60. Salah Jennie

617 92 9
                                    

Happy Reading!!!!

Selamat menebak!!!!
______________________________________







Brak!!!!

"Aaaa!!!!"

Jennie mendadak membeku ditempat dengan kedua tangan refleks menutup kedua telinganya takut. Matanya menatap kearah jalanan yang kini terdapat bercak berwarna merah diatasnya.

Jennie langsung berlari kearah Chaeyoung yang kini sudah tergeletak ditempat yang sedikit jauh darinya akibat terseret mobil yang menangkap tubuh Chaeyoung setelah Jennie mendorongnya kuat.

Menatap tubuh sahabatnya yang penuh bercak darah. Mendadak kaki Jennie terasa sangat lemas seperti tidak ada urat nadi didalamnya.

Gadis itu terduduk disebelah sahabatnya dengan raut wajah kebingungan. Ia tak tahu harus melakukan apa sekarang, otaknya mendadak blank seketika. Bahkan jalanan itu sangat sepi saat ini. Tidak ada orang yang lewat satupun, membuat Jennie semakin merasa kebingungan.

"chaeng?!" panggilnya sembari mencoba untuk menemukan urat nadi dipergelangan tangannya. Menggoyang-goyangkan pundaknya berharap adanya respon dari Chaeyoung.

Namun sayang, dia hanya bisa menemukan denyut nadi lemah tanpa mendapat respon tubuh Chaeyoung.
Panik? Tentu saja! Dia benar-benar tak tahu harus melakukan apa sekarang. Ia takut! Bagaimana jika nanti dia yang disalahkan dalam hal ini. Ingin rasanya Jennie meninggalkan Chaeyoung disini, tapi itu tak mungkin. Dia akan benar-benar merasa bersalah jika terjadi hal yang buruk pada Chaeyoung.

"Chaeng bangun!!"

"Chaeng sadar, please!!"

Karena tidak mendapat respon dari tubuh Chaeyoung. Akhirnya Jenniepun memilih untuk berteriak. Berharap ada seseorang yang mendengar dan menghampirinya.

"TOLONG!!!!" teriak Jennie ditengah tangisnya. Matanya menatap kearah sekeliling. Namun ia sama sekali tidak menemukan satu orangpun yang datang membantunya.

Hingga matanya tertuju pada mobil yang menabrak Chaeyoung tadi berhenti tak jauh dari mereka. Kaca depannya sedikit terbuka, menampakan seorang pria yang menurut Jennie juga tengah menatap kearah mereka.

Tunggu! Bukankah mereka seharunya bertanggung jawab atas hal ini? Tapi mengapa raut wajah mereka seperti orang yang tengah merasa senang?

Setelah memikirkan hal janggal itu. Jennie segera teringat akan cerita yang pernah Chaeyoung ceritakan padanya. Tentang ia yang dikejar-kejar dan berusaha dihabisi oleh ayah tirinya demi bisa membawa Haruto kembali kedalam cengkraman pria itu. Sontak gadis itupun langsung berspekulasi bahwa orang yang menabrak Chayoung tadi adalah  orang-orang kiriman ayah tiri sahabatnya itu.

Jennie mengangkat kepala Chaeyoung dari pangkuannya. Berniat untuk menghampiri mereka. Namun tiba-tiba niatnya urung karena ia teringat bahwa Chaeyoung lebih penting daripada mobil itu.

"TOLONG KAMI!!!" teriaknya lagi. Namun sayang, sepertinya tidak ada yang mendengar teriakannya.

"Chaeng bertahanlah! Hiksd! Bertahanlah ku mohon!"

Jennie segera mengambil ponsel didalam saku celanya. Mendial nomor Yanan kemudian menaruhnya didekat telinga.

"Jennie~ah! Diman—"

"Yanan~ssi! Tolong aku hiksd! Tolong!"

"Ada apa Jennie~ah?" paniknya.

"Chaeyoung —"

"Kecelakaan!"

—|•|—






"Bagaimana? Apa kau sudah berhasil membunuhnya?"

POWER of DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang