Jangan lupa vote dan komen ya ♡
🎈🎈🎈Dearni meletakkan ponsel di atas meja usai merasa bosan memainkan game pada ponselnya. Jam istirahat baru saja berbunyi sepuluh menit yang lalu. Gianita dan Wiza pergi ke kantin, sementara Dearni tak ingin pergi ke kantin. Karena, ia malas jika bertemu dengan Mahera. Ia pun memilih memandang suasana sekolah dari balik jendela kelas. Saat itu, posisi duduk Dearni sedang berada di dekat jendela kelas.
"Dor!" ucap Davindra yang tiba-tiba muncul menganget kan Dearni.
"Waaaa!"
Dearni tersentak kaget dan menjerit. Membuat seluruh siswa yang ada di dalam kelas menoleh. Mata Dearni menyipit dan menatap tajam Davindra. Davindra meletakkan jari telunjuk pada bibir, meminta Dearni diam.
Cowok itu berjalan masuk ke dalam kelas Dearni tanpa rasa malu sedikit pun. Saat sampai, ia langsung memberikan dua kotak susu Vanila pada Dearni. Dearni menyeryit.
"Buat lo. Lo pasti laper 'kan?"
Davindra melirik kursi di sebelah Dearni yang kosong. Davindra perlahan duduk di samping Dearni. Ia meletak kan susu kotak tepat di hadapan Dearni.
"Di minum dong?" pinta Davindra.
Kepala Dearni menoleh menatap Davindra. Davindra yang ditatap Dearni tersenyum renyah, lalu mengelus lengan Dearni dengan lembut.
"Kenapa ga ke kantin, hm?"
Dearni menghela napas perlahan, tangan Dearni meraih pulpen yang terletak tidak jauh dari jangkauan tangan nya. Dearni pun memainkan pulpen tersebut untuk mengalihkan pandangan dari Davindra.
"Gua, malas aja ke kantin," jelas Dearni.
"Oh, gitu."
Setelah permasalahan Dearni dengan Mahera waktu itu. Entah mengapa Davindra mendadak mendekati Dearni.
Ponsel milik Davindra berbunyi. Davindra yang merasa menasaran mengambil ponselnya dari balik saku baju sekolah yang ia kenakan.
Agasa
Woy Dav! Di mana lo? Di cariin sama Bu Wulan. Buku bocah-bocah belom lo taro di ruang guru!Davindra terbelalak membaca pesan dari Agasa. Ia pun menepuk kening.
"Ni ..."
"Iya kenapa, kak?"
"Gua kayaknya ga bisa lama-lama. Gua disuruh ke ruang guru," tutur Davindra tiba-tiba. Tidak lama Davindra berdiri dari kursi. "Jangan lupa di minum susu nya!"
Dearni mengangguk pelan. Davindra pun melangkah dengan tergesa. Sementara Dearni yang terduduk diam menatap kebingungan melihat tingkah Davindra.
Gianita dan Wilza yang berpapasan dengan Davindra di pintu kelas langsung berlari menuju Dearni. Mereka meletakkan makanan mereka dengan tidak santai.
"Kak Davin ngapain ke sini?" tanya Gianita yang penasaran.
"Ngasih gua itu." unjuk Dearni mengunakan lirik 'kan mata.
"Uwu so sweet!" Gianita meraih susu kotak vanila milik Dearni seraya berkata, "Eh, ada tulisannya! Selamat menikmati, Dear! Em ... Cie!" ledek Gianita.
Tepat setelah Gianita membaca kan pesan tersirat di susu kotak milik Dearni. Semua menatap Dearni. Dearni yang merasa malu akibat perkataan Gianita langsung merebut susu pemberian Davindra.
"Apaasin lo, diliatin tuh!" protes Dearni.
"Biarin aja! Iri bilang, Bos!" ucap Gianita dengan santai. "Ya gak, Za?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lukisan Luka
TeenfikceFaras Mahera Putra adalah seorang pentolan di SMA Valletta Nusantara. Dia ingin sekali menghancur hidup seorang gadis bernama Dearni. Karena dia atau lebih tepatnya orang tua dari Dearni telah membuatnya terusir dari rumahnya sendiri dan membuatnya...