Chapter 35

3.4K 98 2
                                    

God, please. Protect Stella and our baby.

Dengan tangannya yang tremor tiada hentinya, Damien tetap mencekram setir mobilnya sendiri. Dengan kecepatan tinggi ia mengendarai mobilnya ke kawasan Ross. Tempat yang menurut McKay dimana Stella berada. Ia harap McKay benar. Walau itu artinya Stella akan ternodai.

  "Shit!" umpat Damien yang memukul setir mobilnya dengan sangat kencang. Untung saja setir tersebut tidak lepas.

Membayangkan Pierce menyentuh sejengkal pun tubuh Stella membuatnya murka tidak karuan. Hal tersebut sangat membebani pikirannya, sampai dampaknya mengenai pernapasannya yang tiba-tiba tersekat.

Persetanan dengan pernapasannya. Ia tidak peduli akan dirinya, jika ia belum memastikan bahwa Stella baik-baik saja dan membawanya pulang dengan dirinya.

Stella akan baik-baik saja.

Dan ia akan pulang bersamaku.

Untuk menyelamatkan Stella dari properti milik Pierce tersebut, ia dan juga anak buahnya tidak akan menggunakan senjata api. Hanya pisau.

Menggunakan pisau memang tidak seenak pada saat menggunakan pistol. Pistol lebih cepat untuk melumpuhkan orang, tapi pistol tidak dapat membuat orang sengsara. Tidak seperti pisau.

Damien mengarahkan semua anak buahnya untuk menyayat semua leher anak buah milik Pierce yang ada di tempat itu. Tidak boleh ada yang tersisa.

Jika semua sudah dilumpuhkan, Damien akan mendapatkan tanda dari Andrew yang mengisyaratkan bahwa ia aman untuk memasuki tempat tersebut.

Dan kini, Damien menunggu tanda dari Andrew di dalam mobilnya yang sudah berhenti tepat di depan gerbang tempat dimana Pierce membawa sesuatu yang berharga miliknya.

Sembari menunggu, Damien teringat akan satu hal yang tersimpan di dalam laci dashboard mobilnya. Damien membuka laci tersebut dan mengambil selembar foto yang kini mampu membuatnya tersenyum.

Foto tersebut adalah foto yang diambil oleh Paparazzi pada malam dimana Stella bersama dengan dirinya sedang berciuman. Di Maestro's Ocean Club.

Itu dinner pertama mereka. Entah sudah berapa bulan yang lalu. Damien tidak terlalu mengingat kapan secara spesifik, tapi ia masih ingat betul apa yang terjadi, apa yang dipakai oleh Stella malam itu, dan seperti apa rasa dari bibir Stella saat menyentuh dan bertautan dengan miliknya.

Saat Damien hendak menyentuh bibirnya, saat itu juga ia mendapatkan pesan dari Andrew yang di nama kontaknya ia tambahkan dengan huruf 'X', semua anak buahnya ia namakan seperti itu di kontaknya.

Andrew X

Mission accomplished, Boss.
Take a look.

Ok.
Kalian bisa keluar sekarang.
Pierce menjadi urusanku.

Damien menaruh foto yang selalu ia simpan di laci dashboardnya sejak dirinya mencetak sendiri foto yang ia ambil dari internet kembali ke tempatnya.

Setelah mengambil pisau andalannya yang sudah ia siapkan untuk Pierce, ia mengemudikan mobilnya masuk ke dalam tempat tersebut dengan perlahan seraya melihat hasil karya seluruh anak buahnya yang memuaskan.

Semua anak buah Pierce tergeletak dengan luka yang sama, yaitu di leher. Semua berlumuran darah. Semuanya mati, atau mungkin tidak semuanya, sebagian masih ada yang setengah mati. Damien tidak peduli.

"Great fucking job," ucap Damien setelah turun dari mobilnya itu saat melihat hasil pekerjaan tangan anak buahnya secara langsung.

Tanpa membuat suara, Damien masuk ke dalam tempat tersebut. Ia jalan perlahan sambil satu per satu membuka pintu ruangan yang ada di dalam sana. Semua ruangannya terlihat sama.

Irresistible Touch | Irresistible Series #1 (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang