Chapter 18: In Beetween, Altruism

663 86 14
                                    

"Salah aku dimana Sar? Kita udah mau nikah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Salah aku dimana Sar? Kita udah mau nikah... Kenapa..."

Sakit. Itu yang Gama rasakan ketika Sara membawa lelaki lain ke hadapannya hari ini.

"Bilang kalau kamu bohong."

Sara hanya tersenyum dan menggeleng lemah. "I wish like that, but i couldn't."

Kebas itu datang menjalar, rasanya, ketika hati tidak lagi sanggup menahan sakit, yang bisa hati itu lakukan adalah mematikan dirinya. Gama masih terpaku, di siang bolong begini ada petir rupanya.

"Sara, kita mau nikah," ulang laki-laki itu lagi. Gamaliel, tak sanggup berkata apapun karena otaknya mendadak kosong, sepertinya seluruh kecerdasannya ikut terbakar bersamaan dengan sulut api dari kekasihnya ini.

"Gama, Kakak kamu sudah menikah dan bisa punya anak dengan laki-laki lain, kenapa aku nggak bis—"

Satu tamparan itu mendarat di pipi Sara. Gama tidak pernah mengasari siapapun sebelumnya, tapi barusan tangannya bergerak sendiri. Reflek karena emosi tak dibenarkan di setiap kitab manapun, tapi Gama tak merasa bersalah untuk satu tamparan barusan. "Jahat kamu, Sara."

Gama melirik lelaki yang mengaku sebagai orang yang menghamili pacarnya, detik selanjutnya, satu bogem mentah mendarat di pipi lelaki jangkung yang tak Gama kenali itu.

"Banyak perempuan di luar sana, kenapa harus pacar gue yang lo pake, anjing!"

Sara tak bergeming membatu di posisinya semula, pipinya sakit tapi itu layak ia terima karena kurang ajar hari ini. Matanya hanya memandang nanar ke arah dua orang yang sedang kelahi di hadapannya tanpa berniat melerai.

"Sini lo gue matiin!" teriak Gama pada lelaki itu ketika dirinya tak berhasil memukul lagi. Lelaki yang Sara bawa kini berjalan menjauhi Gama dan mendekati Sara yang masih memaku diri.

"Keluar dari rumah gue!" Seru Gama nyalang. Hawa tubuhnya panas mendidih, sebelum dirinya sanggup membunuh, lebih baik dua orang itu pergi.

Sebelum Sara benar-benar pergi meninggalkan Gama, lelaki itu menarik lengannya, "nggak ada maaf dari kamu, Sara?"

Sara, dengan wajah datar menggeleng. "Aku nggak nyesel, Gama."

Detik itu juga, Gama melepaskan genggamannya, membiarkan perempuan itu pergi.

Usai mendengar cerita dari Gama, Dara tidak bisa berkata banyak. Permasalahan utamanya jelas tertera dengan gamblang, ia pernah melakukan dosa itu, berselingkuh dan memiliki anak dari selingkuhannya.

Gama terlihat putus asa. Dari tadi terus menjambak dirinya sendiri, seolah hancur sudah dunia yang ia bangun.

"Kak salah gue apa?" tanya Gama dengan suara serak. "Sebenernya kurang gue dimana?"

Reversed ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang