Bel pulang sudah berbunyi, semua siswa siswi keluar dari kelas mereka masing-masing, sedangkan Carina, ia malah duduk santai di bangku nya, tak lupa kedua kakinya dinaikan diatas meja.
"Rin, ayo pulang, lo mau nebeng kan sama gue?" Tanya Dewi ia menghampiri Carina.
"Kaki lo turunin, ketahuan sama Kak Eros gue yakin lo bakal dimarahin sama dia." Lanjut Dewi.
"Ogah, gue nggak takut sama dia" ujar Carina santai.
"Parkiran udah sepi, ayo pulang" ajak Dewi lagi.
"Ish, lo bawel banget" kesal Carina seraya memutar bola matanya malas.
"Mana kunci mobil lo, biar gue aja yang nyetir" ucap Carina.
"Sejak kapan lo bisa nyetir mobil?" Tanya Dewi heran.
"Ck, bawel banget lo, tinggal kasih aja apa susahnya" ucap Carina.
"Nih, hati-hati jangan sampe lecet mobil gue" ucap Dewi dan Carina hanya menganggukan kepala nya.
"Rin, pulang bareng gue yok" ajak Putra yang tiba-tiba datang entah dari mana.
"Gue sama Dewi" jawab Carina.
"Udah lo sama Putra aja, lagian gue nanti mau mampir ke toko buku dulu" alibi Dewi. "Kalau gitu gue duluan ya" pamit Dewi lalu ia segera menaiki mobilnya dan meninggalkan parkiran sekolah.
"Naik" ucap Putra.
"Carina bareng gue" tiba-tiba Eros datang mengendarai motornya lali menghentikannya tepat di samping motor Putra.
"Enak aja, Carina udah bareng gue duluan" ucap Putra tak terima.
"Tapi, gue maunya Carina pulang bareng sama gue" ucap Eros menatap Putra tajam.
"Ck, kalian ini buat gue pusing tau nggak?!!" Geram Carina.
"Oke, kalau gitu biar Carina aja yang milih mau pulang bareng sama siapa" tantang Putra seraya tersenyum miring.
"Oke gue setuju, Rin lo pilih pulang bareng gue atau Putra?" Tanya Eros seraya menatap Carina.
"Gue udah punya keputusan" ucap Carina seraya tersenyum miring.
...
"Woi Eros cepetan nyetirnya kita ketinggalan!!" Teriak Putra heboh seraya memukul-mukul helm yang dikenakan Eros.
"Ck, diem bego!!" Kesal Eros.
"Woi Ros lampu merah!! Cepet Rem!!!" Teriak Putra kali ini bahkan lebih heboh.
"Iya-iya, sabar ini gue mau ngerem" ucap Eros.
"Yahhh, kita ketinggalan" ucap Putra lesu.
"Lo nyetir motor aja kagak bisa, masa kalah sama Carina" kesal Putra.
"Bacot" ucap Eros.
"Lo sih naik motor lelet banget" ucap Putra, ia masih kesal.
"Lo udah nebeng, tapi malah cerewet, mau mulut lo gue sumpel hah?!" Kesal Eros ia menyesal karena menyetujui tantangan dari Carina.
"Ros lampunya udah hijau, cepet tancap gas!!" Teriak Putra dan dengan malas Eros langsung menancap gasnya dengan maksimal, membuat Putra yang belum siap hampir saja terjatuh.
"Eros gila, gue hampir jatoh woi!!" Teriak Putra, ia malah memeluk Eros dari belakang.
"Jangan peluk gue woi!!" Kesal Eros, ia melepaskan tangan Putra yang memeluknya.
"Kalau gue jatuh, lo harus tanggung jawab!!" Teriak Putra, entah kenapa ia berpikir menyesal menyetujui tantangan Carina, yang menurutnya sangat gila.
"Eros jangan ngebut-ngebut!!" Teriak Putra, ia memejamkan matanya, lihatlah seorang bad boy SMA Nusantara yang ketakutan saat ini, bahkan Putra hampir saja menangis karena Eros yang memboncengnya seperti orang kesetanan.
"Tadi lo nyuruh gue ngebut, sekarang giliran gue ngebut, lo malah takut!!" Teriak Eros.
"Maaf Ros, gue khilaf!!" ucap Putra.
Akhirnya mereka berdua sampai ditempat tujuan, disana Carina sudah menunggu dengan duduk diatas motor Putra, lalu Carina segera menghampiri Putra dan Eros.
"Telat sepuluh menit, lelet" ucap Carina santai.
"Heh Rin, lo kalok naik motor jangan gila" ucap Putra.
"Suka-suka gue" ucap Carina menatap Eros malas.
"Lo nggak sayang nyawa lo apa?" Tanya Eros menatap Carina.
"Sayang lah" jawab Carina.
"Terus ngapa naik motor kayak tadi? Gue khawatir kalau lo jatuh" ucap Eros, terlihat diwajahnya raut penuh kekhawatiran, sedangkan Putra wajah nya terlihat pucat.
"Sesuai janji, traktir gue makanan" ucap Carina senang.
"Yaudah ayo, gue aja yang bayar" ucap Eros.
"Bentar, kalian duluan aja masuknya" ucap Carina.
"Ngapa Rin?" Tanya Putra heran.
Carina merogoh sakunya, lalu mengeluarkan sebatang rokok dan menghidupkan nya didepan Eros dan Putra.
"Heh, jangan ngerokok lo" ucap Putra dan segera membuang rokok milik Carina.
"Sejak kapan lo merokok?" Tanya Eros menatap Carina tajam.
"Udah lama" jawab Carina santai.
"Gue nggak percaya" ucap Eros.
"Yaudah, terserah lo" ucap Carina lalu ia menarik tangan Putra dan mengajaknya memasuki area kafe.
"Entah kenapa, gue malah semakin yakin kalau itu bukan lo" gumam Eros, ia memperhatikan gaya jalan Carina yang benar-benar berubah.
...
" Cepet lo pesen makanan yang lo mau" ucap Putra seraya melihat daftar menu yang ada dikafe tersebut.
"Gue nggak laper" ucap Carina malas.
"Terus ngapain lo ngajak gue sama Eros balapan dan yang kalah harus traktir yang menang sepuasnya, tapi akhirnya lo nggak mau mesen apa-apa?" Geram Putra, ia hanya menatap Carina kesal, untung Putra sayang dengan Carina.
"Suka-suka gue" ucap Carina.
"Gue bosen lo dari tadi ngomong suka-suka gue aja, sampe telinga gue jadi hafal" geram Putra.
"Gue juga bosen denger omongan lo yang banyak banget, sejak kapan lo jadi kek emak-emak" ucap Carina menatap Putra dengan datar.
"Masa sih gue banyak omong? Perasaan kagak" ucap Putra seraya terkekeh.
"Kalian udah mesen?" Tanya Eros yang tiba-tiba datang.
"Belum, Carina nggak laper katanya" jawab Putra seraya melirik Carina.
"Kalau gitu mending pulang aja" ucap Eros dan akan berdiri dari duduknya namun ditahan oleh Carina.
"Jangan" cegah Carina.
"Ngapa?" Tanya Eros seraya menaikan satu alisnya.
"Ada seseorang yang gue tunggu" ucap Carina dengan tatapan melasnya berharap agar Eros tak jadi pulang.
"Siapa?" Tanya Putra penasaran.
"Hallo kalian" sapa seseorang dan duduk disamping Eros, membuat Eros dan Putra sangat terkejut dengan kejadian orang tersebut sedangkan Carina, ia malah tersenyum sinis menatap Eros dan Putra.
...
Author comeback 🥳🥳
Gimana part kali ini?
Maaf kalok agak nggak jelas😁
Jangan lupa vote dan komenSalam manis dari Author 🤗

KAMU SEDANG MEMBACA
CaRos (Carina & Eros)
Teen FictionSequel Rea's Story ..... "kak Eros...mau nggak jadi pacar Carin?" "nggak" "satu Minggu aja" "nggak" "tiga hari?" "nggak" "satu hari?" "nggak" "dua belas jam?" "nggak" "lima jam?" "nggak" "satu jam?" "nggak" "tiga puluh menit?" "nggak" "sepuluh menit...