XXXI. Bad Blood (M)

16.9K 1.8K 98
                                    

Chris duduk di tepi jalan, tangannya mencengkeram ponsel begitu erat hingga buku-buku jemarinya memutih. Percakapannya dengan Alan Darlings tidak berakhir seperti yang ia harapkan. Sejauh apa pengaruh seorang Ferro Belucci hingga kepolisian menghentikan segala proses perlindungan saksi ini dan memutuskan bahwa Cara adalah istri sah Ferro Belucci?

Chris memejamkan matanya sesaat lalu membanting ponselnya hingga layarnya pecah berkeping-keping, menyisakan segaris hitam di layarnya. Napasnya naik turun tak beraturan. Kenapa Cara memutuskan untuk pergi meninggalkannya seorang diri? Kenapa?

Rahangnya berkedut, tangannya terasa perih karena luka akibat tinjuannya, tetapi tidak ada yang mampu mengalahkan rasa sakit yang menggerogoti hatinya. Chris merasa dikhianati karena Cara pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepadanya. Bukankah mereka sudah berjanji untuk terus bersama?

Apa yang gadis itu katakan terakhir kali kepadanya? Tidak ingin menyakitinya? Chris mendengkus mencemooh. Apa yang gadis itu lakukan kepadanya saat ini jauh lebih menyakitkan daripada saat gadis itu pergi untuk pertama kalinya.

"Kau tidak mempercayaiku." Chris bergumam sembari mengusap wajahnya lelah. "Dan kau benar, aku tidak mempercayaimu." Chris menarik napas panjang.

Christopher membaca beberapa laporan yang diberikan oleh psikiater juga psikolog yang menangani Cara. Alan Darlings menyimpan semua laporan itu dengan baik tentu saja, tetapi Chris selalu memiliki cara untuk menemukan lembar demi lembar berisi hasil pertemuan Cara dengan para anggota kepolisian itu. Stockholm syndrome, Chris membaca sederet kata yang merujuk kepada kondisi psikologis di mana korban penculikan merasa simpati kepada penculiknya dan bahkan pada saat-saat tertentu, mencintainya.

Kondisi mental Cara yang tidak stabil membuat Chris bersikap terlalu waspada. Chris sangat ingin mempercayai Cara, tetapi gadis itu berbeda. Dia bukan lagi Cara-nya. Entah apa yang Ferro Belucci telah lakukan, tetapi Cara berubah. Atau mungkin saja bukan Cara yang berubah, tetapi Christopher.

Christopher menunduk meraih ponselnya yang hancur berantakan lalu menarik napas gusar. Chris tak tahu apa yang telah Ferro lakukan, tetapi pria itu jelas telah membuat jurang diantara mereka berdua. Chris tidak bisa mengabaikan laporan yang ia baca dan tanpa ia sadari ia mengubah sikapnya kepada Cara, mengucilkan gadis itu, membuatnya lebih sendiri daripada saat Cara bersama Ferro.

Bukankah mereka hanya memiliki satu sama lain sekarang? Ataukah dia salah? Apa sekarang Ferro Belucci telah menggantikan posisinya di mata Cara?

***

Suara pintu yang terbuka mengalihkan perhatian Cara dari kasur yang ia tempati saat ini. Kehadiran Ferro membuat ruangan berukuran enam kali enam itu beribu-ribu kali lebih sempit daripada sebelumnya.

Cara mengambil benda yang paling dekat dengan jangkauan tangannya, sebuah jam beker antik berwarna putih yang berada di atas nakas, lalu melemparkannya ke arah Ferro. Jam itu melesat jauh, menghantam dinding hingga jatuh hancur berantakan. Cara lalu mengambil benda lain, kali ini sebuah lampu, lalu melemparkannya ke arah Ferro. Pria itu tidak berusaha menghindar, tidak seperti jam beker itu, meskipun jaraknya tipis, lampu itu sempat mengenai wajah Ferro hingga membuat sebuah luka tipis di pipi pria itu.

"Cara."

"Pergi!" Cara memekik, tidak ada kata yang bisa menggambarkan apa yang ia rasakan saat ini. "Pergi, Ferro!"

"Cara." Ferro berjalan tenang hingga ia berhasil meraih sisi Cara, mencengkeram kedua lengan wanita itu, memaksanya untuk tetap diam.

"Pergi!" Cara menatapnya nanar, dua tahun ia berusaha bersembunyi dari pria yang berada di hadapannya ini. Dia kira dia bisa lari dari hadapan Ferro, dia kira malam di mana Chris nyaris mati di pelukannya adalah malam terakhir ia melihat wajah pria itu. "Aku tidak ingin melihatmu." Cara memukul badan Ferro sekuat tenaganya.

Vendetta | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang