Chapter 20

5.4K 168 4
                                    

  "Stella!" Akhirnya setelah dua hari berlalu, Damien pun membuang jauh-jauh harga dirinya untuk memanggil gadis itu duluan, gadis yg malam itu– Baiklah, lebih baik tidak perlu dibahas lagi.

  "Aku ada di dapur!" sahut Stella yang sedang mengaduk Mushroom Sauce.

Saat sudah berada di dapur dan melihat keberadaan dari gadis yang dia panggil tadi, Damien pun mendekati Stella.

"You avoiding me." Stella hanya melirik pria itu dengan ekor matanya sebelum menjawab.

"Kau berpikir demikian?" tanya Stella sambil mematikan kompor listrik tersebut karena saus buatannya sudah matang.

"Ya, tentu saja! Setelah kejadian malam itu kau tidak keluar dari kamarmu, Stella. Kau menghindariku karena aku tidak sengaja memuntahimu–"

"Dan kau tidak meminta maaf, Damien!"

Damien terdiam dengan mata gelapnya yang tidak dapat beralih dari Stella.

"Aku meminta maaf, Stella. Begini saja– Kau sangat sensitif," kata Damien tanpa berpikir dua kali. "Kau sedang datang bulan?"

Shit.

Aku tidak mengingat kalau datang bulanku telat.

AKU TELAT DATANG BULAN?!

Kini giliran Stella yang terdiam memikirkan jadwal datang bulannya yang terlambat dan itu berarti– Tidak. Stella membuang pikiran itu jauh-jauh. Sejauh yang ia bisa.

Stella menggelengkan kepalanya, berusaha untuk menepis pikiran itu. Ia tidak mungkin hamil. Ia berusaha sekuat mungkin untuk memunculkan pikiran positif. Di dalam hatinya, Stella terus menerus mengatakan kalau ia telat datang bulan karena terlalu capek belajar, membuat Resume, dan stress memikirkan apapun itu yang menyangkut dengan Yale.

  "Kau tidak hamil, Stella. Kau hanya stress memikirkan Yale. Semuanya akan baik-baik saja. Tidak ada yang perlu kau pikirkan."

Stella mengatakan pada dirinya sendiri dengan suara sekecil mungkin karena ia tidak mau kalau Damien mendengarnya dan mengetahui apa yang ia takutkan.

  "Apa yang tidak perlu kau pikirkan?"

Fuck! Damien mendengarnya. Walau ia tidak mendengar soal 'hamil'.

Stella membalikkan tubuhnya untuk menemui mata gelap milik Damien dan menggelengkan kepalanya.

Pria itu mendekat kearahnya. Lebih dekat lagi. Kemudian tangan besar Damien menangkup pipi Stella.

  "Aku sungguh menyesal atas kejadian malam itu, Stella," kata Damien dengan lembut.

Damien memang bersungguh-sungguh mengatakan permohonan maaf itu. Bukan hanya untuk satu kesalahannya, tapi juga untuk kesalahannya di club.

Tatapan Stella melembut. Damien dapat melihat kalau gadis itu memang sudah menunggu permintaan maaf darinya dari dua hari yang lalu.

Stella mengangguk yang berarti ia sudah memaafkan pria itu. Walau belum sepenuhnya. Ia masih kesal karena ingatan akan muntahan itu masih melekat didalam benaknya.

  "Kau tidak pergi malam ini, kan?"

Damien menggeleng. "Kenapa?"

Mata Stella melirik kearah panci yang berisikan Mushroom Sauce buatannya dan juga Grilled Chicken yang sebentar lagi akan matang dari dalam oven.

  "Aku membuat makan malam," gumam Stella tanpa menatap mata Damien karena ia terlalu gugup.

Telunjuk Damien mengangkat dagu Stella agar ia dapat melihat mata hazel Stella yang sangat cantik dan yang sangat ia rindukan.

Irresistible Touch | Irresistible Series #1 (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang