Chapter 11: Birthday Cake

907 85 16
                                    

"Good morning!" seru Dara pelan saat Sean menuruni tangga dan berjalan ke arah meja makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Good morning!" seru Dara pelan saat Sean menuruni tangga dan berjalan ke arah meja makan.

"Morning."

Kecupan singkat Sean dipucuk kepala istrinya dibalas kekehan kecil oleh kedua anak mereka.

Sean mengitari meja makan, untuk mencium pipi si kembar masing-masing baru duduk ke kursinya. Ia memipin doa pagi mereka dengan menautkan jemari dan memejamkan mata, diikuti oleh Dara juga anak kembar mereka.

"Ameen."

Dara membuka kelopak Gandanya saat doa itu telah usai, ia meletakan sepotong daging domba panggang ke piring Sean dan miliknya sendiri. Lalu meletakan steak ayam kepada kedua anaknya yang tak menyukai daging-daging hewan berkaki empat.

Lalu mereka mengawalinya dengan keheningan sebelum Dara meminta izin Sean untuk mengurusi masalah pesta ulangtahun Serapine dan Yonaviar esok hari.

"Mama yang minta ada pesta kecil nanti. Kupikir yang diundang cuma orang-orang terdekat, eh kolegamu Mama undang juga. Jadi acara ulangtahun anak-anak kubagi dua, yang satunya dirayain di sekolah mereka aja."

Sean terekekeh. "Boleh-boleh. Mama mana mau ngadain acara kecil, Ra?" Lelaki itu memasukan potongan daging ke mulutnya, "Ya udah, nggak apa-apa, Sera dan Yon deserve a party too."

"Party anak-anak kan biasanya di mcdonald, dan anak-anak aja yang diundang, Mas Seaaaan...." ujar Dara gemas.

Sean tersenyum kecil. Sejatinya memang pesta ulangtahun anak-anak keluarga Brahmasta sering dijadikan ajang mengeratkan antarhubungan kolega menyangkut bisnis dan lain-lain, dan kini budaya turun temurun itu harus masuk ke keluarga kecilnya, karena Mama.

"I know... Dunia untuk kita, serumit itu emang. Nanti berangkat sama siapa? Pak amin? Atau Gama? Atau mau Mas aja yang nganter?"

"Gama," jawab Dara cepat.

"Anak-anak sekolahnya gimana?"

Dara langsung tidak berselera makan kalau membahas sekolah si kembar yang rusak parah akibat kerusuhan. Taman kanak-kanak elit itu terbakar setengahnya akibat kebencian mereka-mereka yang dendam akan kesenjangan.

"Masih libur, perbaikan."

"Ah... I see." Dan setelah melahap potongan daging terakhirnya, Sean berpamitan pada Dara untuk meninggalkan meja makan duluan, untuk pergi ke ruang kerja.

"Lah kamu nggak ke gedung partai?"

Sean menoleh dan tersenyum. "Siangan, makanya tadi Mas nawarin nganterin kamu."

"Nggak deh aku sama Gama aja."

"Oke."

Sepeninggal Sean, Dara menghabiskan sarapannya dan mengajak kedua anaknya itu bermain. Meskipun ditolak oleh Yonaviar yang katanya mau belajar menulis saja, sementara anaknya yang lain, Sera, maunya berlarian di taman.

Reversed ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang