Extra Chapter 1: Giggles

1.6K 131 55
                                    

Lewat dua belas menit dari jam sembilan malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lewat dua belas menit dari jam sembilan malam. Sean masih asik bersenda gurau dengan anak-anak di atas. Oke, teriakan mereka terdengar sampai telinganya, berarti teriakannya tempo hari mungkin terdengar oleh mereka--ya, ini ulah Sean. Kendati demikian, Dara masih ingin memikirkan kemungkinan negatif darinya. Semoga tidak dengar.

Dara membolak-balikkan halaman majalah Fashion yang baru saja dibelinya tadi siang. Tak ada yang menarik perhatiannya. Semua baju musim dingin tampak kusam di matanya.

Dara menguap dan melirik jam lagi. Masih jam sembilan lebih dua puluh. Dan dia menyerah, diletakkan majalah itu ke laci paling bawah di nakas samping tempat tidur lalu ia merebahkan diri.

Oke, kalau sedang diam dan sendirian begini, dia jadi memikirkan hal yang selalu ia pikirkan seminggu ke belakang.

Dia telat.

Telat datang bulan.

Menopause? Bukan lah, Dara sering cek kandungannya ke obgyn dan tak ada masalah dengan rahimnya.

Namun agaknya kini, pilihan itu lebih baik ketimbang hamil lagi. Iya benar, menopause lebih baik.

Tidak usah ditanya seberapa khawatirnya dia kalau benar-benar menjadi wanita bunting di usia 35 tahun. Bisa dibayangkan betapa sulitnya kehamilan itu.

Semenjak Sean pulang sebulan yang lalu, mereka melakukan hubungan badan 3-4 kali seminggu. Rutin. Gila. Mungkin memang inilah aksi balas dendam Sean, tidak dengan perlakuan kasar, tapi perlakuan yang lumayan sering--meskipun Dara lebih suka dikasari perihal ini. Dan biasanya, Dara menolak pakai pengaman.

Nah ini masalahnya. Kadang Sean kelupaan mencabut miliknya tepat waktu. Tapi firasatnya sih, bukan kelupaan, tapi suaminya itu sengaja ingin menghamilinya lagi.

"Love you more, Arka, Yonaviar and Serapine."

Suara Sean semakin terdengar jelas dari pintu kamar mereka yang masih terbuka lebar, Dara memprediksi bahwa Sean sedang berada di ujung tangga atas. Ketika anak-anaknya tertawa dan mengucap perpisahan.

Suara langkah kaki yang menuruni anak tangga sukses membuat Dara terburu-buru mengangkat selimut dari ujung kaki hingga kepala. Ia menyembunyikan seluruh tubuhnya di sana.

Her super hot husband--yang sedang pakai celana pendek selutut dan baju tidak berlengan khas musim panas--demi Tuhan salju di luar masih padat, iya Sean, diperkirakan sudah di ambang pintu. Suara pintu yang tertutup dan terkunci terdengar pula. Sudah pasti Sean sudah berada di dalam kamar. Semoga untuk tidur, bukan yang aneh-aneh.

"Yah udah tidur. Ra? Udah tidur beneran ya?" Hembusan napas Sean masuk juga ke telinga Dara, lelaki itu berjalan ke kamar mandi sebentar lalu keluar lagi.

Karena kebodohan Dara, dia menyalakan ponsel di dalam selimut tapi tak mengetahui kalau suaminya hanya sebentar di kamar mandi, jadi Sean sedang melihat dengan jelas cahaya lampu ponsel redup menyala di balik selimut itu, Ia hanya mengulum senyum lalu duduk di pinggir ranjang, bermaksud ingin melanjutkan ceritanya.

Reversed ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang