Chapter 43

3K 90 2
                                    

Banyak sekali kejutan berupa hal yang tidak dapat terduga di hidup Stella selama setahun belakangan ini. Ada pahit dan manis. Mungkin memang seperti itulah kehidupan yang sebenarnya. Atau setidaknya kehidupan yang ia jalani di hidupnya sebagai seseorang yang merupakan korban penculikan, perdagangan manusia, dan juga seorang amnesia.

Namun, tidak ada satu hal pun yang ingin Stella hapus dari dalam hidupnya ini. Sungguh. Mau sepahit apapun hidupnya ini, ia akan selalu bersyukur. Ia sudah berjanji pada dirinya. Ia akan menjadi orang yang selalu bersyukur di dalam segala hal.

Kini Stella dan Damien berada di dalam kamar mereka karena Stella ingin berbicara empat mata dengan tunangannya itu, ada hal yang ingin sekali ia tanyakan pada Damien. Sedangkan anggota keluarga mereka di bawah menikmati jamuan makan malam, walau dengan perasaan yang masih tercampur aduk.

"Damien," kata Stella untuk membuka pembicaraan di tengah-tengah mereka. "Seharusnya kau beritahu aku terlebih dahulu mengenai semua hal ini. Ini bukan hal kecil, kau tahu itu. Aku lah orang pertama yang berhak tahu."

Damien tahu kalau yang dikatakan oleh Stella benar dan ia mengakui bahwa dirinya salah. Sudah seharusnya ia memberitahukan Stella terlebih dahulu. Pasalnya, ia tidak tahu harus memulai dengan apa. Tidak mungkin kalau tiba-tiba saja ia memberikan semua pernyataan ini kepada Stella. Pasti ia akan menyangkal perkataannya karena ia akan merasa bahwa semua yang dikatakannya hanya kesalahpahaman.

Dan dengan mengungkapkannya didepan kedua pihak keluarga mereka, sekaligus menyiarkan berita tentang pertunangan mereka, Damien merasa lebih mudah.

  "I'm sorry," ucapnya seraya berjalan mendekat kearah Stella yang sedang berdiri di balkon kamar mereka. "Sebenarnya disaat sebelum aku melamarmu, aku sudah mendapati semua informasi lengkap mengenai siapa sebenarnya dirimu sebenarnya, Stella. Aku ingin sekali memberikan dokumen tersebut padamu, agar kau dapat membacanya sendiri, dan mengetahuinya sendiri tanpa aku harus berkata satu kata pun. Namun, aku tidak tahu akan seperti apa tanggapanmu terhadap hal tersebut. Aku takut kalau nanti menjadi beban pikiranmu, kemudian kau meminta waktu untuk menyendiri, dan akibatnya aku tidak dapat memberikan cincin itu padamu. I am selfish and I'm sorry, Stella. Aku begitu bahagia dan merasa begitu lega karena ternyata tebakanku benar. You are my Lexi and I love you."

Damien meraih tangan Stella yang ia taruh diatas railing balkon dan menciumnya. Tapi, Stella menarik kembali tangannya dari bibir Damien, sebelum memberikan Damien pertanyaan, "Maaf aku harus menanyakan hal ini, Damien, tapi apakah kau melamarku semalam karena kau tahu aku ini ternyata Lexi? Apa yang terjadi jika kau tidak pernah mengetahui tentang kebenarannya?"

"Baby... Aku menyayangi Lexi, kau perlu tahu itu, tapi aku mencintai Stella. I love you. Alasan mengapa aku melamarmu malam itu, ya karena aku mencintaimu, apa itu sangat sulit untuk dipercaya? I love you, Stella. I love you because you are Stella. Not because you are Lexi. Do you believe me now?"

Stella tersenyum tipis sembari menggelengkan kepalanya, menatap mata Damien, dan kemudian memeluknya dengan begitu erat. Ia melingkari lengannya pada pinggang milik Damien. Dan dengan demikian, Damien mencium puncak kepala Stella.

 Dan dengan demikian, Damien mencium puncak kepala Stella

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Irresistible Touch | Irresistible Series #1 (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang