Chapter 24

4.6K 146 3
                                    

Pernikahan pamannya Damien, Kol, sangatlah penting bagi keluarganya karena akhirnya anak bungsu dari keturunan kakeknya akan menikah, setelah sekian lama menunggu.

Makanya itu acara yang diadakan akan sangat banyak dan besar. Contohnya seperti Mikaelson's Big Brekkie atau "sarapan sakral ala Mikaelson" yang akan selalu diadakan di rumah kakek dan neneknya Damien. Mikael dan Esther.

Tidak tahu kenapa bisa disebut "sarapan sakral" karena tentu saja tidak ada peraturan atau larangan yang terlalu ekstrem atau rada aneh pada saat berada di meja makan. Sama seperti sarapan biasa sebenarnya, hanya saja sarapan dapat dimulai disaat semua anggota keluarga sudah berkumpul, lalu tidak boleh ada yang memegang ponsel selama sarapan, dan juga piring dan gelas tidak boleh kosong.

Kini Damien dan Stella sudah kembali dari Connecticut dan langsung ke rumah kakek dan neneknya Damien yang berada di Pasific Palisades.

Mereka tiba tadi pukul delapan pagi, langsung ikut sarapan dengan keluarga besar.

Dengan dikelilingi oleh keluarga besar Damien, Stella banyak sekali diserbu oleh pertanyaan-pertanyaan. Berawal dari dimana bertemu dengan Damien, lalu kuliah dimana, siapa orang tuanya, dan masih banyak lagi.

Mau tidak mau Stella menjawab dengan kebohongan, seperti apa yang disarankan oleh Damien. Pria itu pun juga membantunya berbohong.

Pada awalnya Damien ingin mengobrol dengan ibunya mengenai kehamilan Stella karena hanya Hayley lah yang paling ia percayai dan juga menurutnya yang paling tepat untuk membicarakan tentang kehamilan. Tetapi ternyata semua keluarga besarnya ada di rumahnya, jadi semua keinginannya sirna.

Mungkin ia akan memberitahu ibunya nanti, jika ia mempunyai waktu dan kesempatan untuk berbicara dengan ibunya. Berdua saja. Setidaknya untuk jangka waktu dekat.

Sejauh ini Stella dapat merasakan bahwa seluruh anggota keluarga Damien menerimanya dengan sangat hangat.

"Stella!" seru seseorang dengan antusias, seakan ia sangat menunggu-nunggu kedatangannya.

Semuanya menoleh kearah suara itu, termasuk Damien yang sebenarnya berharap bahwa orang itu tidak bergabung dengan mereka semua di meja makan.

"Kapan kau sampai?" tanya Xavier selagi menarik Stella ke dalam pelukannya.

Ah, Xavier sangat merindukan Stella. Tanpa ia mengungkapkannya dengan kata-kata, eratnya pelukan yang ia berikan pada Stella dapat memberitahukan setiap orang yang melihatnya dengan seksama bahwa Xavier sangat merindukan Stella, seperti Damien contohnya.

"Selamat pagi, Xav. Kau bisa duduk di kursi yang masih kosong," sindir Damien dengan sinis.

"Selamat pagi, D. Terima kasih sudah menyiapkan kursi untukku," sarkas Xavier sembari berjalan kearah kursi yang masih kosong disamping Greyson.

Jujur saja, Damien sebenarnya tidak pernah sinis pada sepupu-sepupunya, terutama Xavier. Hubungannya dengan semua keluarganya sangatlah baik karena keluarganya sangat menjunjung tinggi nilai kekeluargaan.

Tapi semenjak Xavier menunjukkan ketertarikannya pada Stella membuat dirinya seperti kebakaran jenggot.

"Stella, kelihatannya sandwichmu polos sekali, hanya ada bacon, mozzarella, dan alpukat. Kau mau tambah poached egg?" tanya Hayley.

"Uhm... boleh–"

"No!" seru Damien dengan cepat. Stella tidak boleh makan telur yang tidak dimasak dengan sempurna di masa kehamilannya. Ia ingat apa kata Dr. Smith kemarin.

Hayley dan juga beberapa anggota keluarga yang mendengar itu menoleh kearah Damien.

"Kenapa, Sayang?" tanya Hayley dengan kebingungan. "Stella alergi telur?"

Irresistible Touch | Irresistible Series #1 (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang