Chapter 5

11K 304 3
                                    

Setibanya ia di rumahnya, Damien langsung mengitari seluruh rumah itu. Dari luar hingga ke dalam lagi. Gadis itu tidak ada. Benar apa kata Kevin, penjaga yang menghubunginya tadi. Dengan langkah buru-buru ia langsung keluar lagi untuk menemui seluruh penjaga yang ia percayakan untuk menjaga Stella.

"Kalian tidak melihatnya keluar?!" tanya Damien dengan nada marahnya.

Semuanya menggelengkan kepalanya.

"BAGAIMANA KALIAN BISA LENGAH?! GADIS ITU SENDIRI DAN KALIAN ADA EMPAT BELAS! BODOH KALIAN SEMUA!"

Semuanya terdiam untuk beberapa waktu.

Lalu ada satu dari penjaganya yang melangkah maju. Damien menoleh. "ADA APA?!"

Penjaga yang tadi membukakan pintu gerbang untuk Stella pun membuka mulutnya. "Tadi pagi ada seorang gadis yang keluar. Ia bilang namanya Emily Mikaelson. Katanya ia sepupu jauh anda, Sir."

Damien memutar matanya seraya menghela nafasnya kasar. "KAU SEHARUSNYA MEMASTIKANNYA DULU ATAU MENGHUBUNGIKU! ITU GADIS YANG KU SURUH KALIAN JAGA. NAMANYA BUKAN EMILY MIKAELSON ATAU APALAH ITU! DIALAH STELLA MARTEL! SIALAN!"

Damien langsung masuk ke dalam mobilnya lagi dengan terburu-buru dan melaju menuju ke rumah keduanya Alex, rumah pelariannya jika ia sedang bertengkar dengan Valerie.

Damien selalu dapat mengandalkan sahabatnya itu. Ia mempunyai perusahaan intel swasta paling sukses di Amerika. Maka itu Damien bersyukur mempunyai Alex sebagai sahabatnya.

* * * * *

Tidak sampai setengah jam, Damien sudah sampai di depan rumah sahabatnya itu yang berada di Calabasas. Dengan tidak sabaran ia menggedor pintu rumah berwarna putih itu dengan sangat kencang.

Damien berdecak sebal. Saking tidak sabarnya, ia mengambil pistol yang sudah ia pasangkan peredam di kantungnya lalu mengarahkannya pada kenop pintu rumah Alex.

Pintu terbuka bersamaan dengan Alex yang terlihat sedang menuruni tangga dengan langkah panik. Melihat wajah sahabatnya itu Damien dibuatnya tertawa.

Dan disaat menyadari bahwa Damien lah yang membobol pintu rumahnya, Alex jadi lega.

Alex pun ikut tertawa. "Wajahmu seperti orang tolol tadi, Al!" Damien lanjut tertawa lagi dibarengi dengan Alex yang menonjok bahunya.

"You little shit! Jika kau sampai menembak pintu rumahku seperti itu berarti kau sedang ada sesuatu yang urgent. Ada apa?" tanyanya pada sahabatnya itu seraya mengajaknya masuk ke dalam ruangannya sebelum akhirnya keluar lagi untuk mengambil botol minuman.

Damien tidak tahu harus memulai darimana dan juga pasti sahabatnya itu akan berpikiran bahwa kini dirinya sudah dapat peduli pada seseorang yang baru. Damien tidak mau jika ia terlihat lemah.

Tapi jika ia tidak memberitahukan pada Alex sepenuhnya, pasti lelaki itu tidak mau membantunya. Alex sangat menjunjung kejujuran dan keterbukaan.

"Aku meminta bantuanmu, tapi kumohon jangan berpikiran kalau aku peduli dengan gadis itu. Okey?"

Alex menggelengkan kepalanya. "Aku tidak dapat menjanjikan itu, kawan."

"Son of a bitch!"

Alex terkekeh seraya membawakan satu botol minuman kesukaan sahabatnya itu setelah memerintahkan salah satu dari lima anak buahnya yang ada di rumahnya untuk memperbaiki pintu rumahnya yang Damien hancurkan itu.

Whiskey The Dalmore 62. Whiskey termahal di dunia yang harga satu botolnya dapat mencapai dua miliar itu. Alex memberikannya pada Damien.

Hanya pada Damien.

Irresistible Touch | Irresistible Series #1 (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang