana rumah seorang park chanyeol telihat tidak seperti biasanya. Hari ini rumah mewah nan megah dengan arsitektur khas Eropa itu mulai penuh dengan sanak keluarga park chanyeol yang memang sengaja diundang oleh park Shin hye untuk menghadiri acara makan malam bersama.

Entahlah apa alasan dibalik makan malam itu, yang jelas chanyeol sama sekali tidak perduli. Bahkan saking tidak perdulinya, sampai detik ini pun dia masih duduk diam dibelakang meja kerjanya sembari mengotak-atik ponsel pintarnya. Wajahnya yang tampan terlihat begitu gelisah seolah sedang mencemaskan sesuatu.

Beberapa kali ia mengumpat tatkala panggilan yang ia lakukan tidak dijawab oleh sang lawan telefon. Membuatnya terlihat semakin tidak karuan.

"Astaga chaeng! Dimana sebenarnya dirimu! Mengapa kau tak bisa dihubungi?"

Chanyeol beranjak dari singgasananya. Berjalan mondar-mandir seperti seterika sembari terus mencoba menghubungi orang itu.

Tut! Tut! Tut!

Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi. Cobalah tut.....

"Sial!" umpat chanyeol tiba.

Pria itu mengusap wajahnya kasar. Membanting ponselnya tepat kearah tempat tidurnya yang kebetulan tepat berada didekat meja kerjanya.

Ia terlihat sangat frustasi. Tentu saja. Ketika kekasihnya tidak ada kabar hampir 3 hari lamanya, berani bertaruh siapapun pasti akan merasa khawatir bukan? Jika tidak! Itu pertanda kalian tidak benar-benar menyayangi pasangan kalian.

Begitupun Chanyeol. Pria itu sudah kalang kabut sedari tadi malam. Hari pertama ketika chaeyoung tidak bisa dihubungi, pria itu masih berfikir positif. Mungkin Chaeyoung memang sedang memiliki kesibukan sehingga tak bisa mengangkat panggilannya.

Hari kedua masih sama. Ia masih berfikir Chaeyoung sedang ada suatu hal yang sedang dikerjakan. Ya walau terkadang hatinya merasa aneh, namun ia tetap berusaha untuk ber positif thinking.

Namun, hari ketiga — entah mengapa ia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Detik itu juga pria itu pergi untuk menemui Chaeyoung diapartemen barunya. Tapi sayangnya ia melupakan fakta bahwa dirinya tidak mengetahui letak pasti dimana apartemen gadisnya itu. Bahkan orang yang beberapa waktu lalu ia temui saat mengantarkan Chaeyoung keapartemen barunyapun tak mau memberi informasi apapun pada chanyeol. Padahal pria itu sudah memohon-mohon hingga berlutut.

Chanyeol terus berusaha untuk mencari Chaeyoung bahkan sampai mengirim banyak orang untuk melacak keberadaan kekasihnya itu. Namun hingga sampai saat ini, tidak ada satupun anak buahnya yang menghubungi dirinya walau hanya sekedar memberitahu perkembangan pencarian Chaeyoung.

"Chaeyoung~ah! Dimana dirimu?"

Chanyeol menggebrak meja kerjanya dengan keras. Seolah tengah berusaha melampiaskan semua kekesalannya disana. Sedetik kemudian terdengar suara erangan kecil dari pria itu. Sebuah erangan yang menandakan bahwa dirinya sudah benar-benar frustasi karena hal ini.

"Hyung! Kau sedang apa?"

Sebuah suara berat khas milik guanlin sukses membuat Chanyeol yang masih sibuk dengan ponselnya langsung mengalihkan pandangan kearah pintu masuk ruang kerjanya — tempat dimana guanlin kini berdiri dengan wajah bingungnya yang khas.

Chanyeol kembali meletakkan ponselnya. Berjalan kearah meja kerjanya kemudian duduk kembali disinggasana pribadinya. Tangan kanan pria itu mulai sibuk mengambil beberapa tumpuk kertas yang sedari beberapa hari ini ia abaikan. Sesekali pria itu berpura-pura membaca beberapa kontrak kerja yang diajukan oleh perusahaan rekannya. Berusaha agar terlihat biasa saja didepan guanlin.

"Ada apa?" tanya chanyeol tanpa menatap adiknya.

Guanlin menghela nafas kasar sembari duduk dibangku yang berada tepat didepan meja kerja chanyeol. Melirik kearah wajah kakaknya yang entah mengapa terlihat sedikit aneh baginya. Seperti sedang cemas dan kesal.

POWER of DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang