"woi kantin kuy." Ajak Kirana, ia menghampiri bangku Carina dan Dewi.
"Kuy lah, gue udah laper." Ucap Dewi seraya memegang perutnya yang sudah keroncongan.
"Rin, lo ikut nggak?" Tanya Kirana seraya melihat kembarannya yang sedang membaca buku.
"Hari ini Carin nggak ke Kantin dulu, Carin mau belajar, sebentar lagi mau ulangan." Ucap Kirana membuat Kirana mengganggukan kepalanya lalu Kirana segera pergi kekantin bersama Dewi.
"Fokus banget belajarnya." Tiba-tiba seseorang datang seraya mengambil buku Carina, dan Carina pun langsung terkejut.
"Putra." Ujar Carina seraya menatap Putra yang hanya tersenyum.
"Ngapain Putra kesini?" Tanya Carina dan kembali fokus pada bukunya.
"Rin, gue mau nitip sesuatu." Ucap Putra membuat Carina mengerutkan keningnya bingung.
"Nitip apa?" Tanya Carina seraya melihat Putra, sedangkan Putra saat dilihat oleh Carina langsung menjadi salah tingkah.
"Gue mau nitip ini." Putra seraya memberikan sebuah coklat kepada Carina, dengan senang hati Carina langsung mengambil coklat tersebut.
"Buat Carin kan?" Tanya Carina seraya tersenyum
Senang."Maaf Rin, itu bukan buat lo." Setelah mengatakan hal tersebut wajah Carina langsung murung ia menatap coklat tersebut, Putra yanh melihatnya jadi tak enak hati.
"Terus buat siapa?" Tanya Carina penasaran.
"Buat Kirana, tapi lo jangan bilang ke dia kalau ini dari gue." Carina yang mendengar hal tersebut langsung tersenyum menggoda Putra.
"Putra suka ya sama Kirana?" tanya Carina dan benar saja wajah Putra langsung memerah dan salah tingkah.
"Enggak kok Rin." Ucap Putra seraya menggaruk belakang kepalanya yang sebenarnya tidak gatal sama sekali.
"Jangan bohong Putra, ingat bohong itu dosa." Carina tertawa ketika melihat Putra yang salah tingkah, ternyata memang benar Putra menyukai kembarannya.
"Putra tenang aja, hubungan Putra sama Kirana bakal Carin dukung." Ucap Carina seraya tertawa.
"Jangan ngomong gitu Rin, nanti malah didenger orang." Ucap Putra membuat Carina langsung menutup mulutnya.
"Hehe, maaf Putra, berarti Putra emang suka kan sama Kirana?" Tanya Carina seraya menatap Putra, jujur Putra sangat bingung harus menjawab apa.
"Rin, gue mau ketoilet dulu ya, udah nggak tahan nih." Setelah mengatakan hal tersebut Putra langsung berlari meninggalkan Carina yang tertawa karena melihat tingkah Putra.
"Dasar Putra." Kekeh Carina, lalu ia memegang coklat dari Putra seraya tersenyum kecil.
"Carin kapan ya dikasih coklat sama Kak Eros?" Gumam Carina seraya menatap coklat tersebut.
"Lo mau coklat?" Entah datang dari mana, tiba-tiba Eroa sudah berdiri didepannya seraya memawa sebuah plastik.
"Kirana bilang lo nggak kekantin, makanya gue bawain makanan." Ucap Eros ketika melihat wajah kebingungan Carina, setelah itu Eros langsung duduk di samping Carina.
"Dimakan." Suruh Eros dan Carina hanya menganggukan kepalanya.
"Coklat dari siapa?" Tanya Eros tiba-tiba kala ia melihat Carina yang memegang coklat tersebut.
"Dari Putra." Jawab Carina setelah itu ia menaruh coklat tersebut dimejanya dan ia mengambil plastik dari Eros, setelah membukanya ternyata isinya dua bungkus Roti dan sebotol susu coklat.
"Buat Carin?" Tanya Carina semangat.
"Iya." Jawab Eros, setelah mendapat jawaban dari Eros, dengan cepat Carina langsung membuka Roti dan memakannya.
"Pelan-pelan makannya." Peringat Eros, dan Carina hanya menganggukkan kepalanya.
"Putra kenapa ngasih coklat ke lo?" tanya Eros, Carina yang ingin menjawab langsung dicegah oleh Eros.
"Jangan ngomong dulu, abisin makanan yang dimulut, nanti malah keselek, keselek itu bahaya, bisa buat orang meninggal, kalau lo meninggal gue sama siapa? Gue nggak mau hidup sendirian disini tanpa lo." Ucapan Eros membuat Carina terkejut, meskipun sedikit kesal karen ada kata 'meninggalnya' namun Carina tetap senang setidaknya Eros perhatian kepada dirinya.
Setelah menelan makanannya, barulah Carina menjawab pertanyaan dari Eros. "Putra ngasih buat Kirana." Ungkap Carina jujur.
"Bukan buat lo kan?" Tanya Eros dan Carina langsung menggelengkan kepalanya.
"Baguslah." Ucapan Eros membuat Carina mengerutkan keningnya bingung.
"Bagus kenapa?" Tanya Carina heran.
"Biar gue nggak ada saingan lagi buat dapetin lo." Ucap Eros jujur seraya menatap mata Carina, Carina yang ditatap seperti itu oleh Eros menjadi salah tingkah.
"Kak Eros kalau nembak Carin sekarang aja nggak papa, pasti langsung Carin terima." Ucap Carina seraya terkekeh, ia menundukkan kepalanya guna menutupi semburat merah di pipinya.
"Kalau gue nembak lo, lo malah mati." Ucapan Eros membuat Carina membelalakkan kedua matanya terkejut, bukan itu maksud Carina.
"Kak Eros nggak ngerti." Ucap Carina kesal seraya memukul pundak Eros.
"Kan gue bener, kalau gue nembak lo, nanti lo malah mati, dan seperti kata gue tadi, kalau lo mati nanti gue sendirian, gue nggak bisa hidup tanpa lo Rin, lo itu ibarat Warna di hidup gue." Ucapan Eros membuat Carina kembali terkejut, dari mana Eros belajar kata-kata seperti itu.
"Cie Kak Eros bucin ke Carina." Goda Carina seraya mencolek-colek pipi Eros.
"Eh, btw kakak belajar kata-kata tadi dari mana? Jujur ya Kak, Carin terharu denger Kak Eros ngomong gitu." Ucap Carina seraya tersenyum manis, ia menatap wajah Eros yang datar namun tampan tersebut.
"Tadi malem gue cari di google." Jawab Eros jujur dan senyum Carina langsung luntur, Carina kira kata-kata itu tulus dari hati Eros yang paling dalam, nyatanya Eros hanya mencari kata-kata tersebut di google.
"Ngapa senyum lo langsung ilang?" Tanya Eros heran, pasalnya tadi Carina masih tersenyum dan sekarang Carina malah melihat Eros dengan tatapan tajamnya.
"Kak Eros ngapa harus jujur banget?" Tanya Carina seraya tersenyum paksa, ingin rasanya Carina memukul wajah Eros yang datar tersebut, namun jika dipikir-pikir Carina bukan Kirana yang suka memukul dan menendang orang.
"Gue jujur karena sebuah hubungan harus dilandasi dengan kejujuran dan kepercayaan." Bisik Eros ditelinga Carina, Carina yang mendengar suara rendah Eros yang masuk ke gendang telinganya langsung merinding.
"Kak Eros setan ya?" Tanya Carina tiba-tiba, dan Eros langsung mengerutkan keningnya bingung.
"Maksudnya?" Tanya Eros tak paham.
"Kak Eros ngapa bisa buat Carin merinding!" Pekik Carina membuat Eros tertawa dan langsung mengacak-ngacak rambut Carina.
Tanpa mereka berdua sadari, dari tadi Kirana, Putra, Dewi dan Ganta mengintip mereka dari jendela seraya tertawa senang ketika melihat Carina dan Eros yang terlihat bahagia.
"Kita kapan ya kayak gitu?" Tanya Putra seraya menatap Kirana.
Tak
"Jangan mimpi." Ucap Kirana seraya menendang tulang kering Putra, entah sudah berapa kali kaki Putra menjadi korban keganasan Kirana.
"Untung sayang." Gumam Putra seraya menatap Kirana yang sudah berjalan duluan bersama Dewi dan Ganta.
...
Akhirnya Author comeback 🤣
Gimana part kali ini?
Udah dua hari ya Author nggak Up🤣
Moga-moga kalian suka sama part kali ini
Jangan lupa vote dan komenSalam manis dari Author 🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
CaRos (Carina & Eros)
Teen FictionSequel Rea's Story ..... "kak Eros...mau nggak jadi pacar Carin?" "nggak" "satu Minggu aja" "nggak" "tiga hari?" "nggak" "satu hari?" "nggak" "dua belas jam?" "nggak" "lima jam?" "nggak" "satu jam?" "nggak" "tiga puluh menit?" "nggak" "sepuluh menit...