51. Luka

984 117 26
                                    

Happy Reading!!!!

Selamat menebak!!!!
______________________________________





Malam hari yang gelap. Udara dingin mulai menyapu dedaunan pohon yang mulai gugur. Seorang gadis dengan papperbag kecil di tangan kananannya tengah berjalan santai menuju rumahnya yang tak jauh dari halte bus — tempat ia turun beberapa menit yang lalu.

Hanya sendiri? Ya tentu saja. Hari ini ia memang tidak pulang bersama Chanyeol karena sore tadi ibu pria itu menelfonnya dan menyuruhnya untuk segera pulang. Padahal niat awalnya ingin mengantar gadis yang sekarang berstatus pacarnya itu pulang dengan selamat hingga sampai didepan rumah, namun Chaeyoung tidak menginjinkannya dan malah menyuruhnya untuk segera pulang.

Lihat bukankah dia baik? Oh atau dia sedang berusaha baik untuk menutupi kejahatannya?

Menghela nafas kasar. Sekelebat memori kebersamaan Wendy dan Chanyeol didalam ruangan Park Chanyeol tadi siang tiba-tiba datang dan terputar epik didalam otak Chaeyoung tanpa permisi. Membuat gadis itu menjadi semakin merasa kesal.

Ya siapa yang tidak kesal saat melihat pacarnya bersama gadis lain dan parahnya lagi adalah tunangannya?

Oke! Sepertinya Chaeyoung merasa cemburu akan hal itu.

Memandang damai kearah langit yang kosong. Sepertinya hujan akan turun sebentar lagi.

Karena dia tak ingin terkena guyuran air hujan disaat musim dingin. Akhirnya Chaeyoung memutuskan untuk berlari menuju rumahnya. Namun baru setengah perjalanan, tiba-tiba beberapa pria dengan baju serba hitam menghadang jalannya, membuat gadis itu tersentak dan langsung menghentikan langkahnya.

Dari bajunya, itu sangat percis dengan orang yang beberapa waktu lalu menyerang dirinya dan Haruto. Sungguh Chaeyoung benar-benar bingung apa sebenarnya mau mereka? Mengapa Chaeyoung selalu dikejar-kejar oleh mereka? Apa ini ada hubungannya dengan Wendy?

Chaeyoung melangkah mundur perlahan ketika orang-orang itu bergerak maju.

"Berhenti atau saya akan berteriak!" ancam Chaeyoung dengan tubuh yang gemetar takut.

Semua orang yang ada disana hanya tertawa garing. Menatap remeh kearah gadis itu. Chaeyoung rasa sepertinya mereka tahu jika Chaeyoung hanya menggertak.

Tentu saja, dijalanan yang sepi rumah seperti ini, sangat jarang orang-orang akan lewat.

Ah dasar Chaeyoung kau bodoh sekali!!

"Kau fikir kami bodoh?" ucapnya salah satu.

Chaeyoung kembali memundurkan langkahnya tanpa menjawab pertanyaan pria itu. Dalam hatinya dia terus berdoa agar dikirimkan orang yang dapat membantunya pergi dari tempat itu.

"Lebih baik aku lari!" bisiknya bermonolog.

Chaeyoung segera membalikkan badannya. Bersiap untuk lari dari tempat itu dan berfikir untuk mencari tempat yang ramai. Namun belum sempat gadis itu melangkahkan kakinya, segerombolan orang tiba-tiba datang dari arah yang berlawanan.

Chaeyoung tersentak kaget. Tubuh gadis itu tiba-tiba membeku ditempat. Sungguh dia sudah tak tahu harus pergi kemana lagi. Dia sudah terkepung dengan dua kubu yang menurut Chaeyoung sama-sama jahat.

Refleks gadis itu terduduk sembari memeluk lutut. Tangannya ia taruh diatas kepala, berusaha untuk melindungi kepalanya.

Pasrah dengan apa yang akan terjadi setelah ini. Mata gadis itu memejam, engan untuk melihat bagaimana mereka menghabisi dirinya.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Bugh!

POWER of DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang