Chapter 20: Wrong Turn

649 73 9
                                    

"You and I nursing on a poison that never stungOur teeth and lungs are lined with the scum of itSomewhere for this, death and gunsWe are deaf, we are numbFree and young and we can feel none of it

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"You and I nursing on a poison that never stung
Our teeth and lungs are lined with the scum of it
Somewhere for this, death and guns
We are deaf, we are numb
Free and young and we can feel none of it."

Pelataran rumah sakit tampak lengang, tetapi Sean yang terburu-buru masih tetap menabrak beberapa orang yang berjalan di hadapannya. Lelaki itu kalut sekali, sudah berapa kali dejavu terjadi, dan Dara satu-satunya alasan Sean bisa begini.

Lelaki itu meminta maaf dengan tulus pada orang-orang yang ditabraknya, membuat mereka memaklumi bahwa lelaki itu benar-benar terburu-buru, terlihat dari mimik Sean.

"Mas."

Gama berjalan dari arah berlawanan, di tangannya ada sekaleng kopi dingin.

"Is she okay?" tanya Sean panik. "Anak saya?" Belum juga pertanyaan pertama dijawab Gama, Sean menuntut dengan satu jawaban lagi.

"Diserang Mas. Kakak gue tadi diserbu banyak orang."

Mendengarnya membuat Sean memejamkan mata. "Astaga. Terus dia gimana?"

"Belum sadar Mas Kakak gue, lo temuin dokter aja dulu, gue nggak bisa jelasinnya."

Begitu melihat dokter Merlin berjalan dari arah kirinya menuju belokan arah utara, lelaki itu menepuk bahu Gama dan berlarian lagi.

Dokter Merlin yang sadar akan keberadaan Sean langsung mempersilahkan Sean masuk ke ruangannya.

Sean cukup lama mencerna seluruh perkataan dokter Merlin. Mendengar penjelasan dokter padanya, membuat ia khawatir bukan main akan keadaan Dara.

Katanya tadi Dara sempat kejang.

Kondisi ini tak bisa dianggap remeh, kalau tidak ditangani serius, dapat menyebabkan kematian. Sebuah mimpi buruk yang terasa tak nyata terpampang jelas dihidupnya.

Merlin menjelaskan dengan hati-hati, sebab-sebab mengapa Dara mengalami kejang, dan semakin didengarkan, semakin ngilu ulu hati Sean karenanya.

Meski mendapat kalimat penenang, yang bilang bahwa perempuan itu akan baik-baik saja, mana bisa Sean lega?

Lelaki Brahmasta berjalan gontai menuju ruang rawat Dara, matanya terpaku beberapa detik saat memasuki kamar bercat biru tempat dimana istrinya istirahat.

Kamar itu lengang, suara pendingin udara dan ketukan jemari Gama pada meja menjadi yang pertama mampir di telinga Sean.

Daranya masih terpejam di atas kasurnya. Tak bergerak, pucat dan terlihat lemah. Berapa kali Dara begini karena dia?

Kalau dihitung satu persatu rentetan kejadian malang istrinya sejak mereka masih berstatus sebagai sepasang kekasih, sudah puluhan kali. Hal ini terjadi.

Reversed ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang