Chapter 31: Coping

540 59 23
                                    

"Nggak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nggak."

Begitu tolak Kalandra saat Reira memohon padanya untuk mengunjungi guci Yonaviar hari ini. Laki-laki saklek itu menetapkan aturan semena-mena lagi semenjak perlakuannya dua hari lalu di restoran burger. Reira tak suka jika ruang geraknya untuk keluar dibatasi, jalan satu-satunya yang bisa dilakukannya adalah membujuk Nenek Yustiti.

Reira juga manipulatif, dia bisa membuat nenek Yustiti bilang ya dalam sekali coba. Membuat Kalandra kewalahan melawan dua perempuan, yang satu tua dan cerewet yang satunya lagi muda dan gila.

"Ini tanggal kematiannya, Reira. Lo pikir nyokap dia nggak ke makam anaknya? aduh, terlalu beresiko untuk Lo dan pekerjaan gue."

Reira memutar lehernya untuk menghadap Kalandra, disodorkannya tablet dengan media sosial terbuka di sana. "Update dari official akun instagram Partai keluarga gue, beliau dan beberapa orang partai lagi ada di luar kota. Oh c'mon..."

Memperhatikan postingan tiga puluh tujuh menit lalu, Kalandra melihat bahwa ada beberapa foto ibu Yonaviar di sebuah pertemuan rutin partai milik Brahmasta. Dengan berat hati Kalandra tetap menggeleng. "Nggak."

"Whyyyyy? give me good reason to obey youuuu!" protes Reira ketika gelengan diterimanya lagi. "Lo.... nggak cemburu karena gue mau ngunjungin my favorite person kan?"

Kalandra mulai tertawa, sedangkal itu pikiran Reira. Cemburu untuk apa, Kalandra tidak mengerti. Bukankah lelaki itu sudah menegaskan bahwa dia masih memiliki sedikit perasaan pada mantan pacarnya yang bernama Lika? Reira di otak Kalandra memang delusional. "Nggak usah delulu, bodoh."

"Then?"

Kalandra mengetik nama seseorang di tablet yang masih ia genggam. "Orang ini tahu semua. Gue justru khawatir orang ini mergokin lo di makam Yonaviar."

"What?" Reira memekik panik. "Kenapa lo baru cerita?"

Kalandra memandangi langit-langit ruang tengah. Sesungguhnya, ia juga ragu, mengapa baru menceritakan perihal Daniel Airlangga pada Reira padahal lelaki itu sudah bertemu dengan sepupu Yonaviar yang wajahnya dingin itu jauh sebelum ia dipaksa mengaku oleh ibu Yonaviar beberapa waktu lalu. "Gue nggak tahu dia tau dari mana soal lo yang sedang gue urus, yang jelas dia ngancem gue untuk ngasih tau Bu Agnes lebih dulu. Yang gue heran, kenapa dia nggak aduin gue, kenapa Bu Agnes kemarin masih mau mata-matain gue sendiri, padahal harusnya dia udah bocor kan?"

"You are stupid shit." Reira mendengus. "Untuk urusan penting begini, lo baru kasih tau gue? persetan dia kasih tau Tante Agnes atau enggak, tapi dia pihak sana dan sekarang dia udah tau soal gue, anjing. Dan kita nggak tahu dia lagi ngerencanain apa. Hidup lo dalam bahaya kalo gini, kan?"

Wajah Kalandra sontak berubah marah, matanya melotot. "Stop, berhenti mengkhawatirkan gue, lo yang dalam bahaya, bego."

"Its not the point, idiot." Mendengar jawaban Kalandra Reira lantas tertawa. "Lo yang selalu menggaungkan kalo kerja untuk sepupu gue dengan ngerawat gue adalah beban, anjrit. Giliran gue yang mengkhawatirkan persoalan iduplo, lo marah. Dasar manusia aneh."

Reversed ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang