Melihat dari tatapannya membuat Xiao Gie merasa kurang puas. Ia beralih menghadap Wu Xiao yang ikut terkejut hingga sedikit mengejang akibat mendapat tatapan mengerikan yang lagi-lagi berasal dari kakak Liyingnya.
"Pangeran tenang saja. Meimei-mu akan baik-baik saja, ada aku dan kamu yang menjaganya. Benarkan, Liying?" ucap Wu Xiao sembari tersenyum sangat lebar ke arah Yiu.
Yiu sendiri merasa bulu kuduknya hampir berdiri melihat senyum itu. Namun, ia mengerti dan ikut tersenyum sembari menggaet lengan Xiao Gie untuk kembali fokus berjalan menuju Qiu Wang.
"Gege, sebentar lagi kita akan sampai rumah."
♣♦♣
Pasukan kecil itu berjalan dengan kecepatan sedang menuju gerbang kota Qiu Wang.
Banyak memori terlintas dalam benak Yiu membuatnya kembali bernostalgia setelah hampir satu tahun tidak memijakkan kakinya di jalur hutan ini dengan perasaan sebahagia ini.
Tak lama beberapa prajurit berkuda datang membawa beberapa kuda yang tanpa pengemudi, mereka membawa kuda itu untuk Yiu dan kedua pangeran beserta prajurit yang ada dalam pasukan kecil itu dapat lebih cepat sampai ke istana.
Tak lupa mereka juga menyiapkan sebuah kereta kuda dengan gerobak jeruji besi yang kokoh di belakang mereka.
Gerbang kota sudah terlihat di depan mata. Setiap detiknya terasa mendebarkan bagi kedua kakak beradik itu, banyak kenangan pahit dan manis tercampur aduk dalam ingatan keduanya.
Pandangan keduanya bertemu. Xiao Gie menatap Yiu sangat dalam sedangkan Yiu sendiri sedang mengendalikan air mata yang menggenang di pelupuk matanya agar tidak jatuh sembari menyunggingkan senyum manis.
Gerbang kota sudah terbuka lebar menampilkan pemandangan bangunan di dalam tembok tinggi yang mengelilingi kota. Di sepanjang jalan masuk mereka sudah di sambut oleh prajurit dan penduduk Qiu Wang dengan sangat antusias saat mendengar penerus asli kerajaan mereka telah kembali.
Riuh sorak sambutan terdengar sangat keras, warga yang berada di dekat gerbang segera berdesakan hanya untuk menyambut rombongan itu dan melemparkan beberapa bunga yang bisa mereka dapat sebagai wujud rasa bahagia.
Rombongan berkuda mereka semakin mendekati istana, genderang drum raksasa ditabuh penuh semangat menyambut calon raja asli mereka yang telah kembali.
Rombongan mereka memijakkan kaki di pintu gerbang lalu memasuki kawasan istana, di dekat pintu gerbang terdapat barisan prajurit Qiu Wang yang sepertinya adalah bawahan Hai Ran yang berjongkok dengan tangan di belakang tengkuk mereka sembari sesekali menerima cambuk.Yiu dan Xiao Gie turun lebih dahulu diikuti dengan Wu Xiao. Ketiganya menegakkan kepala lalu berjalan tanpa ragu menaiki anak tangga menuju bangunan besar berupa aula kekaisaran yang ada di depan mereka.
Di setiap sisi anak tangga terdapat prajurit dengan seragam militer yang sama dengan pasukan kerajaan Qiu Wang yang berbeda adalah mereka mengenakan kain merah yang terikat di lengan kanan.
Di ambang pintu besar berwarna merah sudah berdiri Jenderal Rong bersama petinggi-petinggi aliansi yang sebagian besar adalah utusan adipati kota, tak lupa kedua Xu bersaudara pun ikut berlutut dengan tangan menangkap di depan dada menyambut kedatangan Xiao Gie dan Yiu.
"Selamat datang Yang Mulia Kaisar Qiu Wang yang diberkati dewa. Semoga Yang Mulia hidup seribu tahun lagi."
Xiao Gie yang notabennya adalah putra mahkota dan belum sah menjadi seorang kaisar menurunkan alisnya lalu menyuruh mereka untuk segera bangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower Of War (Slow Update)
FantasyYiu Jiefang, gadis berusia 27 tahun, menjabat sebagai Komandan Pasukan Elite Angkatan Darat China yang terkenal akan kejeniusannya dalam bidang militer terutama dalam hal mengatur strategi. Keahlian dalam menggunakan berbagai macam senjata tidak per...