Chapter 36

3.7K 92 0
                                    

"Aku akan selalu menemukanmu, Stella."

Damien menjawab pertanyaan dari perempuan yang baru saja bertanya bagaimana ia dapat menemukannya. Stella mengangguk, tanpa menengok kearah Damien. Sejak tadi Stella enggan untuk menatap Damien, seakan ia tidak mempunyai harga diri untuk memandangnya.

Mengingat Damien melihat apa yang terjadi diantaranya dan Pierce membuat Stella memiliki alasan yang kuat untuk malu.

Ingatan tersebut menyebabkan tangisan Stella keluar lagi. Ia mencoba menahannya agar Damien tidak menyadarinya dengan menggigit bawah bibirnya dengan kencang sampai darah menetes.

Namun, usahanya untuk menyembunyikan tangisannya gagal karena Damien menyadarinya dan pria itu langsung menepikan mobilnya dengan cepat.

  "Stella," ia menarik dagu perempuan itu dengan lembut, tapi Stella menahan kepalanya agar tidak menghadap Damien.

"Look at me, Stella." ucap Damien. "Let me see your face, don't hide it from me."

Saat Stella menghadapkan wajahanya pada Damien, pria itu langsung mencium bibirnya yang mana robek akibat Stella menggigitnya terlalu kencang. "Come here. Oh, baby."

Damien menarik Stella ke dalam dekapannya. Ia akan membiarkan Stella menangis untuk beberapa saat. Selain hormon kehamilan Stella yang menyebabkan perempuan itu sangat sensitif dengan perasaannya, situasi yang baru saja dialami oleh Stella juga sangat mendukung alasan dari tangisannya yang terus menerus mengalir.

  "I'm sorry, Damien. Once again, i'm so sorry. But, why did all the bad things always happened to me? I– i'm not a bad person. Right, Damien? I'm not perfect, i know, and i'm no saint either. But do i really deserved all of these things?"

Masih sambil mendekap dan mencium puncak kepalanya, Damien menjawab dengan suaranya yang sangat lembut, "No, little deer. The truth is that you only deserve every wonderful thing in this world. In this entire fucking universe. Only a good thing."

Sadly, excluding me.

Damien mencium kedua kelopak mata Stella, berharap dapat menghentikan air mata yang terus mengalir seakan tiada habisnya.

  "Listen to me, Stella. You are not a bad person," ucap Damien sambil menunjuk kearah Stella. "You are not a bad person, Stella. You've never been a bad person and you never will be. You are..."

Damien menghela napasnya.

  "You are my precious little angel, Stella."

Stella menatap Damien dengan tatapan ketidakpercayaan. Ia tidak percaya apa yang baru saja ia dengar. Namun, ia tidak bermimpi. Ia jelas tidak bermimpi dan Damien juga jelas sedang tidak bercanda atau hanya berbicara omong kosong.

  "Aku tidak bisa kehilanganmu untuk kesekian kalinya lagi, Stella. Tidak akan kubiarkan hal seperti ini terjadi lagi padamu. Aku tidak ingin gagal menjagamu, Stella. Jika aku gagal menjagamu, lalu bagaimana aku mampu menjaga anak kita yang ada didalam perutmu?"

Stella terdiam. Ia hanya memandang wajah pria yang sudah membuat hidupnya jungkir balik, namun walau begitu, Stella masih mencintainya.

"Jika sesuatu yang buruk menimpamu lagi karena diriku, Stella, aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri lagi," tutur Damien sambil menyeka darah di bibir Stella. "I promise i'll keep you and our baby safe, little deer."

Tutur kata Damien sangat membuat Stella tersentuh dan juga tersenyum. Stella meraih tangan Damien yang masih menyentuh pipinya dan menciumnya.

Setelah melepaskan ciuman tersebut, Stella menyandarkan dahinya pada milik Damien dan keduanya saling bertatapan sambil melemparkan senyuman kecil untuk sejenak. Jika waktu dapat dihentikan untuk sesaat, Stella ingin waktu itu berhenti sekarang juga. Membiarkan Stella dan Damien diposisinya saat ini.

Irresistible Touch | Irresistible Series #1 (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang