Chapter 12

6.3K 182 3
                                    

Mastro's Ocean Club Restaurants
Setelah Damien kembali dari urusan mendadaknya, ia lalu mengajak Stella untuk makan di luar. Di Mastro. Restoran kesukaannya di Malibu.

Dari sejak keduanya duduk di meja yang sudah dipesan oleh Damien, Stella terus menerus memandangi kearah luar kaca yang menghadap ke pantai dimana banyak sekali paparazzi yang mengambil fotonya dengan Damien yang sedang berada di dalam restoran untuk makan malam.

  "Sampai kapan mereka begitu?" tanya Stella pada pria dihadapannya yang hanya fokus dengan makanannya.

  "Nanti juga kau terbiasa," sahut Damien tanpa mengalihkan pandangannya.

Stella menghela nafas kasar. Ia tidak akan terbiasa dengan hal ini. Memang benar semuanya berubah setelah ia mengenal Damien. Hidupnya menjadi tidak karuan, tidak aman, dan tidak sejahtera.

  "Makan makananmu. Nanti dingin."

Stella lalu menyuapkan suapan pertamanya seraya mencoba untuk tidak menghiraukan para paparazzi di luar sana.

Stella memesan Double-Cut Pork Chops sedangkan Damien memesan Bone-In Filet.

  "Kau suka?" tanya Damien yang sedang membersihkan sisi mulutnya dengan kain putih yang telah disediakan.

  "Yeah, absolutely!" jawab Stella dengan antusias, lalu kembali menyuapi mulutnya dengan potongan daging.

Damien menyunggingkan senyuman miringnya seraya menatap gadis yang berada di hadapannya itu. Entah bagaimana, tapi Damien dapat merasakan aura yang berbeda jika berada di dekat Stella. Rasanya seperti damai, walaupun aneh sekali merasakan hal itu bersama dengannya.

Apalagi jika ia menatap lekat matanya. Kedua mata Stella sangat menghipnotisnya dan ia selalu tenggelam dalam tatapannya.

Memang dirinya mencintai Stephanie. Sangat. Tetapi Damien tidak pernah merasakan kedamaian jika bersama dengan Stephanie. Tidak seperti apa yang ia rasakan jika bersama-sama dengan Stella.

  "Hey, apakah aku boleh bertanya sesuatu?"

Suara Stella membuat Damien tersadar kembali dari lamunannya. "Tergantung," jawab Damien sambil memotong daging yang ada di atas piring hidangannya.

  "Baiklah, tidak jadi. Aku yakin kau tidak akan mau menjawabnya. Lupakan." Stella kembali menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

  "Tidak, silahkan bertanya sesuka hatimu, tapi aku tidak berjanji akan menjawabnya. Jika itu sangat personal, maka tidak akan menjawabnya," kata Damien seusai meneguk Wine.

Stella memutar matanya malas sembari menaruh garpu dan pisaunya di atas piring miliknya.

  "Siapa wanita yang kau cium tadi pagi?"

Damien menengadahkan kepalanya untuk menatap Stella. Pria itu menyeringai.

  "Kenapa kau bertanya seakan kau pacar yang sedang cemburu?" tanya Damien yang bertujuan untuk menggoda Stella.

  "What?! Cemburu?"

Damien mengangguk.

  "Maaf, tapi itu tidak akan terjadi," jawab Stella dengan senyuman yang dipaksakannya untuk menutupi kegugupannya.

Damien tersenyum sambil menarik dagu Stella agar lebih dekat lagi dengan wajahnya. Brengsek. Hanya dengan begitu saja kegugupan Stella semakin bertambah.

  "Kau yakin? Sepertinya kau gugup..." Damien menaik alisnya.

  "Aku tidak gugup." Stella menyangkal. Kini Damien tambah menarik dagu Stella lagi sampai pada akhirnya bibir keduanya bertautan.

Irresistible Touch | Irresistible Series #1 (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang