Ciuman itu membuat Cara sesak. Sesak karena seluruh perasaan yang tiba-tiba menyeruak keluar, bukan, bukan rasa cinta atau sayang, melainkan rasa jijik bukan hanya untuk pria itu, tetapi juga dirinya sendiri karena mencium orang yang telah melukai Chris. Itu membuatnya merasa lebih bersalah daripada sebelumnya. Merasa bersalah karena telah dengan nyaman tinggal di kediaman pria itu sementara Chris mungkin sekarang kebingungan mencarinya.
Cara mendorong tubuh Ferro menjauh, pria itu tidak lagi menahan tengkuknya dan memaksa menciumnya. Matanya berkilat jenaka, bibirnya merah ranum dan basah karena kecupannya. Tangan Cara otomatis bergerak hendak melap bibirnya, tetapi tangan pria itu menahan gerakan tangannya.
"Selamat," Gage tidak terlihat percaya atau terkesan dengan pertunjukan yang Ferro berikan kepadanya. "Apa yang kau lakukan hingga putri Tony Williams ingin menikahimu, Ferro? Pistol di kepala atau sebuket bunga penuh duri?" Nada sarkastik terdengar begitu jelas dari mulut Gage.
"Oh, hanya beberapa ancaman di sana dan di sini." Ferro terkekeh kecil, pria itu meletakkan tangannya di pinggang Cara dan menarik gadis itu mendekat, ia bisa merasakan tubuh Cara yang menegang kaku di sebelahnya.
Ferro tidak berbohong, hanya ada sedikit ancaman di sana dan di sini ... di Christopher dan sebuah janji kecil untuk Cara apabila gadis itu mau mengikuti permainannya.
"Charles Gage!" Dante datang membawa sebotol anggur merah yang telah terbuka tutupnya. Pria itu mengambil dua buah gelas sampanye dari pelayan yang lewat lalu memberikan satu gelas kepada Cara. "Kuharap kau tidak keberatan." Dante mengabaikan wajah berkerut Gage dan menuangkan anggur merah itu hingga bercampur dengan sampanye yang berada di dalam gelas.
Cara menunduk ke arah gelas sampanye itu lalu mendongakkan kepalanya dan melihat ke arah Ferro. Ia benar-benar tidak bisa menebak apa yang ada di dalam kepala pria itu.
"Itu anggur favoritku. Tapi tidak masalah kukira. Untuk merayakan pertunangan Cara dan Ferro," Gage menatap Ferro seolah menunggu pria itu mengatakan sesuatu, ketika Ferro tidak kunjung mengatakan sesuatu dan Dante menghabiskan segelas penuh sampanye bercampur anggurnya, pria itu menyunggingkan senyum tipis. "Selamat menikmati pestanya. Ayo Danny."
Cara mengangkat kepalanya kembali dan menyadari wajah Daniella, wanita yang berada di sisi Gage, itu telah memperhatikannya sedari tadi.
"Apa maksudmu, Ferro?" Gelas sampanye yang berada di tangan Cara diambil oleh Ferro dan menghabiskannya lagi, untuk kedua kalinya malam itu.
"Apa maksudku? Seperti yang kau dengar tadi, kau tunanganku." Pria itu tidak terlihat terganggu sama sekali dengan wajah kaget Cara atau pun Dante yang mendengkus keras di sebelahnya.
"Kau bertunangan dengannya?" Dante bertanya sambil lalu. "Sejak kapan?"
"Kau meninggalkannya, bajingan?" Cara bisa melihat gerakan aneh Dante sedaritadi atau Ferro yang terlihat marah saat ini.
"Dia mabuk." Cara memperhatikan gerakan aneh Dante dan menyadari pria itu sudah mabuk sedari awal. "Lebih baik kita pergi, Ferro." Cara menahan lengan Ferro hingga membuat pria itu menoleh ke arahnya.
"Kau beruntung aku tidak ingin membuat keributan di tempat ini sekarang, Dante." Ferro mengeluarkan nada peringatan yang terdengar begitu sinis dan tajam. "Aku akan memberikan peringatan kepadamu lain kali. Ayo Cara."
Ferro memutar badannya dan mengajak Cara keluar dari tempat itu, sementara Cara menolehkan kepalanya dan melihat wajah Dante yang terlihat acuh tak acuh. Ia tak mengerti apa yang terjadi kepada pria itu saat ini, tetapi sepertinya itu bukan hal yang baik.
***
Cara melepas kedua sepatu hak tinggi yang ia kenakan ketika mereka akhirnya tiba di dalam mansion. Kedua kakinya menjerit kesakitan karena mengenakan sepatu sialan itu. Cara nyaris tak pernah mengenakan sepatu hak tinggi sebelumnya, beberapa kali ia nyaris terjungkal dan jatuh karena sepatu itu bila saja Ferro melepaskan pegangan tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Vendetta | ✓
Acción"Semua benda punya harga. Bahkan manusia pun punya harga. Sekarang beritahu kepadaku, berapa hargamu?" Sebuah pertemuan singkat dengan pria itu membawa Cara Williams ke dalam sebuah lingkaran setan. Lingkaran yang mengurungnya, menguncinya, karena C...