Chapter 35: Living

574 60 11
                                    

Am I just fixing it just to break it?Am I just hanging on, just so we can drown?Like the love we thought we found

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Am I just fixing it just to break it?Am I just hanging on, just so we can drown?Like the love we thought we found. Now, We're hoping that we don't just hit the ground
I've been pulling you close, but pushing me further .
I've been holding it back, that I see you different
Sick of me remindin' you to love me like you say you do

Mengerjap-ngerjap, Sean terdiam memandang cermin di kamar mandi di kamar tidurnya--dengan Dara, usai membasuh wajah. Lebih dari seminggu, ia tak tidur dengan istrinya itu, ia hanya masuk ke kamar mereka kalau ada keperluan, seperti sekarang. Lelaki itu tak bergerak selama beberapa saat sampai ketukan dari luar membuyarkan lamunannya.

"Mas?"

Ketika pintu terbuka, Dara berdiri di hadapannya dengan takut-takut. Wajahnya tampak gelisah, pun sorot matanya bilang begitu.

"Kenapa, Ra?"

"Mau minta izin." Dara tak berani menatap mata suaminya. "Tapi jangan marah."

Sean mengangkat kedua alisnya, bingung. "Izin apa?"

"Dara mau ke Vila Reira, mau ngajarin dia masak." Dara mengucapkan mohonnya lemah. Tak ada suara dari Sean, hingga perempuan itu memberanikan diri menatapnya. Sean seperti tak ada di sana, sorot matanya begitu kosong sampai Dara lagi-lagi harus membuyarkan lamunan lelaki itu. "Mas?"

"Ah.... iya? apa tadi?"

"Mau... ke Vila Reira," ulang Dara memperingkas kalimatnya.

"Ra...." Dara sudah siap mendengar ocehan panjang Sean, tapi lelaki itu menjeda suaranya cukup lama.

Sean masih berpikir, beberapa detik berlalu hingga dia menghembuskan napas panjang. "Dengan pengawasan?"

Wajah Dara berseri kemudian. Sorot cerah dari matanya membuat Sean senang. Membuat Dara senang kadang sesederhana ini memang. "Gama?"

Dara mengerutkan kening seketika dan menggeleng. "Kenapa Gama? kamu tahu sendiri Reira perna--"

"Tuh..." tangan Sean mengulur, mengusap kepala istrinya itu, "Kamu sendiri masih ragu sama Reira, gimana bisa Mas lepas gitu aja?"

Dara memberengut, "Bukan gitu maksud... hmmm... yaudah, sama Gama." Nada suaranya terus turun ke bawah.

"Oke, ya?"

"Iya, Oke."

Anggukan kepala Sean menyelesaikan perkara izin Dara, kini giliran lelaki itu yang ingin bicara. Soal perceraian mereka. Sean tak mau merusak pagi, tapi memang hal-hal seperti ini krusial, dia tak tahu kapan lagi bicara dengan Dara karena malam nanti ketika ia pulang, dapat dipastikan dengan sangat amat jelas kalau istrinya itu pasti sudah lelap tertidur.

"Soal urusan pengadilan ag--"

Belum, Sean belum selesai melanjutkan kalimatnya, dan wajah sang istri sudah murung lagi. Pikirannya mendadak kosong kalau begini.

Reversed ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang