43.
Afat, Davindra, Neil, Renu, Agasa, Sambara, dan Rizky di sekitar rumah Denar. Dari kejauhan mereka melihat situasi rumah Denar. Rasanya nyali mereka mendadak hilang saat tahu jika, rumah Denar sudah dijaga oleh beberapa orang dengan postur tubuh kekar. Dalam pikiran mereka. Mereka pasti kalah telak.
"Gila preman semua yang jaga! Bisa mati di tempat kita!" ucap Rizky mengebu. "Gua mundur dah kalo kaya gini."
Yang lain hanya menatap Rizky berbicara. Memang, memang benar yang dikatakan Rizky.
"Kayaknya ucapan Rizky ada benarnya. Kita cari cara lain." Afat membuka obrolan. Sembari menatap dalam rumah Denar seraya bertolak pinggang.
"Jadi, kalian lo mau nyerah sebelum memulai?" tanya Davindra yang tampak tidak terima dengan keputusan Afat.
"Bukan nyerah, tapi cari rencana lain," jelas Afat.
Davindra tersenyum sinis. "Kalo kalian takut. Ya udah biar gua aja yang ke sana sendiri!" Tanpa banyak bicara Davindra melangkah pergi meninggalkan teman-temannya.
Dengan langkah cepat Sambara menghampiri Davindra. Mencegahnya untuk melakukan hanya nekat yang dapat membahayakan nyawa.
"Mau apa lo?!"
"Vin lo jangan gegabah. Kita balik, susun rencana," ajak Sambara.
"Apa sih lo! Jangan halangin gua!!"
protes Davindra yang sudah mendorong tubuh Sambara dengan kasar hingga cowok itu terjatuh di jalanan aspal. Sambara meringis pingulnya terasa nyeri."Davin! Davindra?!" Sontak teman-teman Davindra berteriak kencang, namun tak dihiraukan oleh Davindra.
"Gila!" cetus Sambara.
"Eh, lo mau ke mana?!" tukas Agasa pada Renu. Renu menoleh.
"Bantuin Davindra."
Agasa mengembuskan napas. Ia berlari kecil dan tangannya terulur merangkul bahu Renu. Mengajak temanya itu untuk kembali.
BUG!
"Aww!"
Tubuh Davindra terdesak pada pagar oleh dua orang yang menjadi pintu pagar rumah Denar. Lalu, seorang dari mereka menyeringain kecil. Meraih kerah baju seragam yang Davindra kenakan.
"Mau jadi jagoan lo, Ha?!" teriaknya tepat di hadapan wajah Davindra. Dan tanpa aba-aba preman itu memukul Davindra.
Tubuh Davindra pun tersungkur di aspal dengan wajah penuh luka lebam. Davindra ingin melawan, namun tubuhnya sudah tidak kuat. Baru beberapa detik Sambara dan teman-temannya disibukkan oleh Renu. Mereka sudah dibuat terkejut oleh Davindra. Cowok itu sudah tergeletak tak berdaya di atas aspal. Dengan sigap mereka pun berlari membantu Davindra.
"Woy! Kalo berani jangan keroyokan!" kelakar Neil beserta teman-temannya yang sudah siap memasang ancang-ancang untuk melawan.
Mereka pun berkelahi. Perkelahian itu terdengar hingga sampai ke dalam rumah Denar. Hal itu membuat preman-preman yang berjaga di dalam rumah Denar pun keluar dan ikut ambil andil. Tidak terkecuali Denar. Ia juga ikut keluar rumah, karena penasaran dengan keributan yang ada.
"ADA APA SIH RIBUT-RIBUT?!" tanya Denar yang keluar dari dalam rumah dengan lima orang yang bertubuh kekar, namun salah satu dari mereka ada yang bertubuh gempal. Perkelahian sempat terhenti.
"Gila ... Gila ... Dia melihara gajah!" cetus Neil spontan tatkala melihat cowok bertubuh gempal. Hal itu tanpa sengaja membuat teman-teman Neil menahan tawa.
"MAU APA KALIAN HA?!" tanya Denar dengan wajah tengil yang menyebalkan.
"Mau menyelamatkan princess ya?" tebak Sean yang berdiri tepat di samping Denar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lukisan Luka
Ficção AdolescenteFaras Mahera Putra adalah seorang pentolan di SMA Valletta Nusantara. Dia ingin sekali menghancur hidup seorang gadis bernama Dearni. Karena dia atau lebih tepatnya orang tua dari Dearni telah membuatnya terusir dari rumahnya sendiri dan membuatnya...