Saya berjanji akan vote dan spam comment cerita ini.
Jangan lupa ditepati.
Saya tahu kalian orang cerdas yang bisa menghargai karya orang lain.Typo terdeteksi? Beritahu Author yaa
Happy Reading...
"Bagaimana bisa??"
Chaeyoung menatap isi amplop itu dan membacanya beberapa kali untuk memastikan. Setiap kali ia membaca bagian total membuat nafas gadis itu tercekat.
Besar sekali hutangnya. Astaga!!
Haruto hanya diam dan menatap chaeyoung dengan tatapan khawatir.
"Nunna apa uangmu cukup untuk membayarnya??"
Chaeyoung menoleh kearah adiknya. Ia sama sekali tidak tahu apakah gajinya selama bekerja dengan chanyeol dan sisa tabungannya akan cukup untuk membayarnya atau tidak.
"Nunna tidak tahu, tapi kuharap gajiku sebagai sekretaris bisa cukup untuk membayarnya-"
Chaeyoung menaruh amplop itu kemudian ia duduk disamping adiknya."Benar uang nunna akan cukup untuk membayar hutang appa?? Aku tidak mau jika nanti rumah ini akan diambil!! Nanti dimana kita akan tinggal jika rumahnya diambil nunna??" anak itu merengek.
Chaeyoung menatap intens wajah haruto dengan sendu. Raut wajah haruto terlihat begitu resah dan sedih. Kali ini ia dapat pastikan haruto benar-benar merasa ketakutan jika nantinya mereka akan diusir. Sungguh chaeyoung sangat tidak menyukai hal ini.
"Haruto~ah, percayalah pada nuna, besok nuna akan membayar hutang appa. Kau tak perlu khawatir arasso?!" Ucapnya sembari tersenyum tulus. Tangan kanannya sibuk mengelus pucuk kepala adik kesayangannya.
"Sekarang lebih baik kita makan dan setelah itu tidur, besok kau masih harus berangkat sekolah kan??"
Haruto menganggukan kepalanya kemudian mereka memakan ayam bumbu itu dengan tenang dan nikmat. Chaeyoung menatap senang adiknya yang tengah memakan ayam bumbu dengan begitu lahap. Seketika semua beban dikepalanya hilang ketika melihat pemandangan itu.
Jam menunjukan pukul 12 malam tetapi chaeyoung masih belum juga bisa tidur. Fikirannya melayang mencari cara bagaimana ia harus melunasi utang itu.
Chaeyoung menegakkan badannya kemudian melirik kearah kalender yang terdapat diatas nakasnya.
"Bagaimana caraku melunasinya?? Aku tak mungkin membiarkan mereka menyita rumah ini..huftt mengapa hidupku rumit seperti ini!!!!" Gerutunya sembari mengacak rambutnya frustasi.
"Gajiku sebagai sekretaris belum keluar, jika aku meminjam uang pada mino oppa?? Dia pasti tidak punya!! Aigoo bagaimana ini waktunya hanya dua hari lagi untuk melunasinya."
Chaeyoung terduduk dibangku riasnya sembari menggigit kuku. Itu adalah kebiasaannya ketika sedang berfikir.
"Tidak ada cara lain lagi, besok aku harus ke Park group untuk meminta gajiku." Ucapnya dengan lantang.
"Tapi bagaimana jika si jerapah itu mempersulitku?!" Ucapnya ragu.
Kali ini ia benar-benar dibuat bingung oleh hatinya. Ketika dia sudah mantap untuk datang ke kantor pusat Park Group, seketika itu juga wajah pimpinan chanyeol selalu muncul dengan bentuk yang baginya menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
POWER of DESTINY
FanfictionKetemu sama CEO yang bawel dan menyebalkan, rasanya akan seperti apa ya? ⚠Follow dulu sebelum baca! Takut ada yang gak kelihatan 😂