Chapter 44

2.5K 64 0
                                    

Akhirnya, pada saat semua orang sudah pulang, Stella dan Valerie dapat mempunyai waktu berdua saja. Sejak tadi, Valerie mencari waktu yang tepat untuk mengobrol dengan Stella, yang ternyata sahabatnya sejak keduanya masih kecil.

Tepat disaat Damien dan Alex pergi ke ruangan kerja Damien di lantai atas, Valerie langsung membuka mulutnya.

  "Aku mengerti kenapa sejak pertama kali aku bertemu denganmu di Supermarket tempo hari aku merasa... sudah mengenalmu sejak lama. I thought it was strange, tapi ternyata itu karena kau adalah Lexi," kata Valerie. "Setelah kau menghilang dan meninggalkanku sendiri dengan dua pria dewasa itu a.k.a tunanganmu dan tunanganku, aku tidak mempunyai minat untuk mencari teman lagi. Khususnya, teman perempuan."

Stella mengangguk tanpa mengatakan satu katapun sambil menyentuh tangan Valerie.

"Anyway, aku tidak sabar untuk menceritakan semua memori kita dulu, tapi sebelum itu, aku ingin memberitahumu sesuatu."

  "Memberitahuku tentang...?"

  "Xavier," jawab Valerie sambil tersenyum lebar.

Entah kenapa, topik mengenai Xavier selalu membuat Valerie tersenyum dan membuatnya berantusias.

"Ada apa dengan Xavier rupanya?" tanya Stella penasaran. Semalaman tadi, ia tidak sempat menemui Xavier dan berbincang dengannya.

"Sorry, aku tidak seharusnya tersenyum seperti tadi karena yang akan kuceritakan padamu adalah sesuatu yang menyedihkan," kata Valerie dengan rasa bersalahnya. "Kau seharusnya melihat raut wajahnya pada saat Damien memberitakan tentang pertunangan kalian berdua."

  "Kau tidak memperhatikannya, bukan? Aku melihat dengan jelas kalau ia terluka... Ia mencoba untuk menutupinya, aku tahu itu, tapi aku dapat melihatnya dengan sangat jelas. He loves you, Stell."

Sekali lagi Stella tegaskan, bahwa ia tahu akan hal tersebut. Akan perasaan Xavier terhadapanya dan sejujurnya itu membuatnya sedih. Karena ia tidak ingin kehilangan Xavier sebagai teman baiknya. Apalagi setelah Xavier mengetahui akan pertunangannya dengan Damien.

Dari perkiraan Stella, menurut Xavier dengan ia memiliki anak dengan Damien tidak sebanding pada saat dirinya menjadi tunangannya Damien.

  "Val, kau tahu aku tidak menginginkan hal itu terjadi..." lirih Stella. "Aku sempat berada di titik dimana aku melihat masa depanku bersamanya."

  "Xavier, yang kau maksud?" tanya Valerie dengan pelan.

Stella menganggukkan kepalanya sambil tersenyum seadanya. "Ya, Val. Aku bisa melihat masa depanku dengan Xavier, dan bukan Damien. I mean, he is Xavier. He is so thoughtful and... he has a pure heart. Kau dapat melihat itu dari Xavier, kan?"

  "Aku paham maksudmu, Stella, tapi kenapa kau tidak memilihnya? Jika itu yang kau inginkan, kenapa kau tidak bersama dengan Xavier?" tanya Valerie murni atas dasar perhatiannya pada Stella, bukan atas dasar penasaran semata. "Apa yang terjadi apabila kau bertemu Xavier lebih dulu? Apa situasinya akan berubah?"

  "I– Awalnya, aku sempat menanyakan hal itu pada diriku sendiri, tapi ternyata memang bukan dengan Xavier lah yang kuinginkan ataupun yang kubutuhkan. Aku menginginkan masa depan bersama dengan Damien, beserta dengan anak kami berdua nantinya. That's what I want," ucap Stella dengan lugas. "I love him, Valerie. Dan, aku percaya bahwa takdir itu memang benar-benar ada, dengan aku bertemu dengan Damien lebih dulu."

Valerie belum pernah ada di posisi Stella saat ini, dengan dua pria yang menginginkannya. Begitu pun juga dengan dua kemungkinan yang terjadi kedepannya. Kemungkinan akan masa depannya yang ia habiskan dengan Damien, ataupun dengan Xavier. Itu merupakan pilihan yang sangat sulit, Valerie mengerti.

Irresistible Touch | Irresistible Series #1 (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang