XVI. In Questa Guerra

23.9K 2.6K 196
                                    

"Chris, apa yang kau lakukan di sini?" Cara terbelalak kaget melihat Christopher yang duduk di kursi meja makannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Chris, apa yang kau lakukan di sini?" Cara terbelalak kaget melihat Christopher yang duduk di kursi meja makannya.

"Apa yang kau bicarakan? Bukankah hari ini kita berjanji akan pergi ke Pork Chops?" Christopher terkekeh. Cara mengerjapkan matanya berkali-kali lalu menyadari mereka berada di rumahnya, salah satu flat apartemen di Englewood.

"Christopher!" Cara berteriak kaget ketika suara desingan peluru dari luar rumahnya terdengar, ia berlari ke arah Christopher dan mendapati sebuah luka peluru di dahinya. "Chris! Chris!" Cara berteriak nyaring ketika memeluk tubuh Christopher yang mendingin dengan mata yang terbuka lebar. "Chris!" Cara terisak ketika ia merasakan seseorang berada di belakangnya. Ia menoleh ke belakang lalu melihat sosok seorang pria yang menodongkan pistol ke arahnya.

Cara tak bisa melihat sosok pria itu dengan jelas karena bayangan topi fedora yang ai kenakan menutupi sebagian besar wajahnya. "Berikutnya giliranmu, Principessa."Hanya bibirnya yang terlihat ketika pria itu mengatakan kalimat itu kepadanya. Pria itu mengokang pistolnya lalu menembak kepalanya.

Cara menjerit keras dan mendapati dirinya telah terbangun di dari mimpi buruknya ke neraka yang sesungguhnya. Mimpi itu terasa begitu nyata, tubuhnya bergidik ngeri ketika ia membayangkan tubuh Christopher yang menegang kaku di pelukannya karena pria itu telah membunuhnya.

Badan Cara bersimbah keringat, rambutnya menempel erat di dahinya, napasnya berpacu cepat tidak beraturan. Sebuah tangan yang memeluknya nyaris membuatnya menjerit kembali ketika menyadari Ferro tertidur di sebelahnya.

Ia nyaris melupakan sebagian besar hal yang terjadi kemarin, selain Ferro membunuh pria itu tentu saja dan bagaimana ia nyaris mencungkil bola mata Calonzo keluar atau bagaimana Dante tidak segan-segan memotong jari jemari pria itu.

"Tidurlah kembali, Cara." Suara Ferro terdengar seperti gumaman. Ia tak tahu bagaimana bisa pria itu berakhir di kasurnya seperti malam ini, yang ia ingat hanyalah ia terisak hingga lelah dan akhirnya jatuh tertidur.

Cara membaringkan tubuhnya kembali dengan kaku, menyadari kalau ia sekarang tengah tidur bersama seorang pembunuh. Cara menatap jendela di kamarnya dengan tatapan kosong, ia bisa merasakan tangan Ferro yang mengusap punggungnya lembut hingga akhirnya ia bisa merasakan pria itu kembali tertidur.

Malam itu Cara tak bisa lagi tidur dengan tenang, setiap kali ia memejamkan matanya ia bisa melihat wajah orang-orang yang mati dibunuh di hadapannya. Hingga akhirnya gadis itu memilih tetap membuka matanya hingga semburat merah jambu matahari yang sebentar lagi terbit menyinari kamarnya.

Ia bisa merasakan Ferro yang perlahan bangkit dari atas kasur. Lagi-lagi pria itu bergerak dengan hati-hati seolah enggan membangunkan dirinya. Cara memejamkan matanya dan berusaha menenangkan degup jantungnya saat Ferro beranjak mendekatinya, pria itu terdiam tanpa melakukan apa pun saat memperhatikannya. Pria itu hanya mendekatinya, mengelus rambutnya, lalu tanpa ia duga mencumbu bibirnya selama beberapa detik. Ferro lalu beranjak pergi.

Vendetta | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang