Chapter 21

5.1K 172 9
                                    

HAI HAI HAI HAI OMG UDAH LAMA BANGET YA AKU GAK UPDATE??! MAAF BANGET SEMUANYA, AKU TUH LAGI MIKIRIN LANJUTAN DARI CERITA INI, CERITANYA VALERIE, DAN ANAK-ANAK MEREKA, JADINYA AKU MALAH NINGGALIN CERITANYA STELLA&DAMIEN BEGITU AJA!

Jujur, kangen banget sama Stella&Damien! :(

I promise to y'all guys, aku bakal rajin update lagi... ENJOY!

(aku lagi makan kimukatsu btw sekarang, kalian udah makan apa?)

  "Stella," Damien mengetuk pintu kamar Stella yang setengah terbuka. Pada saat memasuki kamar tersebut, Stella yang baru saja keluar dari kamar mandi langsung menemui manik mata gelap Damien. Ternyata Stella baru selesai mandi karena terlihat dari rambutnya yang masih basah dan juga dengan ia yang masih menggenakan bathrobe untuk menutupi tubuhnya.

  "Kita sudah mau berangkat?" tanya Stella dengan keterkejutannya.

Damien menggelengkan kepalanya. "Belum, tenang saja. Sekitar satu setengah jam lagi kita berangkat."

Stella menoleh kearah jam dinding klasik yang tertempel disalah satu dinding kamar itu untuk melihat pukul berapa sekarang ini. Waktu menunjukkan pukul setengah delapan pagi dan kemarin malam Damien bilang padanya kalau akan berangkat pukul delapan pagi dan pria itu adalah tipe orang yang tepat waktu. Kini Stella bertanya-tanya kenapa keberangkatan mereka diundur satu jam.

  "Aku kira kita akan berangkat pukul delapan," tutur Stella sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk dengan inisial M berwarna gold.

  "Ya, tapi Uncle Stef ingin menemuimu," kata Damien sambil berjalan kearah jendela kamar Stella yang langsung menghadap ke taman belakangnya.

  "Benarkah?"

Damien mengangguk sambil tersenyum menghadap Stella yang berada di belakangnya sekarang. "Itupun jika kau bersedia, Stella."

  "Kau mengizinkanku?"

Damien mengangguk lagi.

  "Tentu saja. Kenapa aku harus melarangmu?"

  "Ya, aku tahu... Tapi, saat itu, saat aku bersama dengan ibumu, kau tidak suka jika aku mengobrol dengannya. Dan saat itu juga saat aku bertemu dengan Valerie dan Alex untuk pertama kalinya."

Pria itu terdiam sejenak. Damien bingung harus menjawabnya bagaimana.

Tok. Tok.

Tiba-tiba saja ada ketukan pintu yang membantunya keluar dari situasi ini. Damien menghela napas lega lalu berjalan keluar menghampiri anak buahnya yang bernama Ken. Ia tidak menyuruh Ken masuk karena Stella belum memakai baju, melainkan bathrobe, dan Damien tidak ingin gadisnya menjadi tontonan gratis anak buahnya.

  "Speak!" perintah Damien dengan tegas.

Anak buahnya itu mengangguk untuk menunjukkan rasa hormatnya pada Damien sebelum membuka mulutnya. "Mr. Salvatore sudah sampai, Boss."

Damien mengangguk. "Baiklah. Sebentar lagi saya akan menemuinya."

Ken pun pergi dan Damien kembali masuk ke dalam. Ia menghampiri Stella yang berada di kamar mandi sedang... telanjang.

Mata Damien tentu saja tidak dapat lepas dari pemandangan tersebut. Semuanya terpampang nyata. Hasrat untuk menariknya ke atas kasur itu tidak dapat ditahannya lagi.

  "Damien, i'm naked now for God sake!" protes Stella setelah ia sadar kalau dirinya baru saja dipandangi seperti mahakarya yang ada di Museum.

Irresistible Touch | Irresistible Series #1 (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang