Chapter 8: Sean's Face

1K 85 26
                                    

Dara terbangun di taman setelah tadi sempat tertidur saat menemani anak-anaknya bermain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dara terbangun di taman setelah tadi sempat tertidur saat menemani anak-anaknya bermain. Ia membuka kunci layar ponsel dan melihat angka 9 sudah terpampang di sana. Dirinya tidur nyaris 30 menit. Lalu pandangannya mengedar, mencari kedua anak kembarnya dan tersenyum saat suara kikikan dan teriakan mereka terdengar dari dalam rumah.

Ketika ia bergerak, selimut di tubuhnya terjatuh. Dirinya mengernyit heran, dipandangi selimut itu selama beberapa detik dan menyadari bahwa Sean berada tak jauh dari dia.

Sebelah tangan Sean memegang cangkir, tangan yang satu sedang berada di saku. Mata itu terlihat cemas, tetapi terpaku pada mata Dara yang bersua dengan miliknya.

Berdetik-detik mereka habiskan hanya dengan bertembung pandangan, hingga Dara menjadi orang pertama yang memalingkan wajahnya.

Dan menangis. Dara akui, perasaannya kini acak-acak, kesemerawutan pikirannya serta ketakutan-ketakutan pada hari-harinya itu menambah efek dari naik turunnya hormon dia yang berantakan akibat masa kehamilan. Mudah lelah dan keletihan menyerang raganya. Tempramental, mudah marah, dan gampang menangis, itu yang terjadi pada kondisi emosinya. Perempuan itu bahkan bingung, tangisnya kali ini untuk apa?

Mengiba Sean? Frustasi?

Ada rasa yang campur aduk dalam batinnya, kecewa, lelah, takut, terharu dan menderita. Ini tidak berlebihan, Dara merasakan itu semua dan ingin meledakan diri.

Parahnya, dia menyalahkan Sean atas seluruh kekacauan.

Karena hanya Sean yang membuat dia merasakan ini sejak dulu.

Ketidakbebasan Dara bermula dari kali pertama Sean dan dia menjalin kasih.

Karena ingin dicintai sedemikian rupa, Dara tak bebas berekspresi. Harus menjadi seorang Dara. Daranya Sean.

Pemikiran seperti,'kalau aku begini, apa dia masih sayang aku?' selalu mengikuti dirinya kemanapun.

Meski Sean bilang bahwa lelaki itu mencintai dia apa adanya, Dara beranggapan bahwa dia tidak memiliki apapun untuk seorang Sean.

Jujur, bersama dengan Sean, seorang Dara telah lama kehilangan dirinya.

Berselingkuh dengan Yonaviar dulu membuatnya senang namun menyiksanya juga. Dia bisa lepas ketika bersama lelaki itu, tapi tiba-tiba menangis, karena memikirkan Sean. Sean-nya bagaimana?

Dan sekarang, saat dia telah bersama Sean lagi, perasaan-perasaan ini muncul.

Dengan pemikiran-pemikirannya ini, Dara tak sadar bahwa Sean telah berjalan ke arahnya dan berhenti tepat di depannya.

Ia menyeka air mata, lalu berangsur bangun dari duduknya tanpa menoleh pada lelaki itu.

Sementara, di tengah carut marut perasaan Dara. Sean yang menyesal atas apa yang dirinya lakukan semalam berniat mengharap ampun dari wanitanya itu.

Reversed ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang