Chapter 39: Coming Truth

592 66 16
                                    

Sean menutup pintu mobilnya dengan keras ketika sampai di rumah sederhana yang memang ingin ditujunya sejak tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sean menutup pintu mobilnya dengan keras ketika sampai di rumah sederhana yang memang ingin ditujunya sejak tadi. Rumah itu memiliki pengamanan ekstra ketat, Sean yang membangunnya sejak awal bahkan cukup kesulitan membuka pintu gerbang tadi. Lelaki itu mengedar pandang mengelilingi jalanan sepi di depannya. Dua ratus meter dari rumah ini, adalah rumah orangtuanya.

Dan di kompleks aman ini, Sean menyimpan semua hal yang ia simpan rapat selama bertahun-tahun dan berbulan-bulan ke belakang.

Lelaki itu menekan-nekan kata sandi untuk kunci pintu pintarnya. Ia masuk beberapa detik kemudian dan menutup pintunya rapat-rapat.

Rumah yang terlihat kosong dari luar itu kini menyala terang, Sean segera membuka pintu kamar utama. Ada papan besar yang tertutup jubah kain beludru berwarna biru di dalam sana. Sean membuka jubah itu dan melemparnya ke sembarang arah, lelaki itu memandangi beberapa informasi dan benang-benang merah yang ditancapkan di sana.

Papan investigasinya selama ini, tersimpan rapi dan tak dijangkau oranglain selain dirinya.

Sean mengeluarkan foto Sara Andini juga Nafara Larissa. Lalu dipasangkan foto mereka berdua dalam daftar catatan merah yang harus ia hidari.

Ia tertegun sebentar, mengamati lamat-lamat susunan rumit di depannya ini. Foto ibu Yonaviar menjadi pusat dari jajaran foto lain. Lalu Kalandra yang masih diberi tanda abu-abu oleh si lelaki Brahmasta itu.

Dua tahun lalu, lelaki itu bahkan tak berniat membuat penyelidikan macam ini bersama orang-orang suruhannya, tetapi kebencian atas keluarganya mulai meningkat seiring berjalannya waktu itu membuatnya resah.

Sean menyandarkan punggungnya dan bersedekap, keningnya berkerut melihat jaring-jaring lewat benang yang ia sematkan di sana.

Alasan lelaki itu mengajak Agnes mengikuti partainya karena Sean yang tahu sejak awal bahwa ibu Yonaviar yang merupakan salah satu otak dari penggiat kaum revolusi, ingin agar menjaga musuhnya itu tetap di sisinya. Mengawasi dari dekat, membuktikan kecurigaannya pada wanita tua itu. Kecurigaannya pada ibu Yonaviar semakin menguat karena beberapa rahasia partainya mendadak bocor ke media. Merangkul musuh membuat dia benar-benar mampu mengetahui kegiatan apapun yang dilakukan mereka.

Dara boleh merasa nyaman, tapi tidak dengan dia yang tentu saja tak selalu begitu mudah percaya. Ibu Yonaviar mungkin tidak berbahaya untuk istrinya, tapi perempuan itu berbahaya untuk masa depan mereka. Jelas Dara begitu, Agnes adalah ibu Yonaviar, lelaki yang dicintai istrinya juga, nenek kandung dari anak kembarnya.

Darah keluarganya mengalir deras dalam tubuh Sean, kewaspadaan dan prasangka telah tertanam dalam kehidupan Sean selama ini. Oh ayolah, siapa yang bisa bertahan dalam kecemasan dengan berdiam diri?

Untuk mengatasi Agnes, ia selaku pemimpin partai di atas bayang-bayang ayahnya di dalam penjara, bergerak untuk memberikan kesibukan lain bagi perempuan itu, mengirimnya menjadi delegasi-delegasi penting partainya, menjauhkannya dari rencana-rencana besar.

Reversed ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang