Saya berjanji akan vote dan spam comment cerita ini.
Jangan lupa ditepati.
Saya tahu kalian orang cerdas yang bisa menghargai karya orang lain.Typo terdeteksi? Beritahu Author yaa
Happy Reading...
Chaeyoung menghentikan langkahnya ketika ia sudah berada dilobby kantor.
Bayangan mengenai bagaimana chanyeol mengejeknya sungguh membuat hati gadis itu meradang.Namja gila! Menyebalkan!! Cih, jika sikapnya terus saja seperti itu, bisa kupastikan tidak ada yeoja yang mau dengannya. Aku berani taruhan!
“Huft! Apa yang harus aku lakukan sekarang?!” Monolognya bingung.
“Astaga! Kepalaku benar-benar pusing sekarang! Ayah Ibu, lihatlah aku dan haruto benar-benar menderita karna hal itu. Tak bisakah kau membantuku? Oh astaga! Sepertinya aku mulai gila.”
Dengan langkah malas, chaeyoung kembali melanjutkan jalannya menuju halte bus yang berada tak jauh dari kantor itu.
Setelah menunggu lama diperjalanan, chaeyoungpun sampai di rumahnya.
Dibukanya pintu utama rumah itu dengan malas, yeoja itu berjalan lambat menuju sofa tamu dan mendudukan tubuhnya disana.
“Huft bagaiaman ini???” Chaeyoung memijat pangkal hidungnya kemudian ia memejamkan matanya hingga tiba-tiba rasa kantukpun menyerangnya. Dia benar-benar lelah hari ini, dan lagi semalam ia sama sekali tidak tidur akibat terlalu memikirkan hutang ayahnya.
Oh aku tahu!
Sebuah ide tiba-tiba masuk kedalam fikirannya. "Ah! bodoh mengapa aku tak mencoba mencari pinjaman uang saja!!" Ucapnya sembari menepuk dahinya.
"Aku akan meminjam uang lalu membayar hutangku pada mereka kemudian nanti aku bisa mencari pekerjaan baru agar bisa membayar utangku pada teman-temanku." Ucapnya bermonolog. Ya mungkin seperti itu hasilnya jika semuanya lancar, namun bagaimana jika nanti tidak ada yang membantunya?
Dasar pemikir cetek!
"Oke chaeyoung ayo kita cari pinjaman uang!! Fighting!!!!" Chaeyoung berjalan dengan tegas menuju halte bus lagi. Entah untuk kesekian kalinya chaeyoung keluar masuk bus kota.
Chaeyoung terus menatap kearah pemandangan di luar jendela bus, namun fikiranya sedang kalut mencari orang yang kira-kira dapat ia pinjami.
"Apa lebih baik aku meminjam jennie??" Ucapnya sembari mengetuk-ngetuk dagunya seperti sedang berfikir.
"Tapi jennie kan sedang kuliah, dan pasti dia sangat membutuhkan uang yang banyak untuk biaya kuliahnya." Bisiknya mempertimbangkan.
"Emm apa mino oppa saja?? Diakan selalu bisa membantuku, siapa tahu sekarang dia juga bisa membantuku. Semoga saja."
"Yah! Lebih baik sekarang aku datang kecafe."
•Power Of Destiny
Chayeoung turun dari bus menuju cafe dimana tempat ia bekerja beberapa waktu yang lalu sebelum dia dipaksa oleh chanyeol bekerja dengannya secara kontrak.
Dengan perasaan was-was chayeoung membuka pintu cafe dan berjalan menuju salah satu meja.
Tidak ada yang berubah dari cafe itu sejak beberapa hari yang lalu, masih ramai dan tentunya sibuk. "Eoh chaeyoung!!!" Panggil seseorang yang tak lain adalah mino.
KAMU SEDANG MEMBACA
POWER of DESTINY
FanfictionKetemu sama CEO yang bawel dan menyebalkan, rasanya akan seperti apa ya? ⚠Follow dulu sebelum baca! Takut ada yang gak kelihatan 😂