Chapter 19: Problem

683 72 2
                                    

Melamun yang penuh keputusasaan dari wajah sendu milik adik laki-laki Dara membuat perempuan cantik itu ikut pusing memikirkan cara terbaik apa yang bahagianya setara dengan dibelikan permen gula kapas sewaktu masih kecil dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melamun yang penuh keputusasaan dari wajah sendu milik adik laki-laki Dara membuat perempuan cantik itu ikut pusing memikirkan cara terbaik apa yang bahagianya setara dengan dibelikan permen gula kapas sewaktu masih kecil dulu.

Serapine dan Yonaviar yang biasanya membuat Gama tertawa terbahak-bahak karena tingkah lucu mereka, jadi hanya membuat senyum Simpul di raut wajah sang paman.

Memberikan Gama kesibukan selama berada dalam rumahnya pun tak terlalu berdampak banyak.

Sudah lima hari, Gama menetap di rumah keluarga kakak perempuannya karena Dara terang-terangan menentang ide Gama untuk sendirian di Apartemen. Takut-takut Gama nekad untuk melakukan hal buruk.

Biarlah Gama menghabiskan banyak alkohol, asal Dara masih dapat menjangkau adiknya itu.

Masih sambil melihat Gama di taman dari dalan rumah, usai membuat dasi Sean rapi, Dara menatap suaminya penuh permohonan. "I couldn't do something untuk buat dia senyum kalo gini terus."

"Lalu?"

"Aku mau keluar nanti ajak dia. Just two of us."

Sean memiringkan kepalanya ragu. "Pak Amin ata-"

"Two of us, Mas," potong Dara menegaskan. "Abis anter Serapine dan Yon ke sekolah, aku mau ajak dia muterin Kamandaka."

Mendengar permintaan keras kepala dari Dara membuat Sean memiliki tugas untuk mastikan Gama tidak dalam pengaruh alkohol untuk mengemudi. Sean mengangguk, dan tanpa sepengetahuan Dara yang kini sibuk dengan bekal anak-anak mereka, ia berjalan ke arah adik iparnya itu untuk melakukan apa yang harus ia lakukan.

"Gama?"

"Iya, Mas?"

Sean tersenyum puas, Gama masih sigap menjawabnya.

"Semalem saya lupa untuk temani kamu minum, maaf."

"Nggak apa-apa Mas, orang lo juga sibuk banget jam tujuh baru pulang. Kemaren gue nggak minum by the way, Kak Dara minta gue buat ngerakit gundam phenex yang kalian beli di Jepang kemaren. Asli ya, istrilo tuh nawarin gue alkohol tapi ngasih gue kerjaan juga, bingung lah ya gue mau milih yang mana?"

Semakin melebarkan senyum, Sean terlihat menambah kelegaannya.

Gama tampak baik-baik saja, bugar dan tidak dalam pengaruh alkohol.

"Beli mahal-mahal mainan gitu, kenikmatannya pas lagi ngerakit nggak sih, Mas? Ngapain beli deh?"

Mendengar tanya Gama, Sean hanya tertawa kecil. "Permintaan ibu hamil, aneh-aneh Gam, suka gundam juga enggak padahal."

"Ah i see. Aneh-aneh emang mintanya, jaman hamil muda si kembar juga pas itu kan sempet balik ke Apart Gama ya, terus ngidam es krim walls yang Graddglass padahal nggak ada di sini. Dia mah berkhayal dan uji mental Gama jadi satu.

Reversed ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang