Chapter 42

2.7K 114 5
                                    

Banyak hal yang Stella takuti di dalam hidupnya dan bertemu dengan seluruh anggota keluarga Damien setelah kejadian yang terjadi di malam resepsi Kol Mikaelson adalah salah satunya. Entah apa yang harus ia lakukan malam nanti selain menundukkan kepalanya agar dirinya tidak perlu untuk menangkap semua tatapan benci dan jijik dari semua orang yang akan datang pada malam hari ini, terutama Hayley Mikaelson.

Stella tidak akan berharap banyak akan apa yang terjadi malam nanti. Ia tidak tahu kenapa Damien begitu semangatnya untuk mengajaknya tinggal kembali di rumahnya yang di Somma Way, serta mengundang seluruh keluarganya untuk makan malam bersama dengannya. Damien mengatakan bahwa ada hal yang harus ia beritakan pada keluarganya.

Kalau mengenai berita kehamilannya, Stella rasa tidak mungkin. Bukan berita tersebut yang ingin tunangannya itu sampaikan pada pihak keluarganya. Ada hal lain yang kelihatannya lebih penting, tapi ia tidak yakin apa.

Pada saat dirinya bertanya pada Damien, jawabannya tidak memuaskan. Pria itu hanya menjawab, "Kau akan mengetahuinya nanti dan aku yakin kau akan lebih dari kata bahagia nantinya. Mungkin melebihi perasaanmu saat aku melamarmu kemarin."

Mendengar itu, Stella semakin bertanya-tanya di dalam hatinya. Lantaran, baginya mendapat lamaran dari Damien merupakan hal terbaik yang pernah ada di dalam hidupnya. Ironis, bukan? Ia jatuh cinta dengan pria yang seharusnya ia benci, walaupun sejujurnya ia pernah membenci Damien untuk beberapa saat.

He's my biggest plot twist.

Pada saat ia sedang bersiap-siap dengan makeupnya yang baru saja ia beli bersama Damien sepulang dari rumah Xavier, tidak lama kemudian ia mendengar suara yang berasal dari luar kamarnya yang memanggil namanya. Ia tahu benar suara siapa itu.

"Valerie!" seru Stella setelah mendapati Val masuk ke dalam kamarnya dengan senyuman yang sudah terpasang lebar di wajahnya. Stella bangkit dari kursi riasnya dan langsung memeluk Valerie yang sudah lebih dulu melebarkan kedua tangannya.

Setelah melepaskan pelukan, Valerie langsung mengambil tangan kiri milik Stella untuk melihat cincin yang terpasang di jari manisnya.

"Dia benar-benar melamarmu!" pekik Valerie dengan histeris. "Stella, I'm happy for you! Ya Tuhan, aku tidak menyangka kalau Damien akhirnya melamar orang yang tepat."

Stella tertawa sebelum bertanya, "Sudah ada siapa saja di bawah? Apa... ibunya sudah datang?"

Valerie menggelengkan kepalanya seraya menuntun Stella kembali ke meja riasnya untuk menyelesaikan riasan wajahnya yang belum selesai karena kehadiran dirinya.

"Kalau Xavier?" tanya Stella. "Dan Greyson?"

"Aku tidak melihat mereka berdua di bawah. Hanya ada aku dan Alex," jawab Valerie. "Mungkin beberapa saat lagi seluruh keluarganya datang. Kau sama khawatirnya dengan Damien. Damien khawatir kalau nantinya mereka semua tidak datang, sedangkan kau... Kau khawatir jika mereka semua datang, terutama Aunty Hayley."

Yang dikatakan oleh Valerie benar. Ia khawatir dan takut jika benar semua keluarga Damien akan berkumpul malam ini bersama dengan dirinya. Ia tahu ia tidak diinginkan di tengah-tengah mereka.

Valerie menyentuh tangan Stella dan tersenyum untuk sedikit menenangkannya. "Stella, kau akan baik-baik saja. Aku harap Damien tahu apa yang sedang ia lakukan."

Stella menganggukkan kepalanya sebelum kembali menyelesaikan riasannya karena waktu hampir menunjukkan pukul delapan malam. Tidak lama setelah ia selesai merias wajahnya, Damien masuk ke dalam kamar mereka untuk menghampiri Stella yang masih bersama dengan Valerie.

  "I should go downstairs," kata Valerie setelah Damien memasuki kamar.

Setelah Valerie sudah keluar dari kamar mereka, alhasil hanya meninggalkan mereka berdua disana.

Irresistible Touch | Irresistible Series #1 (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang