Chapter 45

2.6K 62 0
                                    

Sebelum mereka menghabiskan waktu yang mereka punya sebelum Stella melahirkan di Monako, Stella dan Damien tinggal di kediaman orang tua Damien selama seminggu penuh. Itu keinginan Hayley untuk lebih mengenal Stella yang dahulu ia kenal sebagai Lexi. Selama seminggu penuh itu juga Hayley memperhatikan kesehatan gizi Stella yang tengah mengandung cucu pertamanya. Cucu yang selalu ia inginkan.

Di pagi terakhir Damien dan Stella sarapan di rumah kedua orang tuanya, Damien tidak mengira atau berharap bertemu dengan Xavier di meja makan. Sebenarnya, bertemu dengan Xavier di meja makan seperti ini di waktu sarapan merupakan hal yang biasa karena Xavier dulu sempat tinggal di rumah orang tuanya untuk menunggu rumahnya selesai direnovasi atau sekedar menginap dengan Greyson–fyi, bahkan Xavier mempunyai kamar sendiri di kediaman orang tuanya.

"Xavier," ucap Damien dengan datar.

Xavier melirik Damien singkat dan mengeluarkan senyum getirnya. "Damien."

  "Xavier," panggil Hayley pada saat Damien dan Stella sudah mengambil tempatnya masing-masing. "Kamarmu sudah bersih ya, jadi kau bisa tinggal disini lagi selama yang kau mau."

"Thank you, Auntie."

  "Memangnya ada apa dengan rumahmu?" tanya Damien yang tiba-tiba saja ikut menimbrung.

  "Berantakan," jawab Xavier singkat tanpa menatap lawan bicaranya. "Dan kesepian."

Tidak ada yang dapat mendengar kalimat terakhirnya pikir Xavier, tapi tanpa ia sadari Stella mendengarnya. Stella melirik Xavier singkat sebelum ia menarik pandangannya dari Xavier karena lelaki yang ia perhatikan tadi sadar bahwa dirinya sedang diperhatikan.

  "Kalian berangkat jam berapa nanti, Damien?" tanya Elijah setelah habis mengunyah Avocado Toastnya.

  "Setelah ini sepertinya, Dad."

Elijah mengangguk. "Baiklah, Son. Nanti kalau ayah atau ibumu ada waktu senggang, kami akan menemui kalian berdua disana."

  "Kau mau pergi kemana, Stella?" tanya Xavier.

  "Kami mau–" ucapan Stella terpotong karena Damien mendahuluinya menjawab pertanyaan yang seharusnya Xavier tahu jawabannya apa. "Beberapa hari yang lalu kau ikut kumpul dengan kami semua di rumahku, bukan? Kau tidak mendengarkan?"

Sejujurnya, Xavier tidak tahu mereka berdua akan pergi kemana. Ia sama sekali tidak mendengarkan obrolan apapun dari malam itu. Dirinya terlalu tenggelam dalam pikirannya yang tertuju pada perkataan Damien. "–sekarang kami sudah bertunangan. She said yes."

Tanpa menghiraukan Damien, seperti biasa, Xavier kembali memfokuskan pandangannya pada Stella dan bertanya, "Where, Stella?"

"Monako. Ayahku meminta aku beserta Damien untuk tinggal disana sampai bayi kami lahir, Xav."

Bayi kami.

Mendengar itu saja sudah berhasil membuat hatinya pecah berkeping-keping. Memang terdengar sedikit berlebihan, namun itulah kenyataannya.

"Untuk berapa lama? Kau tidak akan kembali lagi kesini untuk beberapa bulan, begitu?" Xavier masih mencoba bersikap biasa saja dengan intonasinya yang datar, tetapi jauh di dalam lubuk hatinya, ia ingin meminta Stella untuk tetap tinggal di Amerika.

"Hanya empat bulan, Xav. Nanti mungkin kami sesekali kembali kesini. Bukan begitu, Damien?" Stella bertanya kepada tunangannya itu sembari mengelus bisepnya.

Damien menggelengkan kepalanya. "Sepertinya tidak, Sayang. Uncle Stefan membutuhkanmu disana, kan?"

Benar juga kata Damien pikir Stella. Setelah sekian lama tidak bersama dengan sang ayah, seharusnya ia memaksimalkan waktunya disana selama empat bulan penuh bersama dengan ayahnya.

Irresistible Touch | Irresistible Series #1 (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang