Saya lebih suka kalian spam comment dicerita saya. So, Ayo spam.
Saya tahu kalian orang cerdas yang bisa menghargai karya orang lain.Typo terdeteksi? Beritahu Author yaa
Happy Reading...
"Apa syaratnya??"
Namja itu terkekeh kecil, kedua matanya intens menatap chaeyoung dari atas hingga bawah seperti sedang menilai.
"Mudah saja! Kau harus bekerja diperusahaanku sampai hutang ayahmu lunas, dengan begitu aku tak akan menyita rumahmu. Bagaimana??" tawarnya.
Chaeyoung sedikit terkejut. Ada rasa senang namun ada juga rasa bimbang di hatinya. Pasalnya ia harus mengganti hutang ayahnya dengan bekerja di perusahaan itu, yang artinya ia akan kembali bekerja di perusahaan yang sangat chaeyoung benci. Tapi disisi lain, ia juga tidak mau jika rumahnya harus disita. Sungguh dia benar-benar merasa bingung.
Apa yang harus aku lakukan sekarang?!
"Bagaimana?? Penawaran menarik bukan??"
Suara namja itu kembali membuyarkan lamunan chaeyoung.Yeoja itu masih terdiam, ia masih bingung harus menjawab apa.
Disisi lain ia tak mau bekerja ditempat itu namun disisi lainnya ia masih memikirkan haruto. Ia tak mau menjadi gelandangan dan membuat haruto menderita untuk yang kedua kalinya.
"Nona! Masih banyak hal penting yang harus aku lakukan selain melihatmu malamun tidak jelas seperti ini. Tentukan sekarang atau aku akan berubah fikiran dan mengusirmu secara paksa!"
Chaeyoung kembali tersentak, ia menatap penuh selidik kearah namja yang tengah menatap kearah alroji mahalnya itu.
Terpaksa, chaeyoung harus mengambil langkah aman demi haruto. Demi masa depan haruto yang lebih baik.
"B-baiklah aku akan menerimanya." ucap chaeyoung pasrah.
Senyum namja itu mengembang, seperti seorang pemancing yang sudah berhasil mendapatkan ikan besar.
"Kau bisa mulai bekerja besok! Jangan terlambat. -"Namja itu membalikan badannya dengan angkuh menatap kedua algojonya.
"Kalian ayo kembali!!"
Kedua orang dengan pakaian hitam itu keluar dari rumah chaeyoung mengikuti namja tua itu masuk kedalam mobil mewahnya.Chaeyoung berdecak pinggang kemudian menepuk dahinya sendiri. Sungguh setelah kepergian orang-orang itu, chaeyoung benar-benar ingin merutuki dirinya sendiri.
"Semoga keputusan yang kuambil ini tidak sia-sia. Fighting chaeng!!!" ucapnya berusaha menyemangati diri sendiri.
Chaeyoung menggelengkan kepalanya sembari berbalik menutup pintu dengan lembut.
"Kau pasti bisa!!! Demi haruto chaeng!!"Chaeyoung mendudukan tubuhnya disofa ruang tamu dengan kepala menyender dan menengadah keatas. Ia menutup kedua matanya berusaha merilekskan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
POWER of DESTINY
Fiksi PenggemarKetemu sama CEO yang bawel dan menyebalkan, rasanya akan seperti apa ya? ⚠Follow dulu sebelum baca! Takut ada yang gak kelihatan 😂