Chapter 25

4.4K 134 1
                                    

Emosional. Satu kata yang dapat mendeskripsikan acara pemberkatan ini. Bahkan Stella pun meneteskan air matanya. Dan Damien menyadarinya.

"Hey," Damien merangkul bahu Stella sambil mengelusnya dengan lembut, berharap tangisan tersebut mereda. "What's wrong, Stella? Katakan, kenapa kau menangis?"

Stella menggelengkan kepalanya diikuti dengan isakan yang makin menjadi-jadi, tapi ia mencoba untuk menghentikannya agar orang lain kecuali Damien tidak menoleh kearahnya dengan tatapan aneh.

"Stella, kau baik-baik saja, kan?" tanya Damien yang kini mulai khawatir akan gadis disampingnya.

"Aku tidak tahu kenapa aku menangis, Damien!" bisik Stella. "Aku hanya ingin menangis."

Itu bukan jawaban yang Damien inginkan. Baginya menangis butuhlah alasan. Orang tidak mungkin menangis hanya karena mereka sedang ingin, kan?

"Aneh," gumamnya kecil.

"Aku tidak aneh!" balas Stella sambil menyingkirkan tangan Damien dari bahunya.

Baiklah, sekarang Damien mengerti apa yang terjadi pada Stella. Mood swing.

Menurut artikel yang Damien baca, jika wanita sedang dimasa kehamilan, sangat normal kalau moodnya sering berubah-ubah. Namanya perubahan hormon. Pada saat wanita sedang hamil, hormon estrogen dan progesteron di dalam tubuhnya mengalami peningkatan yang sangat signifikan dan mempengaruhi neurotransmitter yang kerjanya mengatur suasana hati ibu hamil.

Mengagetkan, bukan? Damien meluangkan waktu untuk membaca artikel seperti itu. Untuk Stella dan juga demi anak yang dikandung olehnya.

Damien menarik dagu milik Stella, seakan meminta gadis itu untuk mengalihkan pandangannya dari acara pemberkatan untuk fokus kepadanya.

Pada saat keduanya saling bertatapan, Damien menghapus tetesan air mata yang masih saja mengaliri pipi merona milik Stella.

  "Kau masih sedih?" tanya Damien.

  "I guess so," jawab Stella sambil mengangkat bahunya. "Sepertinya aku terharu berlebihan ya?"

Damien mengangguk. "Jadi apa yang bisa kulakukan agar kau tidak meneteskan air mata lagi, Stella?"

Stella tertegun. Tidak pernah ada di dalam benaknya kalau Damien akan merespon seperti itu. Dan sebenarnya memang ada satu hal yang bisa Damien lakukan untuk dirinya saat ini. Tapi, hanya satu pertanyaannya, apa Damien mau?

  "Talk to me, Stella. I need answer," kata Damien dengan lembut.

Sebelum berani mengatakannya, Stella menghela napasnya dalam-dalam. "Can you just hold– Can you just hold my hand? For a sec, at least?"

And my heart? Please?

Tatapan Damien berubah. Stella tahu itu. Ia pikir pria itu akan menolaknya dengan cuma-cuma, tetapi ternyata tidak.

Stella benar-benar tidak menduganya. Tapi apa yang pria itu berikan padanya, lebih dari apa yang dia minta.

Pria itu menarik tubuhnya agar lebih dekat dengannya. Damien menaruh tangannya dipinggangnya. Ia memeluk dirinya dari samping dan seketika Stella merasa nyaman dan lebih baik.

  "Thank you," ucapnya sambil menaruh kepalanya diatas bahu tegap milik Damien.

Damien hanya mengangguk dengan jantungnya yang berdegup dengan kencang.

* * * * *

Selama wajahnya sedang dirias oleh Pat McGrath, seorang MUA yang sangat terkenal, yang bahkan tidak pernah Stella pikir wajahnya akan dirias oleh wanita tersebut, Damien terus menerus memandanginya.

Irresistible Touch | Irresistible Series #1 (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang