Chapter 51: Innocent Man

838 80 23
                                    

You got your head upBut I don't have my hopes highI know that you're a good manAnd that's what, brings a tear to my eye

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You got your head up
But I don't have my hopes high
I know that you're a good man
And that's what, brings a tear to my eye

-

Menerobos ribuan pendemo yang turun ke jalan, Sean tak lagi peduli dengan keselamatannya ketika mobilnya itu hampir dibakar di tengah jalan tadi. Kegilaan sudah mereda memang, semenjak kesepakatan dewan rakyat yang akan memenuhi semua tuntutan, namun masih banyak orang di jalanan. Beruntung, lelaki itu hari ini tidak bersama supir pribadinya, setidaknya, kalau ada apa-apa terjadi dijalan karena keluar bangunan dan menantang bahaya, korban jiwa tak akan bertambah.

Sean menginjak pedal gas mobilnya, hampi 100 km/jam di tengah jalan tol menuju rumah sakit daerah tempat istrinya dilarikan. Siapa yang masih bisa tenang ketika dikabari bahwa istri sendiri harus operasi caesar hari ini. Wajah Sean pucat pasi, saat sampai berlarian ke lorong sepi. Persetan dengan pandangan beberapa orang yang sedang melihatnya seperti manusia kesetanan.

Ada Ibunya di dekat ruang tindakan, Kalandra juga berada di sana, Gama memangku tangan wajahnya pucat. "Kamu boleh masuk Sean," ujar Tamara yang kepalanya sedikit luka. Gama ikut mengangguk, ia tersenyum karena bersyukur suami kakaknya datang tepat waktu. Tadinya, Ibu Sean yang akan mendampingi operasi caesar kakaknya hari ini.

Sean menoleh ke arah suster yang menyodorkannya pakaian medis dan masker. "Boleh didampingi, suster?" Perempuan itu mengangguk dan menyungging senyum. Lelaki itu nampak cukup beruntung, tidak banyak rumah sakit yang mengizinkan suami mendampingi istrinya di kamar bersalin, Caesar pula. Sean dipersilahkan untuk mandi dulu, dan lekas mengenakan pakaian yang diberikan kepadanya.

Tangis lelaki itu pecah saat dia sendirian, persetan dengan luka di lengan yang ia dapatkan dari kaca mobil bagian samping dilempar batu, yang penting dirinya bisa selamat menuju rumah sakit. Luka yang butuh jahitan itu ia biarkan menganga, lagipula, lukanya itu tak lagi mengeluarkan darah. Buru-buru ia menyeka air mata yang meleleh seperti bocah cengeng. Daranya itu tidak boleh melihatnya berantakan, kan?

"Please keep your strenght, your wife need you there." bisiknya pelan, menyemangati diri sendiri.

Kakinya masuk ke ruang Operasi ketika dipersilahkan, istrinya sudah ditempatkan di kasur operasi, dengan selang oksigen yang terpasang diantara hidung dan bibirnya. Matanya terbuka, kelopaknya mengedip sesekali.

Dara menoleh sebentar ketika mendengar langkah kaki seseorang lagi memasuki ruangan. Ia menelisik melihat wajah suaminya, membayangkan wajah seperti apa yang Sean tampilkan di balik masker itu. Mata Sean berair, hal yang membuatnya membuang wajah ke sembarang arah. Dalam hati, ia bersyukur bahwa suaminya bisa datang tepat waktu dan dalam keadaan selamat.

Reversed ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang