Epilog

29.2K 2.1K 450
                                    

Luca Christoper Belucci adalah anak yang aktif. Matanya yang berwarna cokelat terang dengan rambut hitam lebat mirip dengan ibunya, tetapi selepas itu? Dia adalah cetakan pas ayahnya. Bentuk wajah, hidung, bibir, bahkan sifat-sifatnya terlalu menyerupai ayahnya hingga Ferro sendiri pun heran bagaimana dia bisa memiliki anak yang aktif seperti itu.

Alana memutuskan menetap di Chicago, bersama Nana, wanita itu merawat Luca seperti merawat cucu kandungnya sendiri. Bahkan Marc dan Carmine pun mendapat kesempatan untuk menjadi babysitter Luca ketika bocah itu masuk sekolah untuk pertama kalinya.

"Aku tidak percaya Ferro menurunkan jabatanku dari consigliere menjadi babysitter penjaga bayi berusia lima tahun." Carmine mendesah keras.

"Kau harus bersyukur karena dia memintamu setelah bocah itu cukup besar, coba bayangkan bagaimana nasib Dante dulu? Dia harus menjaga Bibi sejak gadis kecil itu mengembuskan napas pertamanya di muka bumi hingga akhirnya dia sendiri yang menutup matanya dan menghembuskan napas terakhirnya." Apa yang Marc katakan ada benarnya juga, sehingga akhirnya Carmine tidak lagi mengeluh.

Carmine melihat Marc yang memutar-mutar kunci mobil di tangan kanannya, ia menyipitkan matanya melihat pria berusia tiga puluhan itu tidak ada bedanya dengan bocah ketika menghadapi Luc. Seringkali dia melihat bagaimana Marc lebih menikmati segala permainan yang Ferro belikan untuk Luc dibandingkan bocah itu sendiri. "Apa kau ingin menjemput Luc?"

"Hm." Marc bersenandung riang.

"Kau terlihat lebih senang daripada seharusnya." Carmine tidak mempercayainya. "Aku melihat bagaimana kau menatap mobil-mobilan milik Luc, kau sakit."

"Apa maksudmu? Oh, ayolah. Aku hanya berusaha menikmati masa kecilku yang hampa ketika bermain bersama bocah itu." Marc mengomel keras tidak terima. Dia hanya berusaha mencari masa kecilnya ketika bermain bersama anak Ferro dan Cara, siapa yang menyangka dia bisa menikmatinya jauh daripada yang ia kira.

"Apa yang kau lakukan?"

"Aku ingin menjemput Luc, boss." Marc menegakkan tubuhnya kembali, ia melihat Ferro yang membawa berbagai tumpukan berkas.

"Oh, sudah waktunya?" Ferro melihat jam yang melilit tangan kirinya lalu mengangguk. "Baiklah. Aku akan ikut denganmu."

***

Luca berada di sebelahnya menatap ayahnya dengan penuh rasa penasaran, bahkan Marc yang menyetir mobil mereka juga turut memperhatikan apa yang tengah Ferro tunggu saat ini.

"Mama!" Luca berseru ketika seorang wanita muda keluar dari sebuah apartemen, tangan kanan wanita itu memegang kekang seekor anjing kecil sementara tangan kirinya menenteng sebuah tas dan kantung belanja.

Marc menoleh ke belakang, melihat Ferro yang sepertinya hanya puas memandangai wanita itu dari atas mobil. Status mereka masih sama seperti sebelumnya, suami dan istri. Bedanya kali ini Ferro tidak lagi memaksa wanita itu untuk tetap berada di sisinya dan Cara sendiri sepertinya telah bahagia dengan dunianya sendiri. Entah sampai kapan mereka akan seperti ini, mungkin hingga Cara menemukan pasangan hidup yang baru lalu menuntut Ferro untuk melepaskan status suami-istri mereka.

"Kita tidak akan mendekati Mama?" Luca menoleh ke ayahnya, menatapnya dengan tatapan menuduh dan penasaran.

"Tidak." Ferro menjawab singkat, ia menggelengkan kepalanya. Dia memperkenalkan putranya dengan wanita yang telah melahirkannya dengan cara seperti itu, mengawasi dari jauh tanpa mendekatinya.

Ternyata ada salah satu sifat lain yang Cara miliki menurun ke bocah itu. Sifat keras kepalanya. Tanpa aba-aba, bocah itu menarik tuas pintu mobil lalu berlari turun, menyeberangi jalan raya berusaha menggapai ibunya.

"Mama!" Luca berteriak.

"Luc!" Begitu juga Ferro ketika sebuah mobil yang melaju cepat mengerem mobilnya secara mendadak ketika putranya berlari menyeberangi jalan. Jantung Ferro mencelos, dia tidak pernah merasa takut kehilangan seperti ini sebelumnya.

Suara decitan mobil terdengar, begitu juga suara gonggongan anjing yang menyalak.

"Mama." Luca memeluk wanita yang menangkapnya, menjauhkannya dari marabahaya.

Wanita itu terpaku mendengar panggilan bocah itu, kepalanya mendongak, melihat sosok pria yang telah lama tidak ia lihat, sosok yang kadang muncul di mimpinya, baik mimpi buruk maupun mimpi indah. Sosok yang menyita sebagian besar masa mudanya. Wajah pria itu masih sama seperti bertahun-tahun yang lalu. Rambut hitam dan mata biru gelap yang cocok dengan wajahnya yang serupa malaikat. Tidak ada yang tahu hal-hal gelap apa saja yang sudah disembunyikan di balik wajahnya yang rupawan itu.

"Ferro?"

"Cara." Ferro Belucci berdiri di sana, mengangguk kepadanya. Kali ini tidak ada sekumpulan pria yang mengejarnya, mereka tidak berada di Englewood maupun rumah pria itu. "Sepertinya anak kita punya satu sifatmu yang paling susah untuk aku abaikan." Pria itu mengangkat tubuh bocah yang berada di pelukannya. Beralih menggendongnya meski bocah kecil itu memberontak kuat. "Kau sangat keras kepala seperti ibumu. Bukan begitu, Luc?"

"Luc?"

"Luca Christopher Belucci." Ferro menjawab untuknya. Beberapa tahun yang lalu Cara mengira dirinya telah kehilangan anaknya, mati karena keteledorannya sendiri. Tidak ada yang menyangka bocah itu bertahan hidup hingga selama ini, begitu juga Cara. Ferro tidak memberitahunya, tidak ada yang bisa menahan wanita itu untuk tetap di sisinya selain keinginan wanita itu sendiri. "Apa kabarmu, Cucciola?"

- - E N D - -

Author Note :

Akhirnya cerita ini selesai juga. Setelah sekian tahun menumpuk di Wattpad tanpa tersentuh. Endingnya seperti spoiler dan pilihan yang kalian pilih di Twitter. Already Broken.

Sejujurnya kalau lebih banyak pilih sad, Cara dan anaknya akan mati. Haha, tapi untung saja lebih banyak pilih Already Broken.

Apa mereka akan kembali lagi? Tergantung persepsi pembaca masing-masing. Bagaimana pun hubungan mereka terlalu toksik untuk dipaksakan berlanjut tanpa adanya perbaikan dari dalam diri masing-masing. Entah berpisah atau tidak, entah menemukan pengganti yang baru atau tidak.

Setidaknya inti cerita ini adalah tentang Vendetta, seperti judul ceritanya. Semua dendam kesumatnya tuntas dan mereka berusaha menemukan jalan (bersama atau berpisah) tanpa membawa derita dari masa lalu.

Bila ingin membaca versi lain Vendetta berjudul Mine (dari MYO series, Mine Yours Ours) yang menggunakan POV orang pertama Cara dan memiliki ending yang cukup berbeda dari versi ini serta ada tambahan bonus cerita, yang sebelumnya ada di Storial kini berpindah ke Karya Karsa. Link untuk ke KK saya ada di profile.

Terima kasih dan sampai jumpa di cerita lainnya.


G

Ps. Masih ada Mirror, Mirror yang masih on going. Siapatahu kalian ingin mengeceknya?

Vendetta | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang