VI. When It's Dark Out

33.6K 3.7K 74
                                    

Suara dering telepon dan bisingnya orang-orang yang keluar masuk melewati sebuah pintu dengan denting bel di atasnya membuat kepala Christopher pening. Orang-orang berbicara di sekitarnya, tentangnya, tetapi tidak benar-benar memerhatikannya. Christopher menundukkan kepalanya dan mengepalkan tangannya. Sudah seharian ia menunggu di kantor kepolisian, tetapi belum ada kemajuan yang berarti mengenai penculikan Cara.

"Christopher Brown?" Seorang polisi menghampirinya sembari membawa segelas kopi. "Detektif Jensen Hartnett." Pria itu memindahkan gelas kopinya dari tangan kanan ke tangan kirinya lalu menawarkan tangan kanannya untuk menjabat tangan Christopher. "Sudah berapa lama kau menunggu di sini?" Jensen Hartnett dengan ramah menawarkan kopinya kepada Christopher yang diterima oleh pria itu dengan kening berkerut dalam.

"Delapan jam." Jawab Chris dengan nada pelan. Kepalanya menunduk ketika melihat cairan pekat di dalam gelas kopi itu.

"Ikutlah denganku," Jensen Hartnett berjalan menuju salah satu ruangan interogasi lalu membukakan pintunya untuk Chris dan mempersilakan pria itu masuk. "Masuklah. Ruangan ini tidak seburuk yang terlihat."

Christopher masuk dan duduk ke salah satu kursi yang berada di depan meja. Ia berusaha memajukan kursinya itu dan mendapati kalau usahanya itu sia-sia setelah menyadari kursi itu tertanam di lantai. Chris menarik napas gusar lalu kembali menatap gelas kopinya. "Aku tidak tahu apa yang kalian lakukan, tetapi sudah lewat dari tiga hari .... "

Jensen Hartnett meletakkan sebuah file berisi aneka dokumen penculikan Cara di hadapan Chris dan duduk sebuah kursi yang berada di seberang meja. "Cara Williams. Delapan belas tahun." Pria itu menarik napas panjang. "Ini tidak semudah yang terlihat, Christopher."

"Chris." Chris mengucapkannya dengan nada tercekat ketika melihat foto-foto Cara yang terkumpul di dalam dokumen itu. Ia hanya memberi satu buah foto Cara ketika gadis itu hilang tiga hari lalu kepada kepolisian dan mereka berhasil mengumpulkan banyak foto Cara.

"Chris." Jensen Hartnett menatap wajah Christopher yang pucat dan lesu, gurat-gurat lelah terlihat begitu jelas di wajahnya begitu juga kantung matanya yang menggelap dan lengannya yang terbalut perban. "Seperti yang kukatakan ini tidak semudah yang terlihat ... Apa kau mengenal pria ini?" Jensen mengeluarkan sebuah foto lain dan memperlihatkannya kepada Chris.

"Ferro." Christopher menggeram ketika mengingat wajah Cara yang memucat ketika melihat wajah pria itu. "Dia pria yang menembak lenganku dan menculik Cara."

"Apa Cara mengenal pria ini?"

Christopher menggelengkan kepalanya perlahan. "Tidak. Sepanjang yang aku tahu, Cara tidak mengenal pria ini."

"Apa kau yakin? Mungkin ada sesuatu yang bisa memberikan jalan kepada kepolisian .... "

Chris menghentakkan tangannya ke atas meja dan menatap nyalang kepada Jensen. "Siapa pria ini sebenarnya? Aku yakin Cara tidak memiliki keterlibatan apa pun dengan bajingan ini, Jensen."

"Ferro Belucci. Polisi berusaha menangkap pria ini semenjak bertahun-tahun lalu ... tetapi dia jauh lebih licin daripada yang kita duga. Penculikan Cara adalah sebuah tragedi tidak terduga, tetapi dia juga celah ...."

"Apa?" Chris menatap Jensen tidak percaya. "Apa yang baru saja kau katakan? Apa kau tidak lihat apa yang bajingan ini lakukan kepadaku? Ada lebih dari seribu hal yang bisa ia lakukan kepada Cara saat ini, brengsek!" Chris meraih kerah Jensen, mengabaikan rasa sakit di lengannya dan menatap pria itu marah.

"Percayalah ... apa yang dia lakukan kepadamu tidak ada apa-apanya." Jensen berusaha melepaskan cengkeraman Chris di kerah bajunya dengan tenang.

"Maka lebih banyak alasan agar Cara segera kembali. Pulang." Chris menekankan kata pulang dan melepaskan kerah baju Jensen dengan gusar.

Vendetta | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang