"woi Eros" Panggil Ganta, saat ini mereka berada dikelas.
"Muka lo kenapa bonyok gitu? Berantem lagi lo?" Tanya Ganta lagi namun tak dijawab oleh Eros, Eros malah langsung duduk dibangkunya lalu mengeluarkan buku untuk ia pelajari.
"Nggak bosen lo belajar terus?" Tanya Ganta, dan Eros tetap diam.
"Gini nih, kalau udah bisu ya susah diajak ngomong" ejek Ganta dan segera meninggalkan Eros, namun Eros tetap tak peduli dan membiarkan Ganta pergi.
"Kak Eros" panggil Carina yang tiba-tiba sudah duduk disampingnya, ia duduk di bangku bekas Ganta duduki tadi.
"Kak" panggil Carina.
"Kakak nyuri ya" ucap Carina membuat Eros menatap Carina dengan tatapan penuh tanya.
"Iya Kak Eros udah nyuri" ucap Carina.
"Nyuri hati Carin" lanjut Carina membuat Eros menghela nafasnya dengan kasar.
"Sekarang balikin hati Carin" tagih Carina seraya mengadahkan tangannya.
"Kalau kakak nggak mau balikin hati Carin, Kakak harus jadi pacar Carin sekarang" dan Ucapan Carina membuat Eros mendelikan matanya.
"Kak..jawab pertanyaan Carin" mohon Carina.
"Pertanyaan yang mana?" Tanya Eros membuat Carina tersenyum.
"Yang mana aja, yang kakak inget" lanjut Carina.
"Gue nggak inget semuanya" jawab Eros santai lalu menaruh bukunya dilaci dan segera berdiri dari duduknya kemudian berjalan meninggalkan Carina yang masih duduk.
"Kak Eros tungguin Carin" ucap Carina dan mengejar Eros.
"Kak..jadi pacar Carin ya" ucap Carina memohon.
"Jawaban gue tetap sama, yaitu enggak" jawab Eros.
"Ayok lah Kak, pliss" mohon Carina.
"Gue nggak mau, lo nggak capek apa ngejar-ngejar gue? Gue aja capek liat lo" tanya Eros membuat Carina tersenyum.
"Kan Carin udah bilang, kalau Carin cinta sama kakak, jadi Carin harus ngejar Kakak, karena salah satu impian Carin adalah menikah dengan Kakak" ucap Carina seraya menghayal membuat Eros memukul kening Carina.
Tak
"Ish Kak Eros, sakit kening Carin" ringis Carina pelan.
"Lebay lo" ucap Eros.
"Kakak mau kemana?" Tanya Carina.
"Toilet" jawab Eros.
"Ikut ya, nanti Kakak malah kabur lagi lewat jendela" ucap Carina membuat Eros mengacak rambutnya dengan kasar, ia lupa kalau Carina tau jalan rahasia agar ia bisa menghindar dari Carina, dan sekarang sia-sia saja, karena Carina sudah mengetahuinya.
"Loh katanya mau ketoilet?" Tanya Carina heran pasalnya Eros melewati Toilet begitu saja.
"Nggak jadi" jawab Eros.
"Yaudah kakak mau kemana?" Tanya Carina.
"Mau ketempat yang nggak ada lo nya" jawab Eros dingin membuat Carina menghentikan langkahnya.
"Ngapa berhenti?" Tanya Eros membuat Carina tersenyum tipis.
"Kakak mau pergi ketempat yang nggak ada Carin kan? Yaudah pergi aja, Carin mau kekelas aja" jawab Carina.
"Baguslah kalau lo ngerti" lanjut Eros lalu meninggalkan Carina yang hanya bisa menatapnya.
"Cinta sesakit ini ya?" Lirih Carina dan ia membalikkan tubuhnya lalu berjalan, sekarang arah berjalannya Eros dan Carina berbeda, seperti perasaan mereka masing-masing yang sangat jauh berbeda.
"Kenapa gue jadi gini?" Tanya Eros kepada dirinya sendiri, entahlah kenapa pikiran Eros selalu tertuju kepada Carina.
"Jangan mikirin dia bego" ucap Eros seraya memukul-mukul kepalanya, membuat Ganta yang duduk disampingnya menatap Eros bingung.
"Kenapa lo?" Tanya Ganta
"Nggak Papa, kepala gue rada sakit" ucap Eros.
"Yaudah Ke UKS sana, ijin dulu sama Bu Siti" saran Ganta membuat Eros mengangguk.
"Bu" ucap Eros seraya mengangkat tangannya.
"Ada apa Eros?" Tanya Bu Siti.
"Saya izin ke UKS, kepala saya sakit" ucap Eros membuat Bu Siti menganggukan kepalanya, dan dengan cepat Eros pergi menuju UKS, namun entah mengapa, kakinya malah membawanya menuju taman sekolah.
"Ngapain gue ketaman?" Monolog Eros.
Saat berbalik, Eros tiba-tiba mendengar suara tangisan membuat Eros tak jadi untuk meninggalkan taman, ia lebih memilih untuk mencari suara tangisan tersebut.
"Carina" ucap Eros terkejut melihat Carina yang duduk seraya menangis.
Dan kembali langkah Kaki Eros malah membawanya untuk mendekati Carina dan duduk disebelahnya.
"Lo kenapa?" Tanya Eros tiba-tiba membuat Carina terkejut.
"Kak Eros? Kakak Kapan sampe sini?" Tanya Carina seraya menghapus air matanya, agar tak terlihat oleh Eros.
"Percuma lo hapus air mata lo, kalau gue udah liat lo nangis" ucap Eros.
"Ngapain lo bolos?" Tanya Eros menatap Carina.
"Carin nggak bolos, Carin udah izin sama guru ke UKS, tapi Carin malah milih ketaman" jawab Carina.
"Jangan hukum Carin ya Kak, Carin capek" lanjut Carina.
"Carina" panggil Eros.
"Kenapa Kak?" Tanya Carina.
"Minta nomor lo boleh?" Tanya Eros tiba-tiba membuat Carina terkejut.
"Buat apa?" Tanya Carina namun Eros malah diam saja.
"Carin nggak punya ponsel Kak" jawab Carina seraya tersenyum tipis.
"Lo beneran nggak ada ponsel?" Tanya Eros membuat Carina menggelengkan kepalanya.
"Carin anak Panti, dapet uang dari mana supaya bisa beli ponsel? Bisa makan aja udah seneng" jawab Carina.
"Terus kenapa lo bisa sekolah disini?" Tanya Eros.
"Jalur beasiswa, Carin gini-gini pinter loh Kak, kalau Kak Eros pacaran sama Carin nggak rugi" ucap Carina.
"Kumat lagi" gumam Eros membuat Carina tertawa pelan.
"Jadi kakak nggak mau kalau Carin nembak kakak terus? Kalau gitu Carin nggak akan nembak kakak lagi, tapi kakak jadi teman Carin mau nggak?" Tanya Carina membuat Eros tersenyum tipis lalu mengangguk.
"Yess, kalau Carin nggak bisa jadi pacar kakak, jadi temen kakak aja udah seneng, karna apa? Karna Carin bisa deket sama kakak" ucap Carina bahagia.
Carina tak menyangka jika ia bisa dekat dengan Eros, walaupun ssbagai teman tak apa, karena kalau Carina menjadi teman Eros, maka kemungkinan untuk membuat Eros jatuh cinta kepadanya sangat besar.
"Nanti pulang sekolah gue tunggu diparkiran" ucap Eros lalu meninggalkan Carina yang terkejut dengan ajakan Eros.
"Beneran Kak?" Tanya Carina.
"Hm" deham Eros dan sekarang Eros benar-benar meninggalkan Carina.
...
Yuhuuu Up lagi🥳🥳
Maaf ya kemarin author nggak Up
Tapi author akan usahakan untuk double Up hari ini.
Jangan lupa vote dan komen yaSalam manis dari author 🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
CaRos (Carina & Eros)
Ficção AdolescenteSequel Rea's Story ..... "kak Eros...mau nggak jadi pacar Carin?" "nggak" "satu Minggu aja" "nggak" "tiga hari?" "nggak" "satu hari?" "nggak" "dua belas jam?" "nggak" "lima jam?" "nggak" "satu jam?" "nggak" "tiga puluh menit?" "nggak" "sepuluh menit...