Chapter 49: Remember Me as it Should be

666 81 12
                                    

And I know it's long gone and that magic's not here no more

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

And I know it's long gone and that magic's not here no more. And I might be okay but I'm not fine at all

-

Ini pagi buta. Gama yang baru saja pulang shooting minuman energi--mukanya sudah berseliweran jadi bintang iklan televisi lokal, tak memiliki tenaga untuk membuka pintu Apartemennya.

Tapi, terror bunyi bel yang berisik menghantui. Memang ya, tidak ada orang yang senang melihat oranglain tenang. "Wait." Entah untuk alasan apa Gama berteriak dengan mata masih terpejam, padahal sudah jelas, tamunya itu tak akan mendengar dia yang berteriak dari sofa ke pintu masuk yang jaraknya saja delapan meter. Ruangan juga kedap suara.

Melihat siapa gerangan di interkom, mata Gama yang tadinya terpejam mulai terbuka semua. Untuk alasan apa, ibu Yonaviar datang menemuinya begini? dan tahu darimana kalau dia ada di Apartemen, bukan di rumah Dara. Mengingat perkataan kakak iparnya, Gama mewajarkan semua itu, perempuan ini kan punya mata-mata, barangkali ada mata-matanya juga di apartemen terbesar di penjuru Kamandaka ini. Oke, biar tidak bias, Gama bukannya ingin kurangajar dan tidak sopan pada wanita yang anaknya memberi kornea mata secara cuma-cuma begini. Tapi Gama juga ngeri terhadap perempuan tua yang mukanya baik hati tapi menyeramkan seperti Agnes ini.

"Gama!" Agnes melingkarkan tangan memeluk pemuda yang mendapatkan mata anak lelakinya itu. "How are you, Nak?"

Gama mengangguk kikuk dan mempersilahkan Agnes masuk. Jujur saja, sebelum tahu soal siapa yang membuat gerakan radikal yang mengakar kuat di negerinya ini, Gama masih berpikir kalau Agnes adalah perempuan baik luar dalam yang menganggap ia dan kakak perempuannya seperti anak sendiri dengan setulus hati. Namun kini, ia hanya sanggup dan mampu beranggapan Agnes begini karena dia adalah penerima donor dan kakaknya adalah ibu dari cucu-cucu kandungnya. Maafin gue ya bang Yon, abis nyokap lo buat kecewa.

Agnes banyak bicara, tentang Serapine dan Yonaviar, ada banyak curhatan mengenai susahnya dia bertemu cucu-cucu kandungnya, juga soal keresahannya--yang Gama yakini sebagai usaha untuk mempengaruhunya, terhadap tuntutan publik akhir-akhir ini terhadap keluarga Brahmasta.

"Ya... kalo kakak kamu mau, Sera dan Yon bisa masuk kartu keluarga Mami, lagian juga kamu tahu sendiri keadaan Brahmasta bagaimana."

Ketebak.

Gama dengan senyum palsunya memanggutkan kepala. "Nanti Gama coba bujuk deh Mi."

Dengan cerah, wajah Agnes melega. "Oh iya Gama, kakak kamu nggak lagi ada masalah, kan?"

"Masalah... apaMi?" Gama memangku tangannya. "Nggak sih setahu Gama, She's fine."

"Soalnya Mami tuh ngerasa dia agak beda aja."

Aduh, Dara kakak perempuannya itu memang sulit bermuka dua, ya? Tapi kalau dia jadi Dara, belum tentu bisa tenang juga sih. Tahu musuh masing-masing walau dalam satu selimut yang sama, meningkatkan kewaspadaan takut-takut ada yang berusaha menancapkan pisaunya, adalah keadaan yang membuat depresi.

Reversed ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang