Jangan lupa vote dan komen terlebih dahulu untuk mendukung karya ku. Terima kasih
♡ ♡ ♡
45.
Di tempat lain, tanpa sepengetahuan Mahera. The Alpana menatap lurus sesekali mata mereka berkedip mengamati Afat.
"Gua udah kirim video itu ke sepupu gua. Dia bilang kalo dengan bukti video itu kita bisa menjarain salah satu anggota Betelgeuse!"
Afat mengeratkan rahang, kemudian mengepalkan tangan seraya memukul meja dengan kasar. Pukulan itu keluar setelah Afat berujar. Ia pun berhembus seakan sebagian bebannya hilang.
Untuk kesekian kalinya Betelgeuse membuat The Alpana kesal sekaligus marah bukan main. Mereka sering kali berulah padahal The Alpana tak membuat masalah dengan mereka. Mereka lah yang selalu memulai pertama kali perselisihan.
"Gua udah bener-bener muak sama mereka!"
"Dan untuk kali ini, gak bisa dibiarkan begitu saja!"
"Mereka harus dapat pelajaran!"
Renu berdecih dengan wajah tengil dan menyebalkan. Bukan tanpa alasan ia seperti itu. Pikirannya yang mengingat video Mahera terjatuh tidak mau hilang dari otaknya.
"Betul gua setuju!"
"Gila aja dia udah buat orang masuk rumah sakit, terus koma. Bisa santai-santai tanpa bebas rasa salah gitu!"
Sambara beranjak dari tempat duduknya. Cowok humoris itu menepuk pundak Renu, berusaha menenangkan. Kemudian setelah itu ia menyesap rokok yang terselip di jari telunjuk serta jari tengahnya.
Afat mengambil posel dari saku jaket yang ia kenakan. Menggulir layar notifikasi yang baru saja ia terima.
"Besok kata sepupu gua. Dia bisa segera diringkus," tukas Afat santai sambil terus menatap layar ponsel.
***
"Kok si Arhan lama banget sih? Gak nyampe-nyanpe?" tanya Sena yang mulai bosan menunggu Arhan."Gak tau yak. Iya juga tumben lama dia," pungkas Roky.
"Coba lo telepon," ucap Ryan.
"Bentar-bentar gua coba," ujar Sena. Jemarinya terampil mencari nama Arhan dalam kontak diponselnya.
Nomor yang anda tuju sedang tidak dapat dihubungi. Silakan coba beberapa saat lagi.
"Eh, gak bisa dong." Dahi Sena terlihat mengernyit.
"Ke mana dah tu bocah," titah Ryan.
"Entah," tandas Roky yang tampak asik menghisap rokok.
"Padahal gua pengen nyobain motor baru dia!" komen Sena.
Sena menghela napas wajahnya ia tekuk karena merasa badmood. Sena pun mengambil earphone dari balik saku celana, kemudian ia tancapkan earphone tersebut kembali lubang ponsel. Alun musik dari Bondan prakoso pun terdengar di telinga Sena. Membuat cowok itu memejamkan mata menikmati setiap alunan lagu yang ia dengar. Memang sedikit terlihat jadul, tapi lagu-lagu dari Bondan selalu membuat Sena merasa senang dan lebih semangat 'tuk menjalani hidup.
Ketika Sena dan teman-temannya sibuk dengan ponselnya masing-masing. Seseorang masuk ke dalam rumah Denar. Ia berlari dan heboh seakan sedang menyelamatkan diri dari bahaya kebakaran.
"Woy! Woy! Woy!!!"
"Gua ada berita penting!"
"Dan berita ini pasti membuat kalian tercengang!" ucap Hafi mengebu dengan tangan kanan mengebrak-gebrak meja. Denar yang baru saja selesai mandi dibuat kebingungan sekaligus penasaran dengan ucapan Hafi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lukisan Luka
Teen FictionFaras Mahera Putra adalah seorang pentolan di SMA Valletta Nusantara. Dia ingin sekali menghancur hidup seorang gadis bernama Dearni. Karena dia atau lebih tepatnya orang tua dari Dearni telah membuatnya terusir dari rumahnya sendiri dan membuatnya...