58. Marah

688 90 6
                                    

Happy Reading!!!!

Selamat menebak!!!!
______________________________________








Tok! Tok! Tok!

"Chaeyoung~ah!!"

"Yuhuuu!"

"Where are you?"

Tok! Tok! Tok!

Chaeyoung yang sedari tadi sibuk dengan komputer kerjanya langsung berdecis sebal sembari menutup kedua telinganya. Pasalnya Song Yuqi — teman sekantornya yang paling usil itu terus menggedor pintu ruangannya dengan brutal seperti mengajak tawuran padahal Chaeyoung sudah menyuruhnya masuk sejak ketukan pertama.

Chaeyoung yakin gadis itu tengah mencoba untuk mengerjainnya. Dasar kebiasaan!

"Yuqi~ah! Sekali lagi kau mengetuk pintu ruanganku dengan brutal, aku akan melemparmu ke azkaban." teriaknya.

Tak lama terdengar suara tawa pecah dari balik pintu kaca buram ruangan Chaeyoung. Dari tawanya sepertinya Yuqi sangat merasa puas karna bisa sukses mengerjai Chaeyoung.

Oh Astaga! gadis itu benar-benar jahil.

Pintu itupun mulai terbuka perlahan menampakan seorang gadis berambut cokelat kemerahan yang panjang bergelombang, berjalan masuk kedalam ruangan itu sembari terus terkikik pelan, membuat Chaeyoung langsung menyambutnya dengan tatapan kesal nan sinis.

"Sepertinya hobbymu mengerjai orang semakin meningkat Song Yuqi." cletuk Chaeyoung dengan mata yang kembali fokus pada layar komputernya.

Yuqi masih tertawa sembari mendudukan tubuhnya dikuris yang berada tepat dihadapan Chaeyoung. Menaruh tumpukan kertas yang ia bawa dari ruangannya kemudian menyodorkannya kearah Chaeyoung.

"Aku rasa begitu." balasnya polos.

Chaeyoung yang mendengar ucapan Yuqi hanya bisa menggelengkan kepalanya pasrah. Melepas kacamata yang sedari tadi bertengger melindungi matanya dari sinar komputer kemudian mengambil tumpukan kertas itu untuk dibaca sekilas.

"Hanya ini yang harus dimintakan tanda tangan pada pak pimpinan?" tanya Chaeyoung dengan mata yang masih fokus pada dokumen ditangannya.

Yuqi mengangguk antusias. Mata gadis itu masih setia menatap kearah dokumen yang sedang dicek ulang oleh Chaeyoung. Berharap tidak ada dokumen yang ia lupakan sehingga ia tak harus kembali turun hanya untuk mengambilnya. Percayalah! Itu sangat melelahkan walau ia turun menggunakan lift.

"Apa ada yang kurang?" tanya Yuqi serius.

Chaeyoung masih terdiam. Otaknya masih fokus pada dokumen-dokumen yang tersisa kemudian setelah selesai ia kembali menaruhnya diatas meja kerjanya bersama beberapa tumpukan kertas yang nantinya akan dimintakan tanda tangan Park Chanyeol.

"Tidak! Semuanya sudah lengkap." ucapnya dengan diakhiri senyum manis.

Yuqi menghela nafas lega sembari tersenyum senang. Menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi dengan santai, mata gadis itu kini tengah fokus menatap kearah tangan Chaeyoung yang bergerak aktif diatas keyboard komputer.

"Kau sedang mengerjakan apa?" tanya Yuqi penasaran.

Chaeyoung yang mendengar pertanyaan Yuqi langsung menghentikan aktivitasnya dan menatap datar kearah gadis itu.

"Ne? Ah ini? Aku sedang membuat jadwal baru pak pimpinan untuk bulan depan." ucap Chaeyoung datar.

Gadis itu hanya mengangguk kecil. Menatap kearah seluruh sudut ruangan Chaeyoung dengan sedikit kagum. Pasalnya ruangan itu sekarang sudah jauh berbeda. Dulu saat ruangan itu digunakan oleh Im Nayeon, ruangannya tak terlihat serapi sekarang.

POWER of DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang