CaRos 43

3.6K 226 43
                                        

Bel istirahat sudah berbunyi sekitar 5 menit yang lalu,namun Carina masih dikelasnya, ia ragu untuk keluar kelas, karena jika ia keluar dari kelas, sudah pasti ada Eros dan Putra yang menunggu dirinya.

"Rin, ayo kekantin" rengek Dewi, sudah lima kali Dewi mengajak Carina ke kantin, namun Carina selalu menolaknya.

"Dewi duluan aja, hari ini Carin nggak kekantin dulu" ucap Carina yang masih duduk di bangkunya, namun matanya terus menatap kearah luar jendela.

"Lo kenapa sih Rin? Tumben nggak kekantin? Ayo kita kekantin" ajak Dewi lagi.

"Dewii, Carin itu lagi menghindar dari seseorang, eh ralat, dua orang maksudnya" ucap Carina seraya menatap Dewi yang sudah menahan lapar karena ia melihat Dewi yang dari tadi memegang perutnya.

"Kalau Dewi laper, mending Dewi kekantin aja" suruh Carina dan Dewi langsung menggelengkan kepalanya.

"Lo menghindar dari siapa Rin?" Tanya Dewi yang tiba-tiba penasaran.

"Kak Eros sama Putra" jawab Carina jujur.

"Tumben lo menghindar dari mereka, terutama Kak Eros, pasalnya setau gue lo selalu pengen nempel sama dia, tapi sekarang kenapa lo malah mau menghindar?" Tanya Dewi, Carina yang mendengar penuturan Dewi hanya bisa cengengesan saja.

"Yee, ni anak malah cengengesan" kesal Dewi seraya memutar bola matanya malas.

"Jadi ceritanya tuh Putra tadi pagi ngajakin Carin ke kantin bareng waktu istirahat, yaudah Carin terima aja, eh ternyata Kak Eros malah ngajakin Carin ke kantin bareng juga, tapi Carin udah ngomong sama Kak Eros kalau Carin bakal kekantin bareng Putra, Kak Eros nya malah maksa Carin buat kekantin bareng, dari pada bingung mau kekantin bareng siapa mending Carin dikelas aja" jelas Carina menceritakan krologi penyebab dirinya tak mau kekantin, Dewi yang mendengar cerita dari Carina hanya bisa menggelengkan kepalanya tak percaya, apakah sahabatnya sebodoh ini, atau Dewi yang terlalu pintar? Entah Dewi juga bingung.

"Rin, lo jangan bego, kan lo bisa bareng mereka berdua kekantinnya, hadeh ni anak" ucap Dewi seraya memukul kepala Carina pelan.

"Oh, iya ya, Carin lupa" balas Carina seraya terkekeh.

"Yaudah ayo kekantin" ajak Dewi dan menarik tangan Carina.

"Nanti dulu" cegah Carina menghentikan langkahnya membuat Dewi jadi semakin kesal.

"Apalagi Carina?" Tanya Dewi dengan kalimat penuh penekanan.

"Tunggu Kirana dulu, kasian dia" ucap Carina seraya melihat kearah lapangan, disana terlihat kembarannya yang masih dihukum oleh Eros.

"Kalau nunggu kembaran lo, kita malah nggak kekantin nanti, ayo kita kekantin, makan, terus kasih kembaran lo makan juga nanti, gue udah laper banget nih" ucap Dewi seraya mengusap-usap perutnya.

"Yaudah ayo" ajak Carina, ia merasa kasihan dengan Dewi, karena dirinya Dewi harus menahan rasa lapar.

"Carina" panggil Seseorang ternyata dia Eros dan disampingnya juga ada Ganta yang dari tadi terus menggodai siswi-siswi yang berada dikoridor.

"Hallo Kak" sapa Carina seraya tersenyum dan Eros langsung membalas senyuman dari Carina.

"Hallo"balas Ganta seraya tersenyum juga.

"Buat Kak Ganta yang suka godain anak orang, Carina itu sapa Kak Eros, bukan Kak Ganta, jadi jangan berharap" ucap Dewi seraya memutar bola matanya malas.

"Emangnya gue balas omongannya Carina? Orang gue balas sapaan angin yang menerpa wajah tampan gue" ucap Ganta berlebihan membuat Dewi langsung berpura-pura ingin muntah.

"Woi Putra balikin minum gue!!" Teriak seseorang dari ujung koridor, dan terlihat lah Putra yang berlari kencang menuju kearah Carina dan kawan-kawan, lalu dibelakangnya ada Kirana yang mengejarnya dengan tatapan kesalnya.

Dari arah jauh tiba-tiba Kirana membuat sepatutnya dan melemparnya sehingga terkena kepala Putra, Carina yang menyaksikan hal tersebut langsung meringis, ia tak tau seberapa sakitnya itu, namun ia sangat yakin pasti itu sangat menyakitkan.

"Kirana" panggil Carina dan langsung menghampiri adiknya yang akan menghajar Putra

"Kamu ngapain mau hajar Putra?" Tanya Carina ia merasa kasihan dengan Putra, lihatlah kepalanya menjadi benjol akibat lemparan sepatu Kirana.

"Dia ngerampas minum gue" ucap Kirana seraya menunjuk Putra, jangan lupakan tatapan tajam Kirana yang sangat menusuk.

"Gue mau minta dikit aja, jadi cewek nggak boleh pelit" ucap Putra, baru saja Putra ingin membuka botol air minum tersebut namun tiba-tiba sebuah tangan sudah merampas botol tersebut.

"Ini air gue, kalau lo mau, beli sendiri, jadi cowok harus modal, masa ngasih hadiah ke Kakak gue cuma gelang dari lidi, nggak modal banget lo" ejek Kirana membuat Carina menjadi tak enak dengan Putra.

"Hah? Apa? Beneran Putra cuma ngasih gelang dari lidi ke Carina? Gila nggak modal banget lo" ejek Ganta seraya memukul-mukul pundak Putra, membuat Putra langsung menatap tajam Ganta.

"Hehe, maaf" ucap Ganta dan langsung menghentikan pukulannya di pundak Putra.

"Masa hukuman lo sampe selesai istirahat" ucap Eros tiba-tiba seraya menatap Kirana tajam.

"Yaelah jangan kejam lo sama gue, gue mau kekantin dulu, nanti gue lanjutin lagi hukumannya" ucap Kirana santai.

"Woi, ayo kekantin, gue laper" ucap Dewi tiba-tiba membuat Carina jadi teringat dengan sahabatnya yang tadi sangat kelaparan.

"Yaudah ayo, kasian Dewi udah kelaparan banget kayaknya" ucap Carina dan berjalan duluan, disampingnya ada Eros yang juga berjalan berdampingan dengan Carina.

"Makanya jangan makan aja pikirannya" ejek Ganta membuat Dewi langsung memukul Kepala Ganta dengan keras.

"Suka-suka gue" ucap Dewi sedangkan Ganta, ia malah meringis karena kepalanya yang sakit.

Disepanjang koridor, mereka berenam menjadi pusat perhatian seluruh siswa-siswi, dengan Carina dan Eros yang berjalan paling depan, lalu dibelakangnya ada Ganta dan Dewi yang sibuk saling ejek, dan yang paling belakang ada Kirana dan Putra yang dari tadi paling tak bisa diam, dengan Kirana yang terus memukul Putra dan Putra yang sangat suka menggoda dan mengganggu Kirana hingga membuat Kirana menjadi kesal dan langsung memukul Putra.

...

Author comeback 🥳🥳
Gimana part kali ini?
Jangan lupa vote dan komen ya

Salam manis dari author 🤗🤗

CaRos (Carina & Eros)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang