Epilogue

5.5K 66 0
                                    

Satu tahun kemudian
Palácio de Queluz, Lisbon, Portugal
Tidak pernah terlintas dipikirannya kalau di kemudian hari Damien Mikaelson akan menikahinya di sebuah palace yang sangat amat cantik. Saat pertama kali ia menginjakkan kaki disana, yang dapat ia lakukan hanyalah menatap dengan kagum bangunan tersebut.

 Saat pertama kali ia menginjakkan kaki disana, yang dapat ia lakukan hanyalah menatap dengan kagum bangunan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanya dalam waktu tiga bulan, Damien—dengan sedikit bantuan Valerie—berhasil mempersiapkan pernikahan mereka berdua. Mungkin kalian bertanya kenapa lebih banyak peran Damien dalam persiapan tersebut. Alasannya karena pria itu ingin Stella tidak terlalu membebani pikirannya dengan mengurus semua hal ini. Valerie adalah contoh nyatanya dan Damien tidak ingin hal itu terjadi pada Stella, terlebih lagi setelah mengetahui bahwa wanita yang hari ini akan menjadi istrinya tengah mengandung anak kedua mereka.

Their rainbow baby.

Jadi, Damien hanya membiarkan Stella untuk memilih gaun pernikahannya sendiri beserta wedding after party dress, robe, heels, dan juga perhiasan yang ingin ia pakai, kemudian karangan bunga yang akan dipegangnya, riasan wajahnya, lagu yang akan mengiringinya menuju pelaminan, dan yang paling penting adalah cincin yang akan terpasang di jarinya untuk seumur hidupnya.

Selama ia bersiap-siap di ruangannya yang terpisah dengan calon suaminya, jantung Stella berdegup dengan cukup kencang, maka dari itu selama wajahnya dirias oleh Mario Dedivanovic, ia mengenggam tangan sahabatnya yang juga merekomendasikan Mario padanya. Stella percaya dengan rekomendasi dari Valerie lantaran sahabatnya itu menemui para MUA setiap harinya untuk merias wajahnya.

  "Hanya dalam beberapa jam lagi, aku akan menjadi istri Damien. Bisakah kau mempercayainya, Val?"

Valerie mengangguk sambil mengelus lembut tangan sahabatnya itu dan tersenyum dengan sangat lebar. Saking bahagianya, bahkan ia hampir saja merusak riasan wajahnya dengan air matanya.

Selama menemani Stella mengurus perihal semua persiapan pernikahannya sampai saat ini, Valerie tidak mungkin tidak memikirkan pernikahannya yang gagal. Di lubuk hatinya yang terdalam, bukan pesta pernikahannya lah yang ia inginkan, melainkan Alex. Tetapi, Alex adalah masa lalunya yang harus ia lupakan dan ia kubur sedalam-dalamnya.

  "Val," panggil Stella setelah ia menyadari perubahan dari raut wajah Valerie. "Apa yang mengganggu pikiranmu saat ini? Bicaralah padaku."

Dengan cepat Valerie menggelengkan kepalanya dan mengembalikan senyumannya kembali.

  "Apa maksudmu, Stella? Aku baik-baik saja. Aku bahagia untukmu," ucap Valerie dengan sungguh-sungguh. "Sahabatku akan menikah hari ini. Tidak ada yang lebih penting dari itu. Tidak ada yang lebih penting dari kebahagiaan yang pantas untukmu, Lexi. Aku menyayangimu."

Untuk pertama kalinya Stella mendengar Valerie memanggilnya dengan panggilan masa kecilnya lagi dan hal itu membuatnya emosional.

  "Oh, Valerie. Jangan membuatku menangis, kumohon. Aku tidak ingin usaha Mario untuk membuatku tampak cantik menjadi sia-sia," ucapnya sambil tertawa.

Irresistible Touch | Irresistible Series #1 (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang