Chapter 10: Tangled

799 88 24
                                    

Usai pergulatan mereka di kamar mandi tadi, Sean makan dengan lahap di depan Dara yang memandanginya dengan senang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Usai pergulatan mereka di kamar mandi tadi, Sean makan dengan lahap di depan Dara yang memandanginya dengan senang. Lelaki itu benar-benar terlihat kelaparan.

"Kenapa kamu nggak dateng ke kantor sering-sering?" tanya Sean di sela gigitannya pada tenderloin steak medium well yang dimasak Dara sebelum ke kantornya ini. "Jadi Mas bisa dapet makan siang."

"Boleh aja, tapi menu yang tadi, cuma untuk special occasion," ujar Dara, ia memajukan tubuhnya, tangannya sibuk mengeringkan rambut sementara tangan satunya menumpu kepala. "Untuk nyogok kamu biar nggak spaneng."

Jawaban Dara membuat Sean terkekeh kecil. "And i ate you, really well, eh?"

Perkataan Sean yang menggodanya, cukup membuat Dara agak sedikit terangsang, lagi. Hormon kehamilan sialan ini sedang dicaci dalam hati oleh si penyandang gelar nyonya Sean Brahmasta.

"Brutal."

"Suka, kan? Kamu nggak akan mengerang sampe segitunya kalau nggak suka."

"Ssst!"

Dara tak menampik, dia lebih menyukai siksaan pada setiap hubungan seksualnya, ketimbang vanila sex yang biasa Sean lakukan. Bicara soal kebrutalan, tadi ingatan Dara sempat terbang jauh, pada seseorang yang mengajarkan kekerasan pada pencapaian sebuah kenikmatan.

Perempuan itu buru-buru menolak pemikirannya. Ini bukan saatnya dia mengingat Yonaviar.

"Kapan-kapan di meja sini?" tawar Sean.

"Kamu udah gila," cecar Dara kemudian diiringi rekahan senyum yang menyemukan pipinya. "Now, would you tell me what happen? Dengan semua alkohol yang kamu minum?"

Sean benar-benar menghentikan kunyahannya, lelaki itu kembali mengingat apa yang membuatnya menggila tadi. Obsidian sayu itu kembali menyalang marah, pada siapa yang berani mengiriminya teror jahanam, mengancam ia dengan foto keluarganya sendiri.

"Mas?"

Detik selanjutnya, usai lelaki Brahmasta dapat mengontrol emosinya lagi, ia tersenyum tenang, tangannya bertaut, menawarkan sebuah pilihan. "Food play, and you get the answer?" godanya, ia tahu tawaran itu akan ditolak Dara, sehingga Sean tidak perlu menjawab pertanyaan sang puan. Karena sesungguhnya, Sean tak ingin istrinya itu berpikir keras, apalagi ini menyangkut anak-anak juga. Dara mudah stress dan depresi, membuat
Dara stress apalagi di masa kehamilan, adalah tindakan yang tidak akan diambil Sean.

"Absolutely not, thanks, its disgusting." tanggapan Dara membuat Sean tersenyum puas.

Sejatinya, Dara punya pengalaman buruk dengan foodplay, Yonaviar menumpahkan selai nanas ke rambutnya saat mereka menghabiskan malam bersama. Akhirnya pada jam dua dini hari, Dara harus keramas untuk menghilangkan lengketnya apalagi waktu itu rambutnya terlalu panjang, semakin lengkap penderitaan Dara perkara main makanan pada saat hubungan intim. Dia tidak akan melakukannya lagi.

Reversed ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang