Chapter 41: Call Out

557 68 9
                                    

"Senin depan jadwal kontrol Nenek Yustiti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Senin depan jadwal kontrol Nenek Yustiti. Lo di rumah diem aja. Jangan aneh-aneh."

Reira menyipit. "Aneh-anehnya gue tuh.... mandangin Yonaviar doang." Reira menyerahkan kertas dari tangannya pada lelaki yang masih duduk di hadapannya itu.

Kalandra mendesah pelan, ia menengadah pada Reira yang memberikan banyak sekali daftar belanja. Perempuan itu sedang merapikan kuku-kukunya, lalu tersenyum pada Kalandra yang melihatnya sebal.

"Apa-apaan?"

"Dara mau kesini." Perempuan itu tersenyum cerah sekali, seolah Dara adalah berita baik baginya. "Bawa anak-anak Yon!" serunya lagi, lebih gembira daripada yang tadi.

Kalandra bangkit, ia mendekati Reira dan langsung meraih kunci mobilnya, lalu mengenakan jaket. "Titip Nenek. Oh... apa lo nggak kasihan? satu minggu berturut-turut itu ibu hamil ngunjungin lo terus gitu? Kalian emang jadi deket sih, tapi... ya kasian aja nggak sih?"

Reira mendesis. "Kalian semua bahkan nggak memperbolehkan gue untuk ke pusat kota akhir-akhir ini. Gue juga mau kali ke rumah Dara, gantian. Tapi kalian banyak alasan. Kak Sean bilang takut ibunya bla bla, lo juga bilang takut gue ketemu orang-orang bla bla. Gue penjahat emang, tapi gue bisa berubah..." Reira menunduk sedih. "Lagi berusaha berubah!"

Tak lagi banyak protes, Kalandra yang menurut itu langsung tancap gas. Reira kembali dengan ponselnya, menelepon Dara, menanyakan rencana mereka hari ini.

"Ra!"

"Yaaaa..."

"Udah dimana?" tanya Reira.

"Sebentar lagi nyamp--eh papasan sama mobil Kala masa."

"Hehehe, iya gue suruh dia pergi beli banyak cemilan."

Benar saja, tak sampai lima menit, mobil Dara memasuki pekarangan Vila, dua anak kembar turun dari mobilnya dan berjalan mengikuti sang ibu. Reira memeluk Dara hangat, lalu berbisik pelan. "Ini Kak Sean beneran nggak marah?"

Dara menggeleng. "Dia nggak banyak protes sih. Maksud gue..." perempuan itu mengangkat kedua alisnya. "Gue bilang mau mulai percaya sama lo, dan dia membebaskan gue untuk itu. Asal dalam pengawasan... makanya..." Dara menoleh ke belakang. "Gue bawa Gama dan Pak Amin sebagai body guard!"

Reira tersenyum begitu senang mendengarnya. "Ah... anak-anak lo. Mereka apa mau kenal sama gue ya?"

"Mau lah!" Dara menyahut, masih sambil berbisik ia semakin mendekatkan diri pada telinga Reira. "Mereka nggak punya Tante lain dari pihak Ayah mereka selain lo. Sepupu Mas Sean yang lain anti banget sama anak-anak gue."

Nada getir Dara membuat Reira begitu iba. Dia tahu rasanya dikucilkan soalnya. Kini perempuan itu menunduk, memberi sambutan pada dua orang bocah yang masih bergelayut manja pada kaki ibu mereka. "Halo...." Reira kini menengadah. "Beneran mirip Yon..." bisiknya yang membuat Dara tertawa.

Reversed ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang