Extra Chapter 2: Ancestors

1.4K 137 50
                                    

Ada hal-hal yang semakin Dara takutkan akhir-akhir ini—selain penuaan karena Ya Tuhan Dara belum siap menjadi nenek-nenek, meskipun Sean bilang usia pertengahan 30 itu masih sangat muda sih, dan salah satu ketakutannya  yang lain adalah, terbangun...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada hal-hal yang semakin Dara takutkan akhir-akhir ini—selain penuaan karena Ya Tuhan Dara belum siap menjadi nenek-nenek, meskipun Sean bilang usia pertengahan 30 itu masih sangat muda sih, dan salah satu ketakutannya yang lain adalah, terbangun tanpa Sean.

Dua musim sudah lewat, tapi rasanya dia masih belum percaya kalau keluarganya utuh lagi. Kalau dia bisa bahagia lagi. Kalau Sean miliknya berada di dekapannya lagi.

Beberapa kali Sean terbangun lebih dulu dari dia. Dan Dara selalu takut kalau selama ini dia cuma mimpi indah yang terlalu lama. Perasaan itu membayanginya ketika Sean sudah tak ada di sampingnya saat dia membuka mata.

Seperti sekarang.

"Mas?" Matanya melirik ke kamar mandi. Dan Sean sepertinya tak ada di sana.

Dara bangkit dan membuka pintu kamar. Ia tersenyum lega ketika mendengar suara riang anak-anaknya di halaman belakang.

Hari ini masuk awal bulan Juli, musim panas sudah masuk dari sebulan lalu. Tak ada hari yang tak anak-anaknya habiskan tanpa menceburkan diri ke kolam renang.

Bahkan ketika hari sekolah kemarin, mereka selalu berenang setiap sore setelah mereka pulang dari sekolah.

Dara membuka jendela dan meregangkan diri, pagi di hari Minggu, suasana hari Minggu terlihat dari dalam rumah. Dara dapat memandangi keluarga Olister di rumah seberang sana sedang senam bersama di halaman depan mereka.

Gyn dan Alo, tetangga samping kanan rumahnya sedang jalan santai ditemani anjing buldog yang mengekor. Alan, si heboh tetangga baru yang tinggal menyerong dari rumahnya sangat amat aktif bersepeda. Semua orang di jalan disapa olehnya.

Belakangan Dara tahu, kalau Alan sempat naksir suaminya. Duh, sudah cukup bersaing dengan perempuan, saingan Dara tambah satu, laki-laki pula. Parah.

Tanpa terasa, Dara tersenyum hangat. Hal-hal yang ditontonnya hari ini mungkin tak akan dilihatnya lagi selepas ia pindah, pulang ke tanah air. Pembicaraan masih asal, niatnya Sean sampai kedua anak mereka lulus sekolah menengah pertama dulu.

Bisnis Sean harus jalan dan ditangani langsung olehnya, kalau dibiarkan diwakilkan terus, bisa mendadak miskin kata suaminya itu, Dara hanya tertawa menanggapinya. Miskinnya Sean itu tidak sama dengan pengertian yang sebenarnya.

Perempuan itu berjalan ke walk in closet dan mengganti pakaian dalam dengan bikini. Lalu memakai bajunya lagi. Barangkali ketika dia melihat anak-anak main air, jadi mau ikut masuk ke dalam kolam.

Dara memandangi Sean yang sedang sibuk dengan barbell-nya di bagian rerumputan halaman belakang. Sedang ketiga anaknya masih bersenda gurau di pinggir kolam.

Reversed ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang