CaRos 36

3.5K 207 27
                                    

Bel pulang sudah berbunyi, Carina dengan cepat membereskan buku-bukunya yang ada dimeja, lalu memasukkan ke tas, namun sebuah kertas di dalam tas mengalihkan perhatiannya, ia mengambil kertas tersebut lalu tersenyum kecil.

"Surat dari Mama" gumam Carina seraya tersenyum.

"Oh iya, Carin lupa tanya ke Bunda tentang surat ini" ucap Carina lalu dengan cepat ia keluar dari kelasnya, ternyata keadaan sekolah sudah sangat sepi, hanya ada beberapa siswa siswi yang menunggu untuk dijemput.

"Carina!!" Panggil seseorang membuat Carina langsung menghentikan langkahnya, namun setelah melihat siapa yang memanggilnya, Carina malah kembali berlari, bahkan lebih cepat.

"Carina!!" Panggil orang tersebut dan ikut berlari mengejar Carina sampai akhirnya orang tersebut berhasil menarik tangan Carina.

"Lepas" ucap Carina seraya berusaha melepaskan cengkraman ditangannya.

"Gue nggak mau" ucap Eros tajam, ya orang itu adalah Eros.

"Lepas Kak, Carin mau pulang" ucap Carina, namun Eros menggelengkan kepalanya.

"Gue akan lepasin lo, kalau lo mau jawab pertanyaan gue" ucap Eros seraya menatap Carina.

"Oke, Carin bakal jawab pertanyaan Kakak" ucap Carina dan benar saja Eros langsung melepaskan cekalannya.

"Kenapa lo selalu menghindar dari gue?" Tanya Eros langsung ke intinya.

"Carin nggak mau buat Starla kecewa sama Carin" jawab Carina jujur.

"Karna Starla lo malah jauhin gue Rin?" Tanya Eros lirih.

"Iya" jawab Carina.

"Udah kan? Carin mau pulang" ucap Carina dan langsung meninggalkan Eros sendirian.

...

"Bunda" panggil Carina, akhirnya ia sampai dipanti, walaupun sedikit lelah karena ia pulang nya dengan jalan kaki.

"Carina.. tumben kamu jalan kaki" Bunda keluar dari kamarnya dan langsung menghampiri Carina.

"Nggak papa Bunda, jalan kaki kan sehat" ucap Carina seraya tersenyum.

"Oh iya, Carin mau tanya tentang surat ini" Carina mengeluarkan surat yang merupakan hadiah dari Bunda.

"Sebenernya Carin mau tanya kemarin, tapi kemarin malah lupa" ucap Carina dan langsung menatap Bunda.

"Kamu mau tanya apa tentang surat itu?" Tanya Bunda dan juga langsung menatap Carina.

"Ini bener surat Mama Carin?" Tanya Carina dan Bunda langsung mengangguk.

"Berarti selama ini Bunda bohongin Carin?" Tanya Carina entah kenapa tiba-tiba ia merasa sedih karena Bunda telah membohonginya.

"Semua itu Mama kamu yang suruh, Bunda minta maaf" ucap Bunda.

"Berarti Bunda kenal sama Mama Carin?" Tanya Carina dan Bunda langsung mengangguk.

"Mama Carin sekarang dimana Bunda? Kenapa Bunda nggak pernah ngasih tau kalau Bunda kenal sama Mama Carin?" Tanya Carina ia benar-benar penasaran bagaimana keadaan Mamanya saat ini.

"Bunda nggak tau Mama kamu sekarang dimana" lirih Bunda.

"Maksud Bunda apa? Ini bener surat dari Mama kan?" Tanya Carina meminta penjelasan.

"Iya, itu surat dari Mama kamu, tapi surat itu ditulis tujuh belas tahun yang lalu" ucap Bunda dan Carina sangat terkejut ketika mendengar jawaban dari Bunda, ia langsung menundukkan kepalanya, harapannya untuk bertemu dengan Mamanya sudah tidak ada, ternyata itu surat lama, dan Bunda tak tau keberadaan Mamanya.

Keadaan pun seketika hening, Carina masih menundukkan kepalanya, sedangkan Bunda ia merasa kasihan dengan Carina.

"Bunda.." panggil Carina.

"Iya sayang" ucap Bunda.

"Carin mau tanya, kenapa Mama nitipin Carin ke Bunda?" Tanya Carina lirih.

"Kamu yakin mau denger cerita Bunda?" Tanya Bunda dan Carina langsung menganggukan kepalanya.

"Jadi dulu itu.."

Flashback on

"Fanii" panggil seseorang seraya mengetuk pintu rumah milik Fani.

Setelah membuka Pintu tersebut, betapa terkejutnya Fani ketika melihat sahabatnya berdiri dengan menggendong seorang bayi.

"Kenapa Na?" Tanya Fani.

"Ayo masuk dulu" ajak Fani, namun orang tersebut tak mau masuk kedalam rumah Fani.

"Fan, aku nitip Carina ya" ucap orang tersebut.

"Emang kamu mau kemana?" Tanya Fani bingung.

"Aku mau pergi, nanti aku bakal jemput Carina, oh iya, kalau dia udah besar  jangan kasih tau tentang aku, kecuali umurnya udah tujuh belas tahun, dan surat ini tolong kamu kasih kedia saat umurnya udah tujuh belas tahun" ucap orang tersebut dan memberikan Carina dengan surat tersebut.

"Tapi aku harus jawab apa saat Carina tanya tentang orang tuanya?" Tanya Fani seraya menatap orang tersebut.

"Tolong bilang ke dia kalau dia dibuang sama orang tuanya, udah ya aku mau pergi, aku nggak bisa lama-lama disini" pamit orang tersebut dan langsung meninggalkan rumah Fani dengan Cani yang masih berdiri dipintu dan menatap wajah Carina.

"Carina.. kamu tenang aja, Bunda akan jaga kamu sampai Mama kamu jemput kamu" ucap Fani seraya menatap wajah polos Carina yang masih bayi, lihatlah Carina terlihat sangat cantik dan menggemaskan.

Flashback off

"Setelah kejadian itu, Bunda udah nggak pernah liat Mama kamu, Mama kamu seperti mehilang dari muka bumi ini" ucap Bunda menyelesaikan ceritanya.

"Berarti Carin emang nggak diinginkan sama Mama Carin, buktinya Mama malah buang Carin ke sini" ucap Carina ia langsung menangis ketika mendengarkan cerita dari Bunda.

"Enggak sayang, Mama kamu nggak buang kamu, walaupun Bunda nggak tau maksud Mama kamu nitip kamu ke Bunda, tapi Bunda yakin kalau itu adalah keputusan yang terbaik dari Mama kamu" ucap Bunda ia berusaha menenangkan Carina dengan memeluknya.

"Tapi kenapa Mama malah nyuruh Bunda bohong? Dan kenapa Bunda malah mau bohong ke Carin?" Tanya Carina seraya menangis, ia benar-benar kecewa dengan Mamanya yang telah tega membuang nya, dan ia kecewa juga dengan Bunda yang telah membohonginya.

"Bunda minta maaf sayang, Bunda terpaksa" jelas Bunda, ia juga menangis karena kasihan dengan nasib Carina.

"Apa jangan-jangan Carin anak yang tidak diinginkan, makanya Carin dibuang kesini" lirih Carina, pikiran negatif mulai bermunculan di kepalanya.

"Enggak sayang, kamu jangan mikir gitu" ucap Bunda.

Carina melepaskan pelukannya dengan Bunda, lalu segera berlari untuk keluar dari dalam panti.

"Carina kamu mau kemana?" Tanya Bunda lirih.

"Carin mau nenangin diri dulu, nanti Carin balik" pamit Carina, tanpa mengganti pakaiannya ia meninggalkan panti, ia juga tak membawa tas bahkan ponselnya juga didalam tas.

Diperjalanan, Carina menangis, kenapa takdir terlalu kejam dengan dirinya, dibuang oleh sang Mama dan kisah cinta yang tak indah, rasanya Carina ingin mengakhiri semua ini.

"Akhirnya kita berjumpa Carina" ucap seseorang membuat Carina sangat terkejut melihat orang tersebut.

....
Author comeback 🥳🥳
Gimana part kali ini?
Janga lupa vote dan komen

Salam manis dari Author 🤗

CaRos (Carina & Eros)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang