Chapter 26: Hitting Perfectly

499 50 11
                                    

Agnes meremas-remas kertas informasi, perihal siapa yang membawa isu lama ke permukaan dan membuat pengalihan isu besar-besaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agnes meremas-remas kertas informasi, perihal siapa yang membawa isu lama ke permukaan dan membuat pengalihan isu besar-besaran. Taktik Brahmasta memang tak ada tandingan, yang membuat dirinya tak habis pikir, kali ini pelakunya bukanlah orang yang biasanya melakukan pekerjaan kotor, bukan Surya, bukan juga lawan politiknya yang lain, tapi Sean. Sean Brahmasta yang bersih itu.

Dari waktu ke waktu, Sean diberitakan oleh media masa dengan tajuk-tajuk spektakuler yang menakjubkan. Pejabat yang pro rakyat kecil, katanya. Kaum elit bersih, gaungnya. TAgnes hanya tak menyangka, kalau Sean bisa berbalik arah.

Tetapi rekan-rekan Agnes yang lain, yang kini sedang geram pula, sudah menyangka sejak awal, kalau Sean Brahmasta pasti akan menyelamatkan kaumnya, menyelamatkan keluarganya, menyelamatkan diri sendiri.

"Agnes, anda ini bagaimana? masuk ke partai punya Brahmasta untuk apa kalau untuk informasi begini kecolongan?" begitu protesan Harry, salah satu sekutunya yang sama-sama dendam kesumat dengan tiga nama keluarga yang berpengaruh saat ini.

Azkiel, aliansi Agnes yang lain yang tentunya lebih rasional, hanya bisa mencairkan suasana dengan mengajak mereka memikirkan solusi terbaik. Kemarin komplotan penggiat revolusi ini sudah berhasil membakar amarah publik, kebencian publik pada tiga nama keluarga yang berkobar itu hari ini makin melebar dan meluas, kemarahannya jadi tidak tepat sasaran akibat berita yang beredar saat ini.

Yang lebih parah, agnes cukup sedih karena kali ini keluarga Leo yang damai dan tentram terusik sempurna oleh kebiadaban manusia-manusia yang ingin cuci tangan dengan permasalahan yang mereka perbuat.

Usai rapat dadakan, ibu Yonaviar itu bergegas menuju mobilnya. Ia membanting pintu keras-keras, kemarahannya memuncak dan dirinya siap memarahi siapapun. Namun begitu melihat Daniel di kursi kemudi, dengan wajah datar dan tenangnya, perempuan itu jadi teringat mendiang Yonaviar dan tidak jadi mengomel.

"Tante kenapa?" tanya Daniel penasaran. "Kamu tahu Daniel... siapa penyebar laporan kasus lama dan siapa dalang dari huru-hara yang lagi terjadi sekarang?"

Daniel menggeleng. "Nggak tahu, Tante."

"Dia Sean. Sean Brahmasta."

Mendengar nama itu, Daniel tertawa keras. "Ya ampun, ternyata sama aja ya..."

"Yang membuat tante semakin nggak terima, kamu tahu apa, Daniel?"

Daniel menoleh, menunggu jawaban Agnes, tak mau terlalu mendesak, lelaki itu cukup sabar menanti Agnes kembali membuka mulut. "Dia itu menyeret nama keluarga sahabat anak tante."

"Semua akan iblis juga pada waktunya ya, Tante...." Daniel mengenakan sabuk pengamannya. "Tante kecolongan lagi kali ini ya berarti?"

Anggukan Agnes tentunya membuat Daniel dapat melihat wajah kecewa di wajah ibu dari sepupunya itu. "Tante nggak mau komplain cara kerja Kalandra?" pancingnya. "Dia nggak berguna dong kalo gini terus?" celetuknya kemudian.

Reversed ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang