Chapter 36: An Informant

557 59 20
                                    

"Gama Take adegan ke 11 nanti jam dua-an ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gama Take adegan ke 11 nanti jam dua-an ya. Istirahat semuanya!"

Azka, sutradara yang menyabet dua piala di Academy Movie Award negerinya adalah sutradara kawakan yang membuat Gama keletihan sejak pagi tadi. Bayangkan saja, dari subuh sampai mau subuh lagi mereka shooting di perkampungan padat penduduk dan semua harus selesai dalam waktu dua hari. Jujur, Gama hanya ingin tidur minimal satu jam saja, tapi rasanya sulit.

"Istirahat apaan anjir? dia cuma kasih kita waktu 30 menit. Ini sih cuma cukup buat kita nyebat. Tuh orang mau buat kita meninggal apa gimana?" Radit, artis pendatang baru yang kemarin baru terjerat skandal menyetir sambil mabuk, merangkul Gama yang berjalan menjauhi keramaian.

"Untung gue pake stunt man. Apa kabar lo ya?"

Yah, pemeran utama selalu mendapat bagian yang terbaik memang, tapi kebanyakan protes. Gama bising sendiri, ingin nonjok rasanya.

Mereka berjalan ke arah setting pasar, Gama menawarkan rokok kepada lelaki di sampingnya, dan tawaran rokok langsung diterima secara sukarela. "Thanks."

Ada banyak poster yang tertempel di sepanjang jalan. Karena keadaan gelap, Gama tak bisa melihat isi poster yang tertempel itu, ia memperhatikan tiga orang di depan mereka, ada yang membawa selembaran dan ada yang membawa lem-lem perekat.

Untuk apa orang-orang menempel poster malam-malam begini? banyak pula. Saking penasarannya, Gama membuka ponsel dan mengarahkan lampu flash pada tembok-tembok itu. Matanya membulat kala tau apa yang terpasang di sana.

Ujaran kebencian, ajakan makar. Parahnya, ada poster beberapa calon menteri yang akan dilantik hari ini, diberi cap merah di wajah mereka, dengan tulisan canceled. Gama marah, ia berteriak pada tiga orang yang bersiap menempelkan poster lagi ke dinding dengan jarak kurang dari dua meter di depannya.

"Woy!" Gama berlari mengejar. Ketiganya berlari cepat, lalu langsung memasuki mobil honda HRV berwarna hitam metalic dan tancap gas. Gama mengerutkan kening setelahnya, Gama mengenal plat itu, Gama ingat betul nomor polisi dan jenis mobil yang dikendarai tiga orang tadi untuk pergi.

Itu mobil milik Sara yang sudah diberikan ke sepupu perempuan itu dua tahun lalu, katanya.

"Gila, makin marak aja ya gerakan anti pemerintah begini?" Radit menggelengkan kepalanya sambil mencopot poster tadi, ia berjalan menghampiri Gama yang mematung mencerna segala informasi yang ia terima barusan dengan hati-hati. "Ipar lo hari ini pelantikan, kan? gila-gila, dia ikut kena canceled nih?"

Masih bergeming dari posisinya, adik Dara itu meraih poster seukuran 25x35 cm dengan tulisan kebencian dari tangan Radit. Ini pagi buta, dan seluruh serangkaian kejadian tadi merusak pikirannya untuk beberapa waktu ke depan.

——

Dara memoles sedikit lagi lipstik ke bibirnya, dandanannya terlihat begitu sempurna. Ia menyematkan tiara di lehernya, juga mengganti anting yang ia gunakan dengan tiara serupa. Gaun selutut berwarna hitam dihiasi banyak manik terlihat elegan jika dipadukan dengan Jas hitam Sean hari ini.

Reversed ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang